maaf

353 21 0
                                    

                                      -estRella-

Langit pandanglah sebagai langit. Jangan berharap bisa memeluknya.


Jaehyun memperhatikan perempuan yang dia suka sedang berjalan di lorong sekolah. Biasanya chaeyoung selalu bersama dengan hyeri, namun kali ini chaeyoung tampak berjalan sendirian. Pandangannya kosong, tidak menyadari banyak orang berlalu lalang di hadapan nya.

Sampai ketika dimana hampir saja chaeyoung kena tumpahan kuah panas dari murid yang sedang membawa pesanan. Namun dengan cepat jaehyun menghalangi dan alhasil dia yang terkena tumpahan kuah panas itu.

“Jaehyun oppa, gwenchana?” chaeyoung merasa bersalah karena jaehyun terkena kuah panas karena menolongnya.

Chaeyoung membawa bian ke UKS dan mengobati luka bakarnya dengan telaten. Entah apapun rasa perih yang dia dapat, tapi ini jauh lebih menyenangkan. Berada sedekat itu dengan chaeyoung membuat jantung jaehyun tidak karuan. Berdebar debar ketika chaeyoung mengajaknya berbicara.

“Tahan ya, pasti sedikit perih. ” chaeyoung mengoleskan salep luka bakar pada tangan jaehyun yang terkena tumpahan.

Jaehyun meringis pelan karena perih. Ada apa dengan jantungnya kenapa tidak bisa diajak kerja sama. Chaeyoung dapat merasakan detak jantung jaehyun yang berdebar kencang. Mendengar itu chaeyoung  tersenyum dan itu membuat jaehyun semakin tidak bisa mengatur nafasnya.

“Jangan gugup, seperti biasa saja.” ujar chaeyoung.

Manis sekali senyum chaeyoung, gigi yang rapih putih dan pipi cabinya yang membuat wajahnya semakin menarik saat tersenyum.

“Yeppeo” Beo jaehyun.

“Ne-?” chaeyoung tidak mendengar yang barusan diucapkan jaehyun.

“Pulang sekolah aku antar ya? Aku lihat kau tadi diantar. Boleh? ” tanya jaehyun mengalihkan pembicaraan.

Chaeyoung menggeleng pelan. “Aku tunggu jemputan, tapi kalau tidak ada aku naik bis kota. ”

“Aku antar saja, bagaimana?” tawar jaehyun.

Kali ini chaeyoung membiarkan laki laki itu untuk mengantarnya pulang. Ada sesuatu juga yang ingin dia pastikan.

Selesai dari UKS senyum diwajah jaehyun tidak berhenti. Betapa bahagianya dia, ketika chaeyoung bersedia dia antar pulang. Rasanya begitu menyenangkan.

Mingyu juga doyoung melihat sahabat nya itu aneh. Namun mereka juga bahagia melihat jaehyun seceria itu. Tidak pernah laki laki itu tersenyum lepas seperti saat ini, terakhir kali mereka melihat jaehyun  tersenyum adalah saat mendapat kabar bahwa salah satu sahabatnya memenangkan Olimpiade Internasional dan membanggakan grup yang mereka buat.

“Jaehyun-ssi, micheoseo?” celetuk doyoung.

Jaehyun menepuk pundak doyoung sekeras mungkin. Tidak bisakah temannya itu melihat dirinya bahagia.

“Kau yang gila doy, Teman sedang bahagia malah dikatai. ” kata jaehyun.

“Mwo?” tanya Mingyu

Laki-laki bersikap dingin itu merasa aneh dilihat serius oleh kedua temannya. Namun dia tidak menggubris cara lihat mereka dan kembali fokus pada handphone nya. Sedangkan doyoung dan jaehyun, tidak habis fikir kenapa mempunyai teman yang keras kepala, dan dingin seperti Mingyu.

“Mingyu-ssi, aku akan mengantar chaeyoung pulang. Ternyata tidak sia-sia aku selalu cerita pada eomma. ” sahut jaehyun.

Mingyu tersenyum melihat jaehyun yang begitu bahagia. Malam kemarin Mingyu melihat sahabatnya itu terpuruk karena kerinduannya, tapi sekarang dia seperti diberi jeda dari keterpurukan nya itu. Mingyu berharap chaeyoung dapat memberi kesempatan untuk memulai hubungan dengan sahabatnya.

estRellasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang