cuci darah

359 21 0
                                    

-estRella-
Berhenti memikirkan nya. Saat kamu memutuskan untuk menjauh, kamu harus menerima kenyataan bahwa kamu juga harus menjauh dari pikiran tentang nya.


Hari ini adalah jadwal cuci darah chaeyoung yang ke dua kali. Jadwal pertama chaeyoung lupakan karena harus menjaga jisoo yang sedang sakit. Hyeri sengaja datang pagi pagi ke mansion keluarga chaeyoung hanya untuk menemani chaeyoung yang akan cuci darah. Seperti nya malam ini chaeyoung tidak akan tidur dirumah, dia akan menginap di rumah hyeri. Takut jika jennie menyadari ada efek dari cuci darah.

Park chaeyoung aku ada didepan mansion. Cepat keluar! Jadwal cuci darah kemarin aku tidak menemanimu, jadi aku putuskan pagi-pagi datang kesini hanya untuk menemani kau cuci darah!

Kira-kira seperti itu isi chat dari hyeri. Chaeyoung yang menerimanya lantas mengelus dada. Terpaksa dia harus menuruti keinginan hyeri, kalau tidak semua saudaranya akan tahu tentang yang dia alami sekarang.

Chaeyoung turun dengan menggendong ransel yang berisikan pakaian untuk menginap dirumah hyeri. Namun justru hyeri heran kenapa chaeyoung membawa ransel?

“Ayo cepetan!” ajak chaeyoung.

“Kenapa bawa ransel? Mau kemana?” bingung hyeri.

Gadis itu berdecak. Temannya ini benar benar tidak mengetahui efek dari cuci darah seperti apa. Seperti orang benar, terburu buru dari rumah untuk mengantarnya cuci darah tapi dia saja tidak tahu seperti apa.

“Tadi cerewet karena lama, sekarang sudah diajak malah banyak tanya. ”

Jisoo sudah kembali sehat karena dirawat dengan baik oleh ketiga adiknya. Jennie yang mengiringi langkah jisoo dari belakang, melihat chaeyoung sedang membawa tas.

“Mau kemana?” tanya jisoo menyidik.

“Jisoonnie, aku izin menginap di rumah hyeri ya. Hyeri ada tugas osis, dia kebingungan jadi aku ingin membantunya.” jawab chaeyoung.

Jennie melihat sesuatu yang aneh dengan chaeyoung. Dia tidak yakin dengan alasan adiknya. Tapi apapun itu, tidak berhak menghalangi yang ingin membantu sesama.

“Yasudah. Jangan lama lama,kasihan keluarga hyeri pasti kerepotan. ” ujar jisoo.

“Ani jisoonnie, Justru eomma dan appa senang kalau ada chaeng dirumah, apalagi menginap. ” potong hyeri.

Jisoo tersenyum kepada gadis dengan rambut pendek lurus itu. Dia bersyukur adiknya diterima dengan baik dilingkungan luar.

~

Mereka sampai dirumah sakit. Perasaan tegang terus menghantui chaeyoung. Dia terlalu takut untuk, melakukan cuci darah. Namun Hyeri akan selalu ada disampingnya dan membuat dia semangat. Hyeri juga meyakinkan bahwa tidak akan berlangsung lama, dia janji untuk selalu berada disampingnya.

“Takut-” bisik chaeyoung.

Hyeri menepuk pelan punggung tangan chaeyoung yang sedari tadi dia genggam sebelum akhirnya dipanggil dokter untuk masuk dan memulai cuci darah nya.

“Aku tidak pernah merasakan bagaimana cuci darah. Tapi apapun itu, kau tetap semangat ya. Kau harus tetap ada di samping kita. ” hibur hyeri.

“Park chaeyoung, silahkan masuk. ” panggil perawat.

Hyeri menganggukkan kepalanya, dia yakin sahabatnya bisa melewati cuci darahnya dengan tenang dan lancar. Chaeyoung mulai melangkah masuk kedalam ruangan. Matanya menatap seluruh ruangan. Takut, chaeyoung merasa takut.

“Jangan takut. Semuanya akan baik baik saja. ” Ujar dokter.

Tidak memakan waktu cukup lama. Chaeyoung berhasil melewati cuci darah pertama nya. Saat keluar gadis jangkung itu di bantu oleh perawat menggunakan kursi roda. Hyeri tersenyum melihat sahabatnya bisa melakukan cuci darah dan berhasil.

estRellasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang