Adik

4.7K 144 1
                                    

HAIIIII HAIII, SEBELUM BACA AKU MAU NGUCAPIN MAKASII BUAT KALIAN KARENA UDAH MAMPIR KE CERITA INI!!

HAIIIII HAIII, SEBELUM BACA AKU MAU NGUCAPIN MAKASII BUAT KALIAN KARENA UDAH MAMPIR KE CERITA INI!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ ⚠️

The stories contain a lot of harsh words, family issues and mental health issues.

Happy Reading <3

***

"Pah.. a-ampun, sa-sakit Pah. Badan Yasa sakitt.. "

Pletakk..

Suara sabuk yang dipukul ke badan manusia itu saling bersahutan dengan lirihnya suara meminta berhenti.

"Saya kerja banting tulang, capek sana sini buat biaya in kamu!"

"ANAK GATAU DI UNTUNG!!"

"KAMU NGGA PERNAH BISA JADI KEBANGGAN SAYA SEPERTI ABANG KAMU ITU!!"

"BUAT APA SAYA BANTING TULANG KALAU KAMU NGGA BISA BUAT SAYA BANGGA DENGAN PRESTASI KAMU!!"

Pletakk..

Pukulan demi pukulan terus menghantam punggung mulus Nayasa.

"A-ampun.. Maaf Pah.. Ma-maaf.."

Rintihan laki-laki manis itu dihiraukan oleh sang Papa. Abi tersulut emosi, pasalnya Nayasa hari ini dikabarkan mendapat nilai ulangan di bawah seratus.

"Kedepan nya saya ngga mau denger kalau nilai kamu tetap di angka delapan, kamu harus bisa seratus. Harus bisa sempurna seperti Abang kamu!"

Saat tangan Abi hendak memukul punggung Nayasa kembali, tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok Skala dengan napas yang memburu.

"Pah!! Jangan!! udah cukup sakitin Adek nya!! Skala mohon Paa.." pinta Skala.

"Pergi Bang!! jangan sampe Papa alihin sabuk ini ke kamu!!"

Skala menggeleng, "PERGI SKALA!! PERGI!! KALAU KAMU NGGA PERGI PAPA NGGA IZININ KAMU BUAT KETEMU LAGI SAMA ANAK INI!"

Skala memundurkan langkahnya, pandangannya tak lepas dari mata sang Adik. Mata yang Skala lihat meminta pertolongan akibat rasa sakit yang diberikan oleh Papa nya.

PLETAKK..

Mata Skala terpejam membayangkan betapa sakit dan perih nya tubuh sang Adik.

"S-sakitt.."

Tanpa berpikir panjang, Skala berlari ke arah Nayasa, tanpa mendengar larangan Sang Papa.

"Adekk.." Skala bersimbuh di hadapan Nayasa, merengkuh tubuh Adiknya yang kesakitan.

"Skala!! Pergii!!" Teriak Abi.

"Pahh.. udah dong, Adek kesakitan. Badan nya udah biru-biru, Abang mohonn.."

Semestanya Abang  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang