12

153 16 7
                                    

malam nanti adalah malam sakral. dimana mate yang belum mating harus segera menjalin hubungan erat yang suci.

Junghwan harus melakukan mating pada matenya. tapi tampaknya, ia masih sedikit tak berani akan itu.

tak ada yang berubah dari Ni-ki setelah kejadian tiga hari lalu. padahal Nenek bilang, efek jangka panjang paling minimal adalah pergerakan Ni-ki yang terbatas. namun, efek jangka panjang apapun tidak tampak pada Ni-ki. dan Junghwan sangat bersyukur.

kakinya melangkah kesana-kemari. mondar-mandir di kamarnya seorang diri. apa yang bisa dilakukan jika begini?

Ni-ki sudah pasti menolak. saat itu ia mengatakan jika belum siap kan?

"Junghwan!"

si empu berjengit kaget. menatap horor laki-laki yang lebih tua darinya itu. "kaget! ada apa?"

hening melanda keduanya. Ni-ki berkali-kali menelan kembali kalimatnya. Junghwan sendiri masih menunggu maksud kedatangan si empu.

"itu ... bulan darahnya nanti malam?"

Junghwan mengangguk kaku. entah mengapa ia mendapat harapan. akankah Ni-ki mau melakukan mating? ah ... padahal Junghwan sudah membuat keputusan yang bulat. ia sudah yakin tidak akan meminta lagi jika Ni-ki tak mau.

Junghwan juga yakin, pasti ada jalan lain untuk menghabisi para manusia itu.

siapa suruh mengganggu ketenangan manusia pemilik sihir? mereka kan juga punya hak untuk hidup. mengurangi populasi manusia berbahaya katanya? lucu sekali.

"apa yang harus aku lakukan agar hasilnya sempurna?"

"hasil apa?"

"perubahan pengguna nanti malam," ucap Ni-ki lirih.

manik Junghwan melebar. Ni-ki mengatakan apa tadi? ia tak salah dengar kan?

Ni-ki mencebik, "hentikan reaksi jelekmu itu!" sentaknya tak suka. kenapa pula laki-laki itu bereaksi berlebihan? Ni-ki takut berubah pikiran.

ya, Ni-ki memutuskan untuk mengikuti apa mau matenya.

Junghwan terkekeh. lucu sekali, anak manis itu berprotes soal reaksinya yang terkejut. "aku hanya terkejut," balas Junghwan masih terkekeh. sedangkan, Ni-ki masih mencebik. "katakan saja apa yang harus aku lakukan,"

"oh, benar," Junghwan berdehem. "Nenek mengajarkan untuk mating, lalu— ah, mungkin ada cara lain," potong Junghwan setelah sadar apa yang diucapkannya barusan.

"tidak! ah-eoh, maksudku--" Ni-ki menjeda kalimatnya. ia salah tingkah. overthinking jika Junghwan mengira dirinya 'gampangan'. bagaimana caranya agar terlihat elegan? agar tak nampak seperti orang yang 'mau mau aja'.

Junghwan anteng  ditempatnya. sedikit terkekeh melihat reaksi salah tingkah  si submisif.

Ni-ki menelan ludahnya gugup. "aku rasa ... lebih baik dilakukan agar hasilnya sempurna," cicit Ni-ki merasa ragu.

Junghwan menggeleng, "tak perlu memaksakan. aku yakin pasti ada cara lainnya dan aku bisa mencari tahu."

"bukankah itu membuang waktu? bulan darah akan muncul sembilan jam lagi kan? aku rasa kita hanya membuang waktu," sahut Ni-ki yang kini entah mendapat keberanian darimana. menghilangkan keraguannya begitu saja.

si pemuda So beranjak mendekat pada kesayangannya. memeluk tubuh ramping itu kedalam dekapannya. "mungkin kamu benar. tapi menurutku kamu belum siap, Ni-ki." pelukannya melonggar hingga terlepas. ditangkupnya wajah manis si submisif, obsidian keduanya bertukar pandang.

Ni-ki membalas afeksi Junghwan dengan memegang tangan besar matenya. kemudian ia bawa untuk digenggam dan---

manik Junghwan melebar sangking kagetnya, jantungnya berhenti berdetak sepersekian detik, lalu berdetak lebih cepat. Ni-ki menciumnya, lagi!

menarik kepalanya menjauh, Ni-ki mebawa obsidian keduanya kembali bersitatap. hingga Junghwan yang tiba-tiba menyatukan bibir mereka. tak ada hasrat, hanya rasa nyaman dan perasaan cinta yang tersalur.

Ni-ki terbuai. tubuhnya perlahan terbaring ketika Junghwan juga mendorongnya. ciuman yang sederhana, kini berubah menjadi semakin panas.

Tangan besar si dominan mulai meraba kulit dibalik kain yang dikenakan sosok dibawahnya. membiarkan si manis melenguh akibat gelenyar bagai listrik yang menjalari tubuhnya. memberi rasa asing yang sama-sama belum pernah mereka rasakan.

amatir, namun insting membimbing keduanya hingga puncak yang disebut 'penandaan'.

amatir, namun insting membimbing keduanya hingga puncak yang disebut 'penandaan'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc!
mff guys :(

hwanki ; hello, mate!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang