Senjata Makan Tuan

4.9K 157 16
                                    

Waktu mungkin sedang berpihak padaku, rumah dalam keadaan sepi dan di tambah lagi Sigit melakukan sesuatu yang gak terduga. Aku pun gak mau sia-siakan kesempatan itu, mengulang kejadian di toilet sekolah waktu itu.

Saat Sigit mengeluarkan kontolnya, aku menatapnya sejenak kemudian berdiri dan mengatakan padanya, "aku gak mau Git kalo kayak yang di toilet sekolah dulu". Seketika terlihat ada raut kekecewaan di mukanya, kemudian dia hendak memasukkan lagi kontolnya yang udah sedikit tegang itu.

"Aku mau yang lebih", bisikku tepat di samping telinganya sambil ku tahan tangannya agar tidak memasukkan kontolnya. Kemudian ku dorong tubuhnya ke atas kasur, ku duduk di depan selangkangannya, ku lepaskan celananya dan ku buang entah kemana. Setelah itu ku raih kontolnya, ku kocok pelan, lalu ku jilat ujung kepalanya. Setelah beberapa kali jilatan, aku langsung melahap kontolnya seperti sedang menikmati permen lolipop. Terdengar desahan dari mulutnya, tanda kalo dia menikmati apa yang ku lakukan pada kontolnya.

Beberapa menit kemudian ku keluarkan kontolnya dari dalam mulutku, setelah itu aku bangun menuju pintu dan menguncinya. Lalu ku buka celana seragam ku lengkap dengan celana dalamnya juga dan melepasnya. Ku melangkah mendekatinya lagi sambil meraih botol lotion yang ada di atas lemari ku.

Ku posisikan lagi kakiku di bawah selangkangannya dan mulai melahap kontolnya lagi dengan posisi nungging. Sambil menikmati kontolnya, ku buka botol lotion yang ku bawa, ku tuang sedikit di tanganku lalu ku oleskan di lubang kenikmatanku. Setelah ku rasa udah cukup licin, ku tuang lagi lotion ke tanganku dan mengakhiri service ku pada kontolnya.

Kini aku bergeser ke bagian atas tubuhnya. Aku nungging di atas perutnya lalu mulai memainkan putingnya dengan lidahku. Sambil bermain-main di area putingnya, ku oleskan lotion yang ada di tanganku ke kontolnya, mulai dari ujung sampai pangkalnya lalu meratakannya sambil sesekali mengocoknya pelan. Mendapat perlakuan seperti itu, Sigit hanya bisa mendesah dan memejamkan matanya.

Setelah puas bermain di area putingnya, ku pindah ke area leher dan telinganya. "Kasih aku yang lebih Git", bisikku di telinganya sambil memegang kontolnya dan mengarahkannya ke mulut lubang kenikmatanku lalu mendorongnya masuk.

Saat kepala kontolnya berhasil masuk ke dalam lubangku, Sigit membuka matanya sambil memegang pinggulku. "Sa...", dia menatapku sambil kedua tangannya menekan pinggulku hingga membuat lubangku menelan habis kontolnya masuk ke dalamnya. Dia menatapku lagi lalu ku balas senyum ke arahnya. Tangannya lalu memelukku lalu dia mulai menggerakkan pinggulnya naik-turun, kanan-kiri, dan sesekali memutar. Dia memulainya dengan gerakan yang pelan dan ritme yang beraturan, hingga setelah beberapa kali sodokan dia mempercepat gerakannya.

Beberapa menit kami bertahan dengan posisi itu, dan ritme gerakan pinggulnya pun mulai gak beraturan; kadang cepat, kadang lambat, lalu cepat lagi. Begitu terus dia lakukan selama beberapa kali, hingga akhirnya dia cabut kontolnya dari lubangku. Dia gulingkan tubuhku hingga terlentang lalu dia duduk di bawah selangkanganku dan kembali memasukkan kontolnya ke dalam lubangku.

 Dia gulingkan tubuhku hingga terlentang lalu dia duduk di bawah selangkanganku dan kembali memasukkan kontolnya ke dalam lubangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perjalanan Putih Biru (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang