Haii, terimakasih banyak sudah mau berkunjung dan berkenan membaca cerita ini. Salam sayang untuk kalian semua <3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️⚠️
The stories contain a lot of harsh words, family issues and mental health issues.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini, Nayasa dan Mahen di sibukkan dengan kesiapan mereka untuk berangkat menuju bandara.
Ibun yang sudah duduk manis diatas kursi roda dengan Nayasa yang berada di belakangnya, serta Mahen yang sibuk membawa barang bawaan mereka.
"Sudah siap semua kan, Mahen?" tanya Ibun, Mahen melihat kembali barang bawaan mereka.
"Sepertinya sudah Ibun, kita tunggu Om Jeffery sebentar ya Ibun." Ibun mengangguk.
"Selamat Pagi Ibu Neira.."
"Dokter, selamat pagi juga Dokter.." balas Neira. Sang Dokter tersenyum menanggapi.
"Sudah siap berangkat?" tanya sang Dokter.
"Sudah, Dokter. Kami sedang menunggu Om nya anak-anak, beliau yang akan mengantarkan kita ke bandara."
"Baik, Ibu Neira saya sudah bicarakan kondisi Ibu Neira dengan Dokter disana. Nanti Ibu dan keluarga langsung menghubungi beliau saja ya, nanti saya beri informasi lebih lanjut mengenai beliau lewat Mas Mahen." Ketiganya mengangguk.
"Saya permisi ya, safe flight Ibu Neira, Mas Mahen, Mas Nayasa. Semoga Ibu Neira bisa lekas membaik ya."
Tidak lama setelah sang Dokter pamit, Jeffery tiba dan menghampiri ketiganya.
"Maaf saya terlambat ya? Sudah siap semuanya?" ujar Jeffery.
"Tidak apa-apa Jeffery, terimakasih ya sudah mau di repotkan sama saya dan anak-anak."
Mendengar itu Jeffery tersenyum, "Ngga ada yang ngerepotin kok mbak, ini juga bagian dari tugas nya Jeff."
"Om Jeff sendirian aja?" tanya Nayasa. Nayasa menatap ke arah Jeffery, ia harap Jeffery mau membujuk Skala untuk ikut mengantarkannya ke bandara.