⚠️ BIASAKAN BACA TW ⚠️
一 Disclaimer 一
Cerita mengandung konten dewasa, mencakup kegiatan perundungan, membahayakan diri (selfharm), serta deskripsi kekerasan.
n. tw beda-beda setiap bab nya, perhatikan dulu sebelum mulai baca cerita.
...
Napuja benci kerja kelompok. Sejak duduk di bangku sekolah dia selalu merasa dirinya tak cukup hebat untuk bekerja sama dengan siapapun.
Dosen meminta para mahasiswa untuk memilih rekan kerja masing-masing, satu kelompok berisikan 4 orang. Semuanya sibuk memanggil sahabat masing-masing, dan Napuja hanya diam di bangku.
2 menit berlalu, Napuja menarik nafas panjang, kemudian berdiri dari duduknya. Dia melihat sekitar kelas, tubuhnya seketika dingin saat mendapati semua sudah mendapatkan kelompoknya masing-masing. Sialnya, mahasiswa di kelasnya memang berjumlah ganjil.
Banyak mata mengarah padanya, tapi tak ada satupun yang menawarkannya untuk bergabung.
"Hey, ini temennya satu lagi, siapa yang mau nampung?"
Semua langsung saling bertatap, Napuja tersenyum canggung. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Dia mulai tak bisa merasakan ujung jarinya, rasa kebas itu bergerak cepat berjalan ke lengan, tubuh, naik ke atas kepala, pada akhirnya pandangan Napuja kabur, membuat tubuhnya terbanting ke lantai.
Semua langsung tersentak, beberapa murid mengangkat tubuhnya menuju Unit Kesehatan Kampus.
Sebelum pandangannya benar-benar hitam, yang Napuja rasakan adalah sesak di dada, seluruh tubuhnya perlahan seakan membeku, hingga akhirnya dia sama sekali tak bisa merasakan apa-apa.
Beberapa saat berlalu, akhirnya Napuja membuka matanya. Dia bisa melihat dosennya duduk di sebelah kasur sambil melihat ke atas layar ponsel.
Melihat pergerakan Napuja melalui ekor mata, dosen itu langsung menengok dan menyampingkan ponselnya. Dia segera menanyakan keadaan Napuja.
"Napuja, gimana rasanya? Masih pusing?"
Dia menggelengkan kepala pelan, berusaha untuk dari baringnya. Kepala bagian belakangnya seakan dihantam langsung oleh bola basket, sakit, berat.
"Napuja you really okay?"
"I'm okay, really."
Dia menurunkan kedua kaki, perlahan turun dari kasur sambil memegang kepala bagian belakangnya. "Pak, ini jam berapa?"
"Kelas sudah berakhir setengah jam yang lalu. Kamu ke sini jalan kaki kan? Mau dianterin pulang?"
Napuja buru-buru menggerakkan tangan kanan kiri tanda tak mau sambil menunduk sopan beberapa kali. "Ngga perlu pak, saya bisa sendiri kok. Makasih banyak udah jagain saya di sini pak."
...
Napuja berjalan dalam keadaan setengah sadar, telapak tangannya pun masih memegang kepala bagian belakangnya. Entah bagaimana caranya, itu membuat rasa sakitnya sedikit berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Tak Dipuja ; Kookv
De TodoAwan berubah abu-abu, tumpah sejuta air yang menemani erangan sang Harta yang Tak DiPuja.