(6) Perilaku yang Aneh

52 11 0
                                    










Dunia Saat Ini

Damien mengantongi ponselnya setelah Harry menutup telepon. Dia tidak percaya apa yang sedang terjadi. Kakaknya terjebak di dimensi lain dan dia terjebak dengan Harry yang lain. Berpikir tentangnya, Damien berbalik menghadapnya. Dia melawan kepanikan yang dia rasakan sehingga dia bisa berbicara dengan benar.

"Berita buruk, Harry berpikir kompasnya terlalu banyak bekerja sehingga perlu memulihkan energi magisnya sebelum bisa bekerja lagi. Kau belum bisa kembali dulu. Mungkin akan memakan waktu sekitar seminggu," Damien menjelaskan dengan sedih.

Harry bisa merasakan semburan kecil kebahagiaan di dalam dirinya. Dia tidak kembali hari ini. Dia memang merasa sedikit khawatir tidak bisa kembali ke dunianya sendiri tapi selain teman-temannya, tidak ada hal positif yang menunggunya di sana. Bahkan saat itu, teman-temannya hampir tidak menulis kepadanya sepanjang musim panas, meskipun mereka tahu semua yang dia lalui bersama Voldemort. Harry merasakan sedikit kebencian terhadap teman-temannya yang hanya menambah keinginannya untuk tinggal di dunia ini lebih lama.

"Oh, baiklah... tidak banyak yang bisa kita lakukan juga," katanya, berjuang untuk menyembunyikan kebahagiaannya.

Damien mengangguk sebagai jawaban. Pikirannya diliputi oleh masalah yang akan datang. Dia tahu ini adalah ide yang buruk sejak awal dan sekarang karena kedua Harry terjebak di dimensi yang salah, kemungkinan terjadi kesalahan sangat tinggi.

Sambil mendesah frustrasi dan jengkel, Damien mengangkat tongkatnya dan menyulap sebuah kotak kayu. Dia dengan hati-hati meletakkan kompas emas ke dalam kotak dan mengencangkan tutupnya dengan erat. Dia membuka laci bawah meja Harry dan dengan hati-hati memasukkan kotak kayu itu ke dalamnya, tahu betul bahwa orang tuanya tidak akan pernah mencari di kamar Harry. Mereka menghormati privasinya dan tidak akan pernah memeriksa barang-barangnya, jadi kompas akan aman di sini.

Dia menegakkan tubuh dan berbalik menghadap Harry yang lain.

"Oke, kompas seharusnya bisa memperbaiki dirinya sendiri jika tidak disentuh. Setelah seminggu, kita coba lagi. Aku harus membuat alasan untuk kembali ke sini untuk bertemu denganmu." Damien mencoba membuat ide di kepalanya. "Aku harus memikirkan sesuatu!" dia menggerutu. Dia berpikir untuk mengatakan dia melupakan sesuatu tetapi kemudian menghancurkan gagasan itu. Ibunya mungkin akan memakannya hidup-hidup jika dia mengatakan itu, setelah sekian lama ibunya memperingatkannya untuk mengepak barang-barangnya dengan benar.

"Apa yang kau bicarakan?" Harry bertanya, terlihat sangat bingung.

"Minggu depan, aku akan kembali ke sini dan bertemu denganmu agar kita bisa mencoba kompas lagi," ulang Damien, bertanya-tanya apa yang rumit dari perkataannya.

Harry tampak bingung lagi.

"Menemuiku di sini? Aku tidak mau tinggal di sini sendirian. Aku ikut denganmu." kata Harry.

Damien menganga padanya.

"APA? KAU TIDAK BISA IKUT KE HOGWARTS!" kata Damien kesal

"Mengapa tidak?" Harry bertanya, sama kesalnya.

"Oh, perlukah kujabarkan?!" Kata Damien sinis. "Bagaimana, jika kau ikut, lalu semua orang akan tahu kau bukan Harry yang asli!"

"Aku Harry!" Harry menunjuk.

"Kau tahu apa maksudku!" Bentak Damien. "Kau berhasil dua hari di sini tetapi di Hogwarts, akan menjadi cerita yang berbeda. Pertama, Mum dan Dad akan curiga mengapa kau berubah pikiran untuk ikut ke Hogwarts. Kedua, sebagian besar siswa akan memperhatikan kau bukan dirimu yang biasa, apalagi staf, terutama Profesor Dumbledore! Dia akan segera tahu ada yang tidak beres dan penyamaranmu akan terbongkar!"

Deepest Reflection ⚠️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang