Aca dan Hobi

876 50 3
                                    

Haii, terimakasih banyak sudah mau berkunjung dan berkenan membaca cerita ini. Salam sayang untuk kalian semua <3

 Salam sayang untuk kalian semua <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi ini menjadi pagi yang tidak baik bagi Skala dan Nayasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini menjadi pagi yang tidak baik bagi Skala dan Nayasa. Pasalnya pagi ini mereka terlambat bangun. Wajar, karena di rumah saat ini hanya ada mereka bedua.

Papa Abi?

Entahlah kemana. Pria itu terlalu sibuk berkutat dengan berkas-berkas dan laptopnya.

"ADEK BURUAN ELAH, UDAH TELAT INIII!! SARAPAN NANTI DI SEKOLAH AJA!!" teriak Skala dari luar rumah.

Nayasa berlari menghampiri Skala dengan menenteng selembar roti.

"Kunci pintu nya janga lupa!" titah sang Abang, Nayasa mengangguk dan mengunci pintu rumahnya. Kemudian segera menghampiri motor Skala dan duduk di belakang Skala.

Motor Skala melaju dengan kecepatan diatas maksimal. Nayasa bergidik ngeri Bang, Adek belum mau mati.. Batin Nayasa.

Saat detik-detik mereka tiba di depan gerbang sekolah, gerbang pun hampir tertutup sempurna.

"PAK AMIR JANGAN DULU DI TUTUP!!!" teriak Skala.

Namun nihil, saat motor Skala tiba di gerbang. Gerbang tertutup dengan sempurna, membuat Skala dan Nayasa menghela napas.

"Ah elah Pak Amir, buka dong ini nanggung banget tinggal masuk."

"Aduhh iya dong Pak Amir buka, saya telat dikit doang ini." ujar seorang perempuan di samping Skala dan Nayasa.

Skala dan Nayasa menoleh ke arah suara itu, dan..

"Loh Kak Aca?" panggil Nayasa.

Namanya di panggil, Aca menoleh ke arah sumber suara. "Hah? eh.. Kamu yang kemarin ya?" tanya Aca.

Nayasa mengangguk, "Iya Gue yang kemarin." Bukan, bukan Nayasa yang menjawab, melainkan Skala.

"Dih sokap lo, gue nanya ke adek lo bukan ke lo." jelas Aca.
Skala berdecih mendengar ucapan Aca.

Semestanya Abang  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang