Story 18

341 25 0
                                    


Typo bertebaran

Happy reading


author pov

beberapa hari kemudian konndisi arkan sudah mulai membaik dan sudah dibolehkan untuk pulang hari ini,

"ayahh... abang denzel kapan kesini?" tanya seseorang, yang dari tadi menanyakan hal tersebut dan yah sang ayah tetep menjawabnya 'sungguh menggemaskan bukan?'

"ukhhh anak ayah udah ga sabar ya , sebentar lagi abangmu pasti datang"

"yayah ,nanti arkan ketemu mamahkan? nanti mamah gimana ya..?" ucapnya agak agugup

 aksa pun mendekat dan mensejajarkan tingginya dengan arkan yang sedang duduk dikursi roda

 aksa pun mendekat dan mensejajarkan tingginya dengan arkan yang sedang duduk dikursi roda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"pasti mamah akan sangat senang karena permata kecilnya kembali , tapi mamah belum ayah kasih tau tentang adek, karena ayah takut mamah khawatir  "tuturnya

"iya , arka tau kok yah , kan kasian kalo mamah khawatirin arka" 

notifikasi ponsel aksa berbunyi dan ia membuka handphonenya 

"ayokk kita keluar , abang lagi ngurus administrasinya" sambil mendorong kursi roda arkan

"ayahh"

"hmmm?"

"adek mau jalan aja yahhh" rayunya sambil mengeluarkan ekspresi muka yang memelas

"adek baru baikan loh, kakinya belom sembuh"

"tapi kata dokter suruh sering belajar jalan yah" sangkalnya 

"oke oke, tapi kalu udah ga kuat jalan, bilang ya?" tanyanya lagi untuk memastikan

'' iya "

arkanpun berjalan keluar menuju ke tempat parkir untuk  

beberapa jam kemudian di bandara 

"adek yakin mau jalan ?" ucap danzel

"ihhh adek kuat kok, abang udah nanya berapa kalisihhh" keluhnya

"iya , ayok yang lain pasti udang nunggu"potong aksa diantara perdebatan anaknya , yang satu ga bisa liat adiknya kesakitan yang satu ngeyel 

"iya , ayok yang lain pasti udang nunggu"potong aksa diantara perdebatan anaknya , yang satu ga bisa liat adiknya kesakitan yang satu ngeyel 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ilustrasi , anggap aja ada perbannya 🥴)

Setibanya di mension keluarga  alexander tangis pilupun terjadi antara bungsu dan seorang wanita yang sangat merindukanya , bagaimana tak merindu? putra yang selalu dia nantikan kehadirannya, yang selalu ingin dia timang namun tak bisa.

"mamah jangan nangis" hibur arkan 

elenapun memperat pelukannya dia dipanggil 'mamah'? , dan tak beberapa lama dia melepaskan pelukannya 

"ayo arkan masuk ,disini dingin,arka kuat ga jalannya"

"arkan bisa kok mah" 

"ahh iya kamar arkan belom selesai di beresin, jadi sementara arkan istirahat di kamar kak jeff dulu,,,"ucap jeff

"gak"potong edgar 

"arkan istirahat di kamar kakak aja" sambung edgar

"gakkk arkan sama jeff aja, ihh siapa sih lo "sungutnya

tanpa disadari seseorang menarik tangan arkan dari kebisingan dari perebutan yang mereka lakukan.

"biarin mereka ribut ,sekarang adek istirahat dikamar abang aja"

arkanpun mengikuti abangnya masuk kekamar dengan nuansah perpaduan hitam dan abu abu.

danzel membantu arkan untuk merebahkan badannya 

"abang mau kemana?" ucap arkan

"abang ga kemana mana, itu ambil ponsel sebentar" jawabnya lalu ikut merebahkan badannya disambing arkan 

"abang..." panggil arkan , danzelpun mengalihkan pandangnya dari handphone karena mengecek chat dari asistennya

"mau peluk boleh?" mintanya pelan

tanpa memberi jawaban danzel langsung memeluk arkan dan mengelus raambutnya 

tanpa memberi jawaban danzel langsung memeluk arkan dan mengelus raambutnya 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ilustrasi)

"abangg"

"hmmm?"

"sayang abang" ucap arkan tiba tiba

"abang juga sayang sama arkan , janji ya jangan tinggalin abang lagi"

"arkan ga bakal tinggalin abang kok" kata arkan seolah olah meyakinkan dan menenangkan kakaknya


                                                                                     .       .       .

'manusia punya janji tapi tuhan punya takdir'


chapter ini pendek banget , author ga ada idee hehehhe

vote comment jangan lupa 

see you next chapter 

Arkan Alfrazka A. (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang