Extra Chapter

1.9K 76 17
                                    

Hallow,
sumpah ya ini baru kemarin end, aku udah kangen lagi nulis cerita tentang mereka. Huhu..

Okelah disini aku mau kasih cerita tambahan dehh sumpahh ini wajib banget di up sksksk. Cuman dikit kok 🤏

***

-IKHLAS YANG SESUNGGUHNYA-

"ABANG!!!" Jeffery berlari menghampiri Skala, ia menjauhkan cutter yang sedari tadi Skala genggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ABANG!!!" Jeffery berlari menghampiri Skala, ia menjauhkan cutter yang sedari tadi Skala genggam.

"Abang apaan sih! Bukan begini caranya, Abang.." Jeffery memeluk tubuh Skala.

Dilihatnya Skala hanya terdiam, "Abang ngga boleh kaya gitu, Abang ngga boleh sakitin diri Abang sendiri.."

Skala terisak, mendengar itu Jeffery lebih mengeratkan pelukan nya untuk sang keponakan.

"Abang capek, Om. Buat apa Abang bertahan disini kalau Abang cuman sendirian? Papa sama Adek jahat, Abang ditinggal sendiri disini.."

"Abang kenapa ngomong begitu? Abang kan masih punya Om, Om bakal terus sama Abang sampai kapan pun."

Skala menggeleng, "Abang cuman mau sama Adek, Abang mau susul Adek.."

Skala melepaskan pelukan Jeffery, ia kembali meraih cutter yang tadi sudah Jeffery simpan di atas nakas.

Jeffery kepalang panik, ia kemudian merebut cutter itu.

"Lepas om!!" Skala memberontak, ia mendorong Jeffery. Namun nihil, Jeffery tidak mau menghindar.

"OM LEPAS!! ABANG CUMAN MAU KETEMU ADEKK, LEPAS OM!!"

Brak.

Cutter itu berhasil di raih Jeffery, yang kemudian ia lemparkan begitu saja ke sembarang arah.

Jeffery kembali meraih tubuh Skala untuk di dekap.

Terdengar rintihan tangis dengan suara yang bahkan hampir tidak terdengar di telinga Jeffery. Skala nya menangis.

"Abang.. Om tahu, ikhlas bukan perihal yang mudah. Merelakan orang yang kita sayang emang ngga mudah, Abang.."

".. Tapi kalau Abang sampai nyakitin diri sendiri, apalagi sampai ingin menyusul Adek itu bukan hal yang di normal kan, Bang.."

".. Adek bakal ngga suka kalau liat Abang kaya gini, Abang kira Adek bakal tenang disana kalau liat Abang nyiksa diri Abang sendiri, hmm?" tanya Jeffery.

Skala terdiam, "Udah ya, Abang istirahat dulu. Tenangin pikirannya, tidur dulu ya.." Jeffery membantu Skala untuk naik ke atas tempat tidur, Skala tidak menolak. Pasalnya tubuhnya memang sudah terlalu lelah.

Jeffery membantu menaikkan selimut agar bisa membungkus tubuh keponakannya itu dengan nyaman. Ia usap surai Skala , "Istirahat ya Abang.."

***

Semestanya Abang  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang