28 - ready or not?

859 89 20
                                    

Hallo readers siders
Happy reading

[Name] mengusap perut buncitnya perlahan melihat ke arah langit yang memancarkan sinar senja di sore hari, wanita yang mengenakan dress putih itu menatap ke arah langit dengan perasaan khawatir.

Padahal tidak ada yang terjadi tapi entah kenapa tiba-tiba wanita hamil itu merasa gelisah akan apa yang ia pikirkan. Siang tadi, Jonggun tiba-tiba mendapat telepon dan pergi dengan keadaan yang cukup terburu-buru, dan hal itu tidak lepas dari pandangan mata sang wanita.

[Name] juga beralih menatap beberapa penjaga yang menjaga sekeliling mansionnya kini berkumpul di dekat kamarnya dan Jonggun, para penjaga bertato itu terlihat gelisah Dan panik mereka semua seakan berkumpul dan berjaga tepat di bawah posisi [name] yang berdiri dari dalam kamar di dekat jendela.

Melihat para penjaga yang terlihat panik juga mengakibatkan wanita hamil itu berpikir yang tidak tidak. Entah apa yang akan terjadi tetapi rasa takut dan rasa tidak nyaman itu kembali datang hingga membuat bayi dalam perutnya juga ikut menendang seakan menandakan tanda bahaya.

[Name] menarik nafas pelan, suasana hari ini cukup dingin dengan cahaya senja yang cukup membuat langit indah tapi kali ini malah membuat rasa takut di dalam diri ini mulai muncul.

[Name] kembali menarik nafas dalam, ia memutuskan untuk menutup horden kamarnya sehingga ia tidak berpikir negatif tentang hal-hal yang tidak akan terjadi.

[Name] mendudukkan diri dipinggir kasur, ia mengusap pelan perutnya yang buncit berusaha menenangkan bayi didalam kandungannya. Tapi bayi itu seakan terus menendang didalam sana seakan memberikan perasaan tak nyaman semakin besar didalam diri [name].

Wanita itu bangkit, memilih untuk membuka pintu kamar untuk mencari keberadaan dokter Aeri yang ditugaskan Jonggun untuk bersamanya saat pria itu keluar.

"Aeri?"

Belum sempat [name] menekan tombol lift, lift itu terbuka menampakkan dokter aeri yang terlihat cemas.

"Nona, kenapa keluar?"

[Name] menyerit kebingungan saat melihat raut panik dan khawatir milik Aeri.

"Memangnya ada apa?"

Aeri tersenyum seakan tak ada apapun yang terjadi walaupun hal itu sudah lebih dulu dibaca oleh [name].

"Tidak apa-apa nona, tuan Jonggun bisa memarahi saya jika ia tau anda banyak bergerak dan membuat diri anda lelah.."

"Haa, tidak kok aku kan hanya berjalan. Oh ya Aeri ada apa dibawah kenapa terdengar berisik sekali?"

Tubuh Aeri menegangkan mendengar pertanyaan yang dilontarkan sang nona padanya, tidak mungkin ia mengatakan apa yang sedang terjadi didepan pada seorang ibu hamil.

"A-ada perbaikan halaman mansion nona, kerusakan itu membuat beberapa pegawai harus merenovasi beberapa.."

"Begitukah? Aku ingin melihatnya"

[Name] melangkah kaki memasuki lift tapi dengan cepat Aeri menghentikan langkah kaki wanita itu.

"E-ehh nona berhenti"

[Name] menyeritkan dahi kala mendengar pernyataan sang dokter yang terlihat panik.

"Kenapa Aerii?"

"Disana banyak penjaga, kau tau sendirikan tuan Jonggun tidak mengizinkanmu untuk dilihat oleh para penjaganya? Jadi jangan pergi ya nona.."

"Ah benar juga"

[Name] baru mengingat bahwa Jonggun tidak pernah mengizinkan para penjaganya untuk masuk kedalam mansion saat tidak dalam keadaan darurat, karena tentu saja tidak menginginkan wanita dilihat oleh banyak orang.

PARENTHESIZE [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang