Sekongkol

3.9K 87 5
                                    

Setelah sampai di kamar, Candra membaringkan ku di atas kasur. Sedangkan Sigit nampak biasa aja melihat kami berdua keluar dari kamar mandi dalam keadaan sama sama bugil. Dia masih asik main PS sambil tersenyum, namun kali ini dia udah melepas kaos yang dia pakai sehingga memperlihatkan tubuh bagian atas dan hanya menyisakan celana boxernya.

 Dia masih asik main PS sambil tersenyum, namun kali ini dia udah melepas kaos yang dia pakai sehingga memperlihatkan tubuh bagian atas dan hanya menyisakan celana boxernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana, masih sadar dia?", tanya Sigit ke Candra sambil meletakkan stick PS lalu menuangkan minuman itu ke dalam gelas dan memberikannya kepada Candra.

"Sepertinya masih sedikit", jawab Candra sambil meneguk minuman itu. Setelah itu dia menggoyang goyangkan tubuhku sambil memanggilku, "Sa... Faresa...".

"Hmmm...", aku hanya menggumam lalu menoleh ke arahnya.

"Kamu masih kuat?", tanya dia padaku sambil memberi kode ke Sigit untuk menuangkan minuman itu.

"Kuat...", jawabku sekenanya sambil berusaha untuk duduk yang kemudian di bantu Candra dengan menopang bahuku dari belakang supaya aku gak jatuh.

"Coba minum sekali lagi... Biasanya habis muntah kalo di buat minum lagi udah gak muntah lagi... Tinggal kerasa enaknya...", bujuknya sambil memberi kode Sigit untuk memberikan minuman itu padaku. Tanpa ragu aku langsung menerimanya dan meminumnya sampai habis lalu mengembalikan gelas ke Sigit.

"Gimana, perutnya masih panas gak?", tanya Sigit setelah menerima gelas yang ku berikan, dan hanya ku balas dengan gelengan kepala sebagai tanda kalo perutku baik baik aja. "Kalo gitu, berani lanjut kan?", timpalnya lagi sambil memberikan gelas di tangannya ke Candra memberi isyarat untuk menuangkan lagi minumannya.

Setelah itu Sigit menggantikan Candra menopang bahuku, dia duduk di sebelahku kemudian merangkul bahuku dan menahannya agar tetap membuatku terduduk. Dan di sela sela Candra menuangkan minuman, Sigit mencuri kesempatan untuk meraba raba tubuhku. Tangannya mulai beraksi menjamah bagian dada ku, dan sesekali dia pun memainkan putingku dengan mengusap ujungnya lalu memelintir pelan. Lalu saat Candra memberikan minuman kepada kami, dia menghentikan aksinya.

Tak terasa botol pertama udah habis, lalu Candra pun membuka botol yang kedua, dan putaran gelas pun berlanjut; tentunya Sigit masih tetap melanjutkan aksinya mencuri kesempatan menjamah tubuhku. Kali ini telapak tangannya mulai menyerang bagian perut dan pusarku, hingga akhirnya kontolku mulai menjadi sasarannya. Dia genggang kontolku yang udah ngaceng dari tadi dan sesekali mengocoknya pelan.

Putaran gelas terus berlanjut dan entah berapa gelas aku udah meminumnya, hingga kepalaku ini benar benar merasa berat. "Aku udah gak kuat Git... Kepalaku berat banget", kataku saat Sigit memberikan gelas kepadaku. "Ya udah ini yang terakhir", bujuknya sambil menyodorkan gelas ke mulutku, dan dengan susah payah aku meneguknya.

Setelah Sigit memberikan gelas ke Candra, dia membaringkan tubuh lemahku. Saat membetulkan posisi kepalaku tiba tiba dia melumat bibirku dengan ganas. Mendapat perlakuan seperti itu membuat nafsuku semakin memuncak setelah sebelumnya nafsuku di buat naik olehnya dengan ulah tangannya pada kontolku. Aku pun membalas lumatannya dengan ganas pula mengimbangi permainan lidahnya di dalam mulutku, hingga aku lupa kalo di ruangan itu gak cuma kami berdua tapi ada Candra juga.

Perjalanan Putih Biru (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang