"mau berlatih?"
Junghwan menggeleng. "tidak, lagipula ini sudah sore."
"lalu?"
Junghwan melirik sekilas lawan bicaranya. "tumben sekali Nenek memperhatikanku seperti ini." ujarnya kemudian terkekeh.
"hey, aku selalu memperhatikanmu. kau saja yang tak membalas beberapa pertanyaanku. selalu seperti itu." si Nenek menoyor ringan kepala Junghwan.
"aku pergi sebentar ya, Nek."
dijawab anggukan oleh sang Nenek. "hati-hati, jangan terlalu lama. sebentar lagi hari akan gelap."
"iya Nek, aku tahu. So Junghwan bukan lagi anak kecil yang menangis ketakutan." balasnya berteriak sembari berjalan meninggalkan rumah Nenek.
Nenek hanya menggeleng. laki-laki yang diasuhnya selama enam tahun itu memang cukup menyebalkan. tak ingat saja ia ketika baru ditemukan.
"kenapa aku kemari?"
Junghwan bingung sendiri.
rencananya hanyalah ingin berjalan-jalan karena seingatnya masih ada satu masalah di lokasi ia berburu kemarin.
namun langkah kakinya justru membawa tubuhnya mengikuti jalan ke arah tenda milik laki-laki pendek kemarin.
entahlah, tubuh dan pikirannya tak sejalan.
ada rasa seolah ingin segera bertemu, namun otaknya menolak. untuk apa juga ia menemui laki-laki itu? lagipula, tak akan ada yang bisa dibicarakan oleh mereka.
menghendikkan bahu acuh. ia membalik tubuh, kembali berjalan ke arah yang berlawanan. pulang mungkin? tak ada tujuan pasti soalnya.
merasa haus, sayangnya tadi Junghwan tak membawa perbekalan apapun. biasanya, jika ia meninggalkan rumah Nenek, Junghwan pasti membawa perbekalan seperti minuman, dan beberapa buah-buahan.
perkiraannya tadi kan hanya sebentar. jadi, menurut Junghwan tak perlu membawanya.
namun, siapa sangka langkah kakinya justru membawa dirinya hingga sejauh ini?
sudahlah. seingatnya, disekitar sini ada sungai bersih. dulu, Nenek selalu mengajaknya kemari untuk mandi, ataupun mengambil air. tapi tidak untuk sekarang.
fyuhh,, syukurlah. Junghwan masih mengingat jalannya. ia kini telah berdiri disisi sungai. menatap pantulan wajahnya pada air.
menoleh kesisi kanan. dibawah air terjun itu, ada pancuran air. Junghwan mendekat, kemudian menadahkan tangannya untuk tempat air yang akan ia minum.
"eh, ada cogan."
"kalo iya? kalo itu hantu gimana?"
"ga usah ngadi-ngadi! ini masih sore."
"ya tapi kan, ini hutan.."
Junghwan mendengarnya dengan jelas. entah siapa mereka. namun sepertinya, itu gadis-gadis yang melakukan kemping dihutan ini.
membalik tubuhnya, Junghwan mendengar pekikan keras. sekilas ia mencari sumber suara, namun berhenti dan memilih abai. lagipula, itu gadis-gadis tadi. dan bukan yang diharapkannya.
laki-laki itu membawa tungkainya kembali berjalan. tak ada lagi yang ia butuhkan disini, lebih baik pulang.
"ah, tersesat."
Junghwan tak mempedulikan sekitarnya. biarlah mereka tersesat, itu masalah mereka. padahal berjalan beberapa meter lagi kedepan, sudah area tenda mereka.
"aku baru tau ada laki-laki setampan itu!" lagi-lagi suara seorang gadis tertangkap oleh daun telinganya. bodohnya, Junghwan menoleh.
berhasil Junghwan, kau berhasil membuat mereka memekik gila.
tunggu,,
Junghwan menyadari sesuatu. diantara mereka tak ada satu laki-laki sama sekali. hanya lima gadis yang terus menatapnya penuh kagum. terkadang, memekik heboh ketika Junghwan bergerak diluar dugaannya — contohnya, ya menoleh pada mereka tadi.
lalu, suara siapa tadi? bahkan, suaranya lebih jelas daripada gadis-gadis dibelakangnya.
Junghwan, kenapa kau memikirkannya? laki-laki itu memilih kembali melangkah. meninggalkan pekikan histeris gadis-gadis dibelakangnya tadi.
"bodohnya aku, begini saja bisa tersesat!"
lagi. namun Junghwan memilih tetap melangkah tak mempedulikan. pikirnya, pasti lelaki itu tak sendiri, gadis-gadis tadi saja berkelompok. benarkan?
"ibu... Ni-ki takut..."
Junghwan menyungging senyum miring. nampaknya itu suara lelaki mungil kemarin. "jih, cengeng sekali." ledeknya menahan tawa.
"ibu, kayaknya ada monster disini..."
sekali lagi, Junghwan menyungging senyum remeh. "bodoh, tak ada monster didunia ini. apalagi ini hutan, pasti singa lapar yang menghampirinya." diakhiri dengan tawa meledek.
tanpa sadar ia berbicara sendiri. tanpa disadari olehnya pula, ada yang memandang sinis dirinya. mungkin, mengira Junghwan orang gila?
masalahnya, Junghwan ngomong sendiri :(
tbc!
KAMU SEDANG MEMBACA
hwanki ; hello, mate!
Fanfictiondendam terpendam dalam dirinya, menjadikan sosok So Junghwan yang terobsesi pada matenya. apapun yang terjadi, ia harus menemukan matenya, dan membalas dendam. Namun, semua pemikirannya berubah setelah sang mate menampakkan diri dan keduanya yang me...