Cita-cita

196 13 0
                                    

                                       -estRella-

Sekolah sudah mengumumkan bahwa mereka sebentar lagi akan melepas murid-murid nya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Selama dua minggu sekolah diberhentikan karena libur untuk menuju pada acara pelepasan.

Mansion mendiang tuan Lee sudah ramai dengan remaja-remaja yang siap untuk menghabiskan waktu bersama. Ketiga laki-laki jangkung yang terkenal memiliki grup yang disegani dijalanan itu turut meramaikan acara makan-makan hari ini di mansion.

Imo Seohyun dan jisoo sedang menyiapkan daging untuk para remaja itu panggang. Jaehyun dan chaeyoung diperintahkan untuk mengolah daging dengan membakarnya. Senyum dengan lesung pipi itu terus tercetak diwajah jaehyun. Rasanya terlalu bahagia bisa terus dekat dengan gadisnya.

“Apa kau senang?” jaehyun bertanya.

“Ne, jaehyun oppa. Aku begitu bahagia melihat kita berkumpul bersama. ”

Laki-laki dengan wajah simetris dan gadis berponi itu memang seharusnya tidak disatukan dalam satu tugas. Bukannya selesai mereka malah menganggu karena keributan mereka.

“Yak, oppa! Berhenti memasukkan sayuran nya, ini sudah lebih dari cukup! Tanganku juga pegal terus membersihkannya, kau bukannya membantu malah merepotkan. ” kesal lisa.

“Dasar anak manja. Baru sedikit itu, kau sudah merasa pegal. Kalau tidak bisa melakukannya sini biar aku saja!” timpal Mingyu.

Merasa tersinggung dengan perkataan Mingyu, lisa menarik kembali sayuran-sayuran yang seniornya itu ambil. Dia akan membuktikan bahwa dia bukanlah anak manja.

“Aku bisa! Jangan meremehkan ku, senior tidak punya hati!”

“Sudahlah kalian ini bertengkar terus! Cepat selesaikan, kita sudah hampir selesai memanggang daging. ” teriak chaeyoung dengan gelak tawa jaehyun disisi nya.

Jisoo dan jennie hanya diam melihat kedua pasangan itu. Hah pasangan? Lisa dan Mingyu tidak mungkin menjalin nya, bisa-bisa dunia bukan serasa milik berdua yang malah dunia akan hancur.

Setelah selesai memanggang dan memakan yang mereka buat. Semuanya duduk tenang di meja makan yang sengaja di sediakan imo Seohyun. Jisoo yang menempati kursi ditengah sementara tiga kursi yang saling berhadapan.

Urat malu dari doyoung nampaknya memang sudah putus. Yang lain dengan tenang menikmati tiap makanan, laki-laki itu sudah menghabiskan satu piring penuh dengan daging yang cukup banyak.

“Doyoung-ssi! Aku bisa tidak kebagian daging karena kau terus mengambilnya.” jennie menyentak kesal.

Dengan mulut penuh, doyoung mencoba menyahut temannya itu. “Diam kau nenek lampir! Biarkan aku makan dengan tenang. ”

“Makan dulu! Jangan berbicara bahkan marah saat makan! Tidak sopan” jisoo mencoba menengahi.

Sahabat dari chaeyoung juga tidak akan terlewatkan untuk mengikuti acara makan-makan itu. Sebenarnya hyeri tidak ingin ikut karena ingin pergi bersama nyonya nayeong untuk pergi berbelanja kebutuhan bulanan. Namun karena chaeyoung yang memaksa dan sedikit mengancam, hyeri mengikuti sahabat nya itu.

“Hyeri-ah, apa kau tertekan? Kau terlihat diam tidak banyak bicara seperti biasanya. ” tanya jennie.

“Ani, unnie. Aku hanya melihat suasana disini yang begitu hangat, dan aku juga senang melihat sahabatku tertawa bersama dengan saudara dan laki-laki yang dia cintai. ” sahut hyeri.

“Gomawo hyeri, saranghae!”
~

Kedekatan chaeyoung dan hyeri memang melebihi kedekatan chaeyoung dengan saudaranya. Kadang jennie, lisa maupun jisoo sering merasa cemburu karena saudaranya lebih dekat dengan orang lain. Dulu mungkin jennie tidak terlalu peduli dengan hal seperti ini, tapi siapa sangka sekarang gadis yang lebih tua 1 tahun dari chaeyoung itu terbakar cemburu karena chaeyoung lebih dekat dengan hyeri bahkan sekarang saingannya bertambah dengan jaehyun.

estRellasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang