🌼Chapter 9🌼

2.6K 215 98
                                    

Halo readers🙌

Gimana kabar kalian semua? Masih semangat buat baca cerita ini kan? Hehe

Kalau ada typo, boleh banget ditandain ya..🤗

Terimakasih buat yang udah baca, vote dan komen.. Semoga kalian semua dilimpahkan banyak rezeki..💚

Happy reading~

°
°
°

Seorang gadis berambut gelombang tampak santai masih memakan sarapannya dengan khidmat. Ia sudah memperkirakan bahwa dirinya saat ini sudah amat telat untuk masuk ke sekolah.

Siapa yang menyangka, jika mengerjakan tugas pekerjaan rumah bisa sampai selarut itu.

Seminggu yang lalu, tugas Biologi itu telah selesai ia kerjakan dengan baik dan teliti. Tapi entah kemana, buku yang harusnya ada di dalam laci meja belajar, malah tidak diketahui keberadaannya.

Gadis tersebut selalu mengecek bawaan sekolahnya setiap malam hari. Ia sudah memahami, jika tidak disiapkan semalam sebelumnya, sudah pasti besok akan sangat keteteran.

Naasnya, buku tugas yang harusnya dikumpulkan pada besok hari, hilang. Dengan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, ia sangat cekatan mengerjakan tugas itu lagi. Barulah, ia bisa beristirahat di jam 2 malam. Hal itu lah yang membuatnya telat bangun pada hari ini.

Orangtuanya saat ini sedang tidak berada di rumah. Kakak dan adiknya juga sudah berangkat ke sekolah. Maklum, saat ini sudah pukul 06.40 menit.

Selesai dengan sarapannya, gadis tersebut cepat-cepat berlari kearah mobil yang selalu ia tumpangi berada.

"Pak, aku udah telat. Nanti bawa mobilnya lebih cepat ya?!" pintanya pada pak sopir setelah duduk di kursi bagian belakang.

"Siap non!" ujar bapak sopir itu semangat dan langsung tancap gas membelah jalanan.

Bisa dibilang, tempat tinggalnya tidak jauh dari sekolah yang ia ampu. Ini merupakan suatu keberuntungan untuk gadis tersebut.

"Berhenti di tempat biasanya ya pak!" pintanya lembut setelah mengetahui bahwa tujuannya sudah berada di depan mata.

Mobil hitam itu sudah berhenti tidak jauh dari halte berada. Sebelum turun, gadis itu menyempatkan diri dengan berpamitan kepada sang sopir. Ia selalu menampilkan senyumnya saat berbicara dengan sopir keluarganya itu.

Setelahnya, ia turun dengan anggun. Raut wajah yang tadi ia tampilkan saat berada di dalam mobil, dengan cepat berubah seketika. Tidak ada senyuman di dalam wajahnya. Tidak juga terdapat raut kepanikan, walaupun jam kini sudah menunjukkan pukul 06:55 pagi. Dimana, pada pukul 07:00 waktu pelajaran pertama sudah dimulai.

Mobil yang membawanya perlahan hilang tak terlihat. Ia berjalan menyusuri trotoar. Terdapat beberapa siswa yang juga berlarian kearah gerbang sekolah itu berada. Mereka sangat takut telat. Lebih tepatnya, takut terkena hukuman.

Tidak terlalu jauh dari tempatnya berjalan, ia merasa di dorong oleh seseorang dari arah belakang. Hal tersebut menyebabkan ia terjatuh menghantam sesuatu yang keras dan masuk ke dalam selokan. Sebelum sempat terjatuh, ia berhasil menarik gantungan kunci yang berasal dari tas pelaku dan memasukkan ke dalam saku rok miliknya. Niatnya hanya ingin berpegangan karena refleks, tapi naasnya malah barang yang ia pegang putus.

Penglihatannya semakin samar untuk dapat melihat siapa gerangan sosok yang mendorongnya itu. Sudah dipastikan, dia seorang perempuan, karena memakai rok seragam yang sama dengannya. Mata yang berkunang-kunang serta kepalanya yang terasa sakit membuatnya sedikit demi sedikit menjadi lemas. Mata gadis itupun tertutup rapat, dan gadis tersebut kehilangan kesadarannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unknown Character (Beluna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang