(4) Mempelajari fakta

67 14 0
                                    







Makan malam adalah urusan yang menyenangkan. Harry hampir tidak makan apa-apa meski dia terlalu sibuk mengajak orang-orang di sekitarnya. Dia langsung melihat betapa ceria dan sehatnya Sirius. Ia berbeda dengan Sirius di dunianya. Tentu saja, kehilangan teman terbaikmu dan menghabiskan dua belas tahun di Azkaban akan mengeraskan siapa pun.

Harry melihat pemandangan di sekelilingnya dengan perasaan aneh yang tumbuh di dalam dirinya. Dia sedang duduk saat makan malam bersama orang tuanya dan ayah baptisnya. Inilah seharusnya hidupny, tidak diabaikan oleh bibinya dan pamannya. Harry merasakan ada sesuatu yang menabrak kakinya dan dia tersentak melihat Damien menatapnya dengan cemberut. Dia berbisik dari sudut mulutnya,

"Berhentilah menatap mereka, kau akan membuatnya jelas ada yang salah."

Harry membuang muka dan memusatkan perhatian pada sepiring penuh makanannya dan mencoba makan sesuatu tapi sulit karena nafsu makannya tampaknya lenyap.

Setelah makan malam usai, Damien mencengkeram Harry dan menyeretnya ke atas. Orang-orang dewasa dengan senang hati meninggalkan kedua anak laki-laki itu sendirian dan tidak memperhatikan sesuatu yang tidak biasa.

Di lantai atas, Damien mengunci pintu kamar Harry dan mendesah.

"Ya Tuhan, aku tidak berpikir kita akan melewati ini. Aku yakin ada orang yang akan menganggap bahwa kau bertingkah aneh."

"Maaf, aku tidak tahu bagaimana harus bertindak," Harry berkata, benar-benar menyesal karena hampir mengacaukan segalanya.

"Tidak, tidak, tidak apa-apa. Kau berbuat baik, lihat saja komentar seperti 'Profesor'," jawab Damien.

Harry bisa merasakan wajahnya memanas saat tergelincir. Dia menunduk malu.

"Bagaimana dengan itu, apakah paman Moony adalah seorang Profesor di duniamu?" Damien bertanya, tidak memperhatikan blush merah pada Harry.

"Dia mengajar Pertahanan terhadap Ilmu Hitam di tahun ketigaku. Setelah itu dia harus pergi karena semua orang tahu dia adalah manusia serigala," Harry menjawab, masih merasa marah pada Snape yang membiarkan rahasia itu keluar.

Damien tampak bingung.

"Kenapa begitu?" dia bertanya.

"Aku tidak tahu harus jujur atau bagaimana, tapi ​​Remus mengatakan bahwa kebanyakan orang tua akan keberatan dia mengajar anak-anak mereka, jika dia menyerang mereka pada bulan purnama. Dia adalah guru terbaik yang kami miliki tapi dia terpaksa mengundurkan diri karena dia, yah, kondisinya," Harry menatap Damien. "Jadi, dia Auror di dunia ini?"

Damien mengangguk.

"Dia bergabung dengan ayah dan paman Siri. Dia telah bekerja sama sejak mereka lulus dari Hogwarts."

Harry tersenyum mendengarnya. Senang mengetahui bahwa di dunia ini Marauders tetap bersama, kecuali Peter tentu saja. Pikiran tersebut mengingatkan Harry bahwa dia tidak mengetahui apa yang telah dilakukan Peter yang menyebabkan kepergiannya. Dia harus mencari tahu selama dia tinggal.

"Jadi, siapa guru pertahananmu sekarang?" Damien bertanya, duduk di seberang Harry di tempat tidur.

Harry menggeleng.

"Aku tidak tahu, kami memiliki guru baru setiap tahun tapi tidak ada yang bertahan lebih dari satu tahun," jawab Harry.

Alis Damien terangkat saat itu.

"Benarkah? Kenapa begitu?"

"Sesuatu selalu terjadi pada mereka, ada yang mengira pekerjaan itu dikutuk, seperti itu," Harry berkata sambil menarik kakinya ke atas tempat tidur dan duduk dengan nyaman di ranjang Harry asli.

Deepest Reflection ⚠️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang