Bandung Membara #2

2.6K 48 10
                                    

Adi's POV

Setelah Faresa pergi ke kamar mandi, aku langsung memeluk mas Rasen. Aku tau kalau Faresa memberiku kesempatan untuk menikmati waktu bersama mas Rasen, dan aku tidak akan melewatkannya.

"Aku udah siap mas", bisikku di telinga mas Rasen.

Setelah itu, ku lepaskan pelukanku lalu ku raih botol baby oil yang ada di tepi kasur di sebelah mas Rasen. Segera ku oleskan baby oil itu ke kontol mas Rasen dan juga ke lubang pantatku, lalu ku rebahkan tubuhku di sebelah mas Rasen.

"Gak adil kalo cuma aku sama Faresa yang keluar. Ayo, punya mas keluarin di lubangku", perintahku sambil menarik tangan mas Rasen.

"Kamu yakin?", tanya mas Rasen sesaat setelah dia menindih tubuhku.

"Iya sayang", jawabku sambil melingkarkan tanganku ke lehernya.

"Sejak pertama kali kita melakukannya, aku terus kan yang nusuk mas, bahkan setelah kita jadian pun selalu aku yang nusuk mas. Waktu itu aku mungkin masih takut di tusuk sama mas karena punya mas besar dan panjang banget, tapi sekarang aku siap mas", tambahku.

"Tapi nanti kalo gak kuat, kamu bilang ya sayang", perintahnya.

Aku hanya mengangguk tanda setuju, lalu segera ku cumbu bibirnya. Aku gak mau melewatkan waktu yang udah Faresa berikan. Sambil menindihku, mas Rasen mengimbangi lumatanku. Bibir kami saling beradu, dan sesekali lidah kami pun saling menyapa.

"Mas masukin sekarang ya sayang", bisiknya di telingaku.

Kemudian mas Rasen beranjak dari atas tubuhku, memposisikan kontolnya tepat di bawah selangkanganku. Beberapa kali dia gesek-gesekkan kepala kontolnya di mulut lubangku sambil sesekali mendorongnya pelan. Dan saat lubangku mulai sedikit terbuka akibat dorongan kepala kontolnya, perlahan dia mulai mendorong kepala kontolnya masuk lebih dalam.

 Dan saat lubangku mulai sedikit terbuka akibat dorongan kepala kontolnya, perlahan dia mulai mendorong kepala kontolnya masuk lebih dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ku tarik nafas panjang saat kepala kontolnya menerobos masuk ke dalam lubangku. Otot-otot di mulut lubangku serasa kaku, rasa terbakar menjalar di sekitarnya. Rasanya sangat perih, lebih perih daripada saat kontol Faresa yang memasuki lubangku dulu. Tentu lebih perih, karena perbandingan kontolku dan Faresa masih sangat jauh kalo di banding dengan kontol mas Rasen.

Ingin sekali aku meminta mas Rasen mengeluarkan kontolnya, tapi aku gak mau membuatnya kecewa. Sebisa mungkin ku tahan rasa perih itu, meski rasa perih itu gak mau cepat pergi. Aku pun cuma bisa mendesah dan sesekali meremas selimut yang udah tersibak akibat pertempuran sebelumnya, untuk menahan rasa sakit yang ku rasakan.

"Sakit Cil?", tanya mas Rasen sambil melepaskan ciuman kami dan menatap ku tajam

Aku cuma bisa menjawabnya dengan gelengan kepala, karena aku takut dia tau kalo aku berbohong, dan akan mengecewakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku cuma bisa menjawabnya dengan gelengan kepala, karena aku takut dia tau kalo aku berbohong, dan akan mengecewakannya. Ku pejamkan mata ku untuk menghindari tatapan matanya, karena aku takut gak bisa menyembunyikan rasa sakit itu.

Mungkin mas Rasen mengetahui rasa sakit yang ku rasakan, kemudian dia mengeluarkan kontolnya dari dalam lubangku. Setelah itu dia memandangku sesaat, kemudian dia mencium keningku.

"Biar gak terlalu sakit Cil", bisik mas Rasen sambil memegang kontolku dan sesekali mengocoknya pelan

Tanpa menunggu respon dari ku, mas Rasen langsung melahap putingku sambil sesekali memainkan ujung putingku dengan lidahnya. Hal itu membuatku melupakan rasa sakit yang ku rasakan akibat rasa geli yang ku rasakan di daerah putingku.

Setelah puas menikmati putingku, mas Rasen lalu berpindah ke daerah perutku. Dia mulai menciumnya, sesekali menjilatinya, dan kemudian langsung turun ke kontolku, lalu segera melahapnya.

Cukup lama dia memainkan kontolku, sedangkan aku sangat menikmati perlakuannya itu. Rasa nikmat yang ku rasakan berangsur menggantikan rasa sakit yang menderaku tadi. Hingga akhirnya mas Rasen memainkan kontolku dengan tangannya yang udah di lumurinya dengan baby oil, sehingga menambah kenikmatan yang ku rasakan.

"Udah gak sakit kan Cil?", suara mas Rasen mengiringi kocokan lembut di kontolku

Tanpa ku sadari ternyata kontol mas Rasen udah melesat masuk ke dalam lubangku, namun kali ini aku udah gak ngerasain sakit seperti pertama tadi. Dengan masih memainkan kontolku, mas Rasen pun dengan sangat pelan dan hati-hati juga mendorong kontolnya masuk lebih dalam lagi. Setelah kontolnya terlahap sepenuhnya oleh lubangku, mas Rasen membiarkannya tenang di dalam sana selama beberapa saat.

 Setelah kontolnya terlahap sepenuhnya oleh lubangku, mas Rasen membiarkannya tenang di dalam sana selama beberapa saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ayo mas!", ucapku saat aku yakin lubangku udah bisa beradaptasi dengan kontolnya yang super jumbo itu.

Segera ku peluk tubuhnya hingga membuat tubuh kami berhimpitan, dan tentu membuatnya melepaskan tangannya dari kontolku. Ku tuntun pinggulnya untuk mulai bergerak, dan dia pun mulai memompa lubangku, mulai dengan gerakan yang lambat sampai pada akhirnya menjadi gak beraturan karena saking cepatnya gerakan pinggulnya.

Kali ini aku udah bisa menikmati permainannya, menikmati kontol jumbo itu mengobrak-abrik pertahanan ku, dan hanya menyisakan desahan dari bibirku. Suara tubuh kami yang saling beradu, menambah panasnya suasana, seiring dengan kucuran keringat yang keluar dari tubuh kami.

Entah berapa lama kontolnya memompa lubangku dan tubuh kami yang saling beradu dengan kontolku terjepit di antaranya, hingga dorongan itu pun mulai mendesak dari dalam kontolku, meminta untuk segera dikeluarkan.

"Mas, aku mau keluar", bisikku di telinganya.

Tanpa membalas perkataanku, mas Rasen pun semakin mempercepat goyangan pinggulnya, sehingga menambah sensasi gesekan yang ku rasakan pada kontolku. Dan tak berapa lama kemudian akhirnya cairan kental itu pun tak tertahan lagi, sehingga kedutan kenikmatan itu pun mengiringi tumpahnya cairan itu di atas perutku yang mengenai perut mas Rasen juga.

Tak berapa lama kemudian ku rasakan kedutan di dalam lubangku, menandakan bahwa mas Rasen pun udah mencapai puncak kenikmatannya yang di susul dengan jatuhnya tubuh mas Rasen di atas tubuhku. Kami pun berpelukan sejenak, setelah itu dia pun mengeluarkan kontolnya dari dalam lubangku lalu kami pun membersihkan cairan kental yang ada di tubuh kami.

Bersambung

Jangan lupa support TikTok ku juga ya guys

Jangan lupa support TikTok ku juga ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan Putih Biru (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang