Part 28

159K 12.9K 836
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

"Atlas, kamu yang membunuh Miko?" Tanya Martin dengan tatapan tajam. Martin datang ketika 2 jam setelah kegiatan menanam pohon.

Kini Martin sedang duduk berhadapan dengan Atlas yang terlihat santai menyender pada sofa panjang. Pria itu juga menatap ke arah pintu yang sedikit transparan.

"Atlas jawab pertanyaan kakek"

"Iya"

"Apanya yang iya" Martin mulai dibuat jengah dengan sikap tak peduli Atlas.

"Bukan aku yang membunuh, lagi pula kakek tau aku disini. Jadi tidak mungkin aku yang membunuh" Elak Atlas seraya mengambil makanan ringan di atas meja yang disajikan oleh petugas rehabilitasi untuk Martin.

Martin membuang nafas lelah, umurnya sudah tidak muda lagi. Tapi cucunya selalu menguras habis kesabaranya. Bisa-bisa ia mati secara mendadak disini.

"Memang bukan kamu, tapi kamu menyuruh seseorang kan?" Sekarang giliran Atlas yang membuang nafas jengah. "Kakek sudah tau, lalu buat apa bertanya dan datang kesini. Kakek buang-buang waktuku dan Bella" Atlas lalu berdecak sebal. Padahal setelah acara, Atlas berniat berduaan dengan Nabella. Tapi lagi-lagi gagal karena kehadiran kakek tua di depannya ini.

"Kau menyuruh siapa?"

"Kapak merah" Atlas bangkit dan berniat pergi "Kakek sudah dapat jawaban, sekarang aku sibuk ingin bertemu Bella"

Baru beberapa langkah Atlas berjalan Martin langsung membuka suara "Duduk Atlas atau kakek akan meminta Tino untuk mengganti suster pribadimu itu" Acam Martin tak lagi main-main

"Jika kakek lakukan itu, kakek sudah siap bertemu nenek sekarang" Atlas berbalik menatap sengit Martin

"Atlas kakek mohon, jangan melakukan hal bodoh yang merugikan mu nak. Jika kau ingin bersama perempuan itu maka jalani hidupmu seperti anak seusiamu. Lakukan hal positif dan berhenti melakukan hal negatif. Negara kita adalah negara hukum, dimana yang bersalah akan dihukum sesuai dengan undang-undang. Miko bisa dipenjara bahkan dihukum mati karena sebagai pengedar narkoba terbesar. Jadi kamu tidak perlu membayar orang lain untuk membunuh dia" Nasehat Martin agar Atlas tidak terus-terusan menyelesaikan masalah dengan cara negatif.

"Jika negara ini adalah hukum, seharusnya banyak orang yang pantas dihukum mati karena melakukan kejahatan lebih besar dari pada ini kakek. Tapi pada kenyataannya, hukum bisa di bungkam oleh uang dan kekuasaan. Dan aku hanya ingin membantu jalan Miko lebih mudah untuk bertemu tuhan" Ucap Atlas pada Martin lalu pergi berlalu untuk bertemu Nabella. Moodnya berubah buruk sekarang, dan ia butuh Nabella detik ini juga.

Martin kembali menghela nafas, bagaimana bisa Arturo mempunyai anak seperti Atlas. Anak itu benar-benar membuatnya lelah. Padahal Martin hanya tidak ingin Atlas selalu menggunakan cara-cara tidak baik yang nantinya akan merugikan pria itu suatu saat nanti.

^^^

"Ck! Dasar kakek tua, tidak tahu waktu" Dumel Atlas yang ditujukan untuk Martin.

Kaki Atlas membawa pria itu pada persimpangan lorong antara ruang makan dan taman. Lagi kesal-kesalnya, dari kejauhan Atlas malah disuguhkan Nabella yang berjalan beriringan dengan Vico.

"Bella" Teriak Atlas agar Nabella melihat dan menghampiri dirinya.

Nabella memandang lurus, terlihat Atlas yang memasang wajah kesal. Perempuan itu hanya tersenyum kecil, Atlas sering sekali menunjukan beberapa ekspresi wajah yang terlihat menggemaskan di mata Nabella.

ATLAS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang