Selamat Membaca 🥂
.
.
.
.
.
.
.
.
🍃🍃🍃
"Tenang saja, pertemuan kita itu udah setting-an dari tuhan. Aku yakin, semua ceritanya gak akan mengecewakan."
~Michelia Betharia~
🍃🍃🍃
"Cepet Neng, lo udah nyampe mana? Jangan bilang lo masih di rumah dan masih dandan, gue tinggal masuk kelas ye lu. Ini udah hampir masuk," cerocos Restu setelah berhasi menghubungi Mishelia.
"Jangan ditinggal woy, gue udah di parkiran, bentar! Habis dari parkiran jalan ke mana?" jawab Mishelia panik, takut jika si Restu ilahi benar-benar meninggalkannya.
"Lurus aja, gedung pertama yang lu lihat itu, masuk dan naik tangga. Lantai dua paling pojok sebelah kanan dari tangga, gue tunggu depan kelas," arahan dari Restu.
"Otw," jawab Mishelia kemudian mengakhiri sambungan telepon dari Restu.
Mishelia berjalan cepat sembari membenarkan jam yang ada di tangannya, gara-gara ulah Restu dia harus mempersiapkan dirinya sambil berjalan.
Bug!
Tanpa sadar karena kecerobohannya dia menabrak pemuda yang sedang berpapasan dengannya.
"Eh maaf, Kak. Saya gak sengaja," ucap Mishelia pada pemuda itu.
"Lo Mishelia kan?" tebaknya.
Mishelia memperhatikan pemuda tersebut dengan fokus, dia berusaha mengingat-ingat siapa pemuda yang ada di hadapannya itu.
Beberapa menit kemudian dia mendesah kecewa, menyerah untuk mengingat siapa nama manusia yang ada di hadapannya. Tidak diragukan lagi, ingatan Mishelia mengenai nama seseorang memang sangat lemah. "Iya, maaf kamu siapa ya? Dan tau nama saya dari mana?"
Pemuda itu mengerutkan kening. "Gue Immanuel, kembarannya Michael," jawabnya memperkenalkan diri.
"Aduh, siapa lagi Michael. Nasib-nasib, pagi-pagi udah disuruh inget nama orang," runtuk Mishelia dalam batin.
Mishelia tersenyum lebar. "Oh, Imannuel kembarannya Michael. Iya ... iya. Gimana kabar lo?" tanya Mishelia. Mishelia mengangguk dan seolah-olah sudah mengingat Immanuel, padahal dia melakukan itu untuk mempercepat durasi agar dia tidak membuang waktu banyak.
"Alhamdulillah baik, lo gimana kabarnya? Eh btw, ngapain lo di sini?"
"Alhamdulillah baik juga, iya nih gue lagi mau nyari jodoh, doain ya biar dapet," jawab Mishelia asal.
Immanuel terkekeh, "ada-ada aja ye lu tingkahnya."
"Please! Jangan bertanya apapun lagi tentang nama ataupun kejadian masa lampau, gue gak inget, gue gak inget lo siapa, gue gak inget Michael itu siapa, dan kalian berasal dari planet mana, gue gak inget, please!" batin Mishelia berkomat kamit.
Mishelia melihat jam tangannya. "Eh, udah mau masuk nih, maaf ya, gue duluan."
"Okay, hati-hati. Jangan sampai nabrak orang lagi," pesan Immanuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia Yang Kau Rindukan
Novela Juvenil"Jangan masuk ke ruang itu, ruang itu dulu pernah terkena badai hebat yang membuat mayoritas kaca pecah menjadi serpihan tajam dan aku belum sempat untuk merenovasinya. Nanti saat kamu masuk, malah kamu akan terluka akibat dari terkena serpihan kaca...