02: Joharta Punya Cita-Cita

345 30 2
                                    

⚠️ BUDAYAKAN LITERASI ⚠️

Disclaimer

Cerita mengandung konten dewasa, mencakup bahasa kasar dan kotor, deskripsi kekerasan, hingga kematian.

...

Joharta menyandarkan kepalanya pada jendela kaca, angin sejuk yang terus ditiup oleh AC di dalam kelas membuat matanya terasa sangat berat.

Matanya mulai tertutup, namun kerasnya bunyi bel membuatnya tersentak. Kantuk yang semula melanda kini langsung lenyap begitu saja.

Teman kelas yang menyadari Joharta tersentak kaget pun terkekeh pelan. Salah satunya menghampiri Joharta, mengusap pundaknya lembut sambil sesekali menepuk-nepuk pelan.

"Makanya, tidur mulu lo Jo." itu Abisatya, biasa dipanggil Sat atau Satya. Kadang Joharta juga memanggilnya 'bangsat'.

Kini Joharta memegang dada, telapak tangannya dapat merasakan detak jantung di dalam sana. Jika dia bangun dengan cara terkejut, memang suka deg-degan.

"Aman Jo?" sekarang dengan nada serius Satya bertanya. Menundukkan sedikit tubuhnya untuk melihat wajah Joharta lebih jelas. Joharta mengangguk pelan kemudian tersenyum, langsung berdiri dari duduknya.

"Aman Sat, udah. Lo langsung pulang?"

"Gak, mau jalan dulu sama cewe baru gue, lo ikut gak?"

Joharta mengerutkan alisnya. "Yakali lo pacaran gue ikut, skip dah. Gue mau pulang aja bantu bunda jaga warung."

Joharta mengambil kelas siang, menurutnya itu waktu yang paling pas karena tidak perlu bangun awal, dan bisa bantu orangtuanya jaga warung一 sambil main game.

Ia meluangkan sedikit waktu untuk duduk santai di kursi bawah pohon, dekat dengan tempat parkir motor. Dia mengeluarkan kotak rokok, mengambil sebatang dan menyelipkan ujungnya pada bibir.

Saat hendak membakar rokok, matanya langsung menyipit, melihat ada sosok familiar yang berjalan di kejauhan. Joharta meneliti, apakah itu orang yang dia kenal?

Tiba-tiba orang yang dilihat menengok, dan benar saja, itu Napuja. Joharta langsung mengurungkan niatnya untuk membakar rokok, dia membuang batang itu ke dalam tempat sampah dan langsung berlari menghampiri Napuja.

"Dek, kok lo bisa di sini?"

"Nyamperin abang gue, katanya mau kasi uang jajan. Dia anak hukum juga, mas."

"Ooh, iya? Abang lo yang mana?"

"Yang... itu, tuh yang pakai tas item." Napuja menunjuk ke arah pria tinggi bertubuh kekar dan mengenakan kacamata. Namanya Kagendra, mahasiswa berprestasi yang disenangi para dosen, pernah ikut lomba bersama Joharta meski mereka beda semester.

"Lah, Bang Gendra abang lo?"

Kagendra mengangkat tangan serta dagunya, tanda menyapa Joharta. Dia langsung membalas sapaan itu.

"Kalian berdua saling kenal kah?" tanya Kagendra, menujuk keduanya bergantian.

"Baru kenalan semalam, dia yang jaga warung di dekat kost-an ku."

Harta Tak Dipuja ; KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang