"Weekend kita nggak usah ke Malang mas,"
"Kenapa?"
"Nggak kenapa-napa, ntar malem juga mereka udah sampe sini kok!"
Axel melongo, entah kenapa senyum manis Alyssa pagi ini terlihat sangat mengerikan baginya.
Setelah hampir lima hari meninggalkan kantor, Axel memilih untuk memanfaatkan sisa hari Jumatnya untuk membereskan segala berkas yang sudah Kayla siapkan untuknya.
Gadis itu bilang, "pak, saya besok mau perawatan. Masa muka saya kaya seumuran bapak?"
Wah!
Jadi Kayla ini mau bilang kalau Axel udah tua gitu?
Dengan niat yang mantap itu, Akhirnya semua kerjaan yang berhari-hari Axel tinggalkan bersama Kayla kini sudah berhasil gadis itu selesaikan, sehingga dia bisa menikmati weekendnya kali ini.
Ya, enak kan?
Kalau Axel? Nggak tau, dia mulas. Kadang pusing juga, beberapa kali deg-deg-an kaya orang lupa makan.
Dulu Axel pernah menikah, tapi rasanya tidak seperti ini. Jujur Axel akui, karena ini pertama kalinya Axel bertemu dengan keluarga calon istrinya. Sementara dulu, seingatnya yang pernah ia temui hanya calon adik iparnya saja.
Yang Axel tau, Laura adalah yatim piatu. Wanita itu berasal dari keluarga yang bisa dibilang mampu, sehingga tidak banyak kendala saat pernikahan mereka dulu. Tidak ada kendala mengenai restu keluarga, Kendala mengenai perasaan atau bahkan finansial. Entahlah, dulu rasanya semua terasa lancar dan mudah.
Axel tak ingin mengatakan bahwa pernikahannya dulu tidak berkesan, hanya saja memang tidak sama dengan saat dimana ia bertemu dengan Alyssa. Saat ia bertemu dengan 'Mas'nya yang super jail itu, dan juga bagaimana cara gadis itu menariknya sampai bertekuk lutut seperti saat ini.
Mamanya bilang, kuncinya ada di Baskara. Anak ceriwis itu yang secara tidak langsung mendorongnya, membuka matanya untuk melihat rasa lain dari cinta.
Sekali-kali Axel harus di kasih tantangan kan?
Kalau dulu ia dan Laura sepakat menikah karena saling cinta, maka saat ini Axel harus berusaha dengan keras dan menjaga kesabaran untuk meyakinkan Alyssa.
Kalau dulu orang yang harus ia mintai izin adalah adik Laura, maka kali ini ada dua orang pria yang menunggunya di depan gerbang sebelum ia boleh menggandeng Alyssa.
Maka dari itu, Axel sudah benar-benar meyakinkan diri sendiri mengenai perasaannya sebelum ia meyakinkan kedua pria itu dan juga, wanita yang sudah melahirkan gadis pujaannya ke dunia ini.
Saat ia tengah sibuk dengan pikirannya, sebuah pesan masuk membuyarkan potongan memori itu.
Shinta 💐
Mas, dimana?
Aku izin pulang awal
Membaca pesan terkahir dari Alyssa membuat Axel segera bangkit dari tempat duduk.
Ia menutup semua map yang ada di mejanya, menunpuknya menjadi satu kemudian segera meraih kunci mobil yang ia letakkan di sudut meja.
Tidak biasanya gadis itu pulang lebih awal. Axel tak ingin bertanya 'ada apa' karena nantinya ia akan jauh lebih khawatir saat menunggu balasan gadis itu.
Langkah kakinya yang panjang, membawa Axel dengan cepat menuju basement. Menemukan mobilnya yang terparkir rapi dan segera melesatkannya keluar dari area kantor.
Harusnya ia cuti hari ini, tapi karena tanggungjawabnya ia harus masuk kantor dan menyelesaikan pekerjaannya. Karena ia pikir dengan masuk kantor, ia akan punya banyak waktu untuk bertemu Alyssa namun sayang, gadis itu kini justru sudah berada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗘𝗔𝗧𝗨𝗠;[𝑨𝒙𝒆𝒍𝒊𝒐𝒏 & 𝑨𝒍𝒚𝒔𝒔𝒂] || HUNLIS
फैनफिक्शनAxel, si manajer keuangan tampan dan ramah. Sosoknya yang baik hati begitu di puja seluruh karyawannya. Tapi sayang, Axel yang itu tidak bisa Lyssa sentuh bahkan sekedar memberinya balasan senyum. Orang bilang, jodoh jika tidak di kejar maka akan...