🌼PROLOG🌼

5.4K 297 128
                                    

Evinda Laura, itu namaku. Aku mahasiswi semester akhir yang saat ini lagi gencar-gencarnya mengerjakan skripsi. Kalian juga pasti tau, kalau skripsi bagaikan hantu yang amat sangat mengganggu. Oleh karena itu perlu untuk di musnahkan sesegera mungkin.

Hari ini, dimana mahasiswa/mahasiswi lain sedang Berleha-leha, kencan dengan pacar, atau menghabiskan waktu liburnya, aku malah harus berada di kampus untuk bimbingan dengan dosen.

"Evi!" Panggil seorang dibelakangku.

Tanpa perlu melihat kebelakang, aku tahu itu adalah sosok perempuan cempreng. Meta Nuraini, sahabat yang aku kenal semasa menjadi mahasiswa baru.

Dia udah mensejajarkan dirinya disampingku. "Lo temenin gue ya vi?! Gue gak mau sendiri, disana banyak kakak tingkat cowok. Gue malu."

Aku melirik sekilas padanya dengan terus melangkahkan kaki menyusuri lorong kampus.

"Kalau banyak kakak tingkat, itu berarti lo gak sendiri mail." Jawabku malas pada akhirnya.

Meta berdecak sebal, tapi tak ayal ia juga menjawab "Gak ada ceweknya jarjit, nanti gue kasih novel deh. Ini ceritanya seru, walaupun klise, tapi lo pasti suka."

Aku yang mendengar itu langsung menghentikan langkahku dan menghadap pada Meta berada. Tawaran yang sangat menggiurkan. Karena aku adalah penyuka novel garis keras! Apalagi kalau genrenya romance.

Meta yang merasa tawarannya itu tidak mungkin di tolak, ikut berhenti berjalan juga. Ia menatap kearahku dengan kedua alis yang di naik turunkan. Tak lupa cengirannya yang menyebalkan itu ditampilkan, seolah berkata 'Gimana? Lo bakal nyesel kalau nolak.'

Aku menghela nafas dengan kasar. 'Licik' batinku sembari menatap  Meta.

"Oke deh, karna lo maksa." Lanjut ku menanggapi Meta. Aku gak bisa kehilangan novel itu. Karna novel rekomendasi Meta emang gak pernah gagal menurutku.

"Asik, yoklah kita menuju ruangan bu Suci" Girangnya dan menarikku berjalan.

Sesampainya di depan ruangan bu Suci, terbukti benar perkataan Meta. Banyak banget mahasiswa yang menunggu disana, dan gak ada mahasiswi perempuan sama sekali selain aku dan Meta.

Setelah menunggu beberapa menit, tibalah bagian Meta masuk. Sebelum itu, ia sudah memberikan novelnya padaku dengan judul "Call Me Lova".

Tunggu, aku kayak gak asing dengan judul novel ini. Setelah ku ingat-ingat, ternyata aku udah pernah baca ni novel, dan itu baru kemarin!

'Ah, sial' batinku kesal.

Percuma bela-belain nunggu si Meta bimbingan kalau ternyata kayak gini.

"Seharusnya tadi gue tanya judulnya dulu gak sih.." Rutukku bermonolog sendiri sambil membuka asal halaman novel itu dengan acak.

Novel ini menceritakan seorang Gadis SMA yang bernama Lova Raya Jahindra. Disini penulis tidak menceritakan tokoh Lova yang menye-menye seperti novel pada umumnya, yang protagonis perempuan selalu bertingkah lemah lembut, imut, dan mirip marmut.

Beda sekali, aku sangat suka dengan novel ini. Banyak tokoh yang sifatnya digambarkan dengan unik.

Singkat isinya, seperti pada novel romansa umumnya. Lova yang merupakan protagonis perempuan di cerita ini menyukai diam-diam sahabatnya dari kecil yakni Elvano Ragambara. Tetapi Elvano sudah memiliki kekasih, yakni tokoh antagonis perempuan bernama Sovia Caya Mahestana. Elvano membagi rata perhatiannya baik dengan sahabat perempuan maupun kekasihnya.

Darisinilah sisi antagonis Sovia muncul. Ia sebagai kekasih, tidak terima dengan perhatian lebih Elvano terhadap sahabatnya. Timbul konflik dan menyebabkan Lova kecelakaan dengan pelaku utamanya Sovia. Elvano yang tak habis fikir langsung memutuskan Sovia, dan mencebloskannya ke dalam penjara.

Perasaan Lova akhirnya diketahui oleh Elvano. Tanpa Elvano sadari, ternyata ia juga memiliki perasaan yang sama terhadap Lova. Akhirnya mereka saling terbuka, berpacaran, dan hidup bahagia. Happy ending.

Dalam waktu 15-20 menit aku hanya bisa menatap sampul novel dengan malas. Ini cerita bagus sih, tapi aku gak seneng kalau si tokoh antagonis perempuannya harus dipenjara pada akhirnya.

Oleh karena itu aku jadi kesel lagi gara-gara keinget akhir cerita novel itu yang sangat tidak adil untuk Sovia.

Meta keluar dari ruangan bu Suci, ia langsung menghampiriku dengan lesu. Aku dapat melihat, seolah punggung Meta di timpa buku-buku tebal oleh bu Suci.

Tapi aku juga gak kalah lesu, karna aku merasa terbohongi. Walaupun Meta sebenarnya juga gak tahu apa-apa kalau novel yang ia beri sudah pernah ku baca.

"Kenapa lo? Lesu gitu, yang bimbingan gue dahal." Tanyanya setelah duduk di samping ku.

"Sebel banget gue, revisi mulu. Gak kelar-kelar nih skripsi. Jadi pengen di nafkahin aja dedek." Cerocosnya berlanjut.

"Gue lebih sebel." Jawabku seadanya sambil melihat jam yang berada di tanganku. Ternyata sudah tinggal 10 menit giliran waktuku bimbingan.

Meta yang mendengar itu mengangkat sebelah alisnya, ia menatap padaku sambil sesekali berganti menatap novel yang tadi ia berikan.

"Oh, ngerti gue. Novelnya gak bagus ya menurut lo?" Tebak nya.

"Gue udah pernah baca."

"Ha? Kapan? Orang ini novel eksklusif bulan ini doang. Kemarin aja gue beli cuma sisa 1. Mana mungkin lo beli duluan sedangkan gue belinya di luar kota. Disini gak ada." Cerocosnya tak percaya dan aneh.

"Di perpus Tomito. Emang lo gak tahu? Kalau perpus itu selalu update?" Jelasku pada Meta yang lemotnya tiada kira.

"Astaga gue lupa. Hehe.. Gue cariin novel lagi deh lain kali." Cengir Meta.

"Karena pengganti ini novel belum ada saat ini. Jadi sekarang lo harus bayar dengan temenin gue bimbingan. Ayok, udah telat nih." Putusku kemudian.

"Iya-iya, ayok. Apa sih yang enggak buat lo" jawab Meta.

Dengan semangatnya ia menarik dan menggandeng tanganku untuk berdiri tiba-tiba.

Karena belum siap dengan kondisi kakiku yang tidak seimbang dan kedua tanganku yang penuh membawa novel serta dokumen skripsiku, aku terjatuh dan kepalaku menghantam pot bunga yang sisinya lancip.

Aku mendengar teriakan Meta yang panik serta diiringi kata maaf untukku. Pusing sangat menghantam kepalaku dan aku sudah menduga bahwa pasti akan keluar darah.

'Sekarang apa lagi Tuhan?' Batinku dan kesadaran perlahan lenyap.

********
To be continued

21 Oktober 2023

Unknown Character (Beluna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang