Ibun dan Abang

1.1K 67 4
                                    

Haii, terimakasih banyak sudah mau berkunjung dan berkenan membaca cerita ini. Salam sayang untuk kalian semua <3

 Salam sayang untuk kalian semua <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ ⚠️

The stories contain a lot of harsh words, family issues and mental health issues.

***

Hema dan Jeffery duduk di tepi kasur milik Nayasa, melihat Nayasa yang sedang tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hema dan Jeffery duduk di tepi kasur milik Nayasa, melihat Nayasa yang sedang tertidur pulas. Tatapan mereka berdua begitu khawatir pada anak itu. Pasalnya setelah pulang tadi, Nayasa menangis.

Jeffery memang tidak mendengar isakan nya itu, tapi jejak air mata itu jelas tercetak di wajah manis Nayasa.

"Hema, kalau om boleh tahu. Apa bener kamu yang ngunjungin Saputra ke lapas?" tanya Jeffery, Hema menengok ke arah Jeffery.

"Om.."

Jeffery mengangguk, "Iya Hema, Om tahu. Dan kamu tau? Papa nya Nayasa salah paham. Dia ngira, Nayasa yang menemui Saputra. Nayasa sampai di pukulin sama Papanya."

Betapa terkejutnya Hema mendengar penuturan Jeffery.

"Om..S-saya.. Saya minta maaf.."

Jeffery menepuk pundah Hema, "Nanti saja ya kamu ceritakan dan minta maaf pada Nayasa, bukan dengan saya."

"Tapi Hema.. Saya berterimakasih pada kamu. Terimakasih sudah mau membantu saya buat mencari informasi ini, Hema.."

"Om.." Hema menatap ke arah Jeffery.

"Hema, saya benar-benar buta soal masalah Abang saya ini. Saya ngga tahu apa yang terjadi, Abang saya tidak pernah cerita apapun masalah dia pada saya."

"Ketika saya ingin mencari informasi sendiri, Abang saya melarang juga mengancam saya. Kalau saya berani cari tahu itu semua, saya dipastikan tidak bisa lolos menjadi Dokter. Kuliah saya akan dicabut oleh Abang saya, dan saya ngga bisa kuliah lagi.."

"..Karena pada saat itu, biaya kuliah saya serta semua hidup saya itu bergantung pakai uang Abang. Makannya saya manut sama dia, karena saya tidak mau kehilangan cita-cita yang sudah dari dulu saya dambakan."

Semestanya Abang  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang