Minuman Beracun

3.6K 79 5
                                    

Sekarang ini, saat aku membagikan cerita ini, aku udah duduk di kelas 11 di sebuah SMK yang cukup favorit di kotaku tinggal, salah satu daerah di Yogyakarta. Tapi kejadian itu gak akan pernah aku lupakan, dan sampai detik ini aku masih menghindari dua benda itu, yaitu rokok dan alkohol. Iya, mungkin aku berbeda dengan anak laki-laki pada umumnya yang menyukai rokok dan alkohol, tapi aku sangat menghindari dua benda itu sampai sekarang akibat kejadian itu.

 Iya, mungkin aku berbeda dengan anak laki-laki pada umumnya yang menyukai rokok dan alkohol, tapi aku sangat menghindari dua benda itu sampai sekarang akibat kejadian itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****
Untuk memudahkan cerita, akan ku tulis alur ceritanya sebagai waktu sekarang, yang sebenarnya kejadian ini terjadi di tahun 2018.

____________________

Ujian tengah semester sudah selesai, dan malam ini adalah malam Minggu. Hal yang sangat di tunggu-tunggu semua anak sekolah, karena gak harus belajar, bisa main sepuasnya dan tentu aja hari Minggunya gak berangkat sekolah alias libur.

"Hey Sa, UTS udah kelar nih, tar malem maen ke rumah ku yok! Malming juga kan, besok juga gak sekolah", ajak Sigit setelah kami sampai di rumah ku saat dia mengantarku pulang sekolah.

"Okey", jawabku singkat sambil turun dari motornya.

"Ya udah aku langsung pulang ya... Jangan lupa tar malem ke rumah ku jam tujuh", balasnya lalu kemudian dia melajukan motornya meninggalkanku di halaman rumah.

Malam telah tiba dan aku pun menuju rumah Sigit dengan motor matic ku. Sekitar sepuluh menit perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah Sigit. Ku ketuk pintu rumahnya dan gak berapa lama kemudian dia keluar menyapaku, "Hey Sa, kita langsung cabut yok!". "Lah mau kemana?", tanyaku bingung. "Kita ke rumah Candra. Tadi dia WA aku, dia bilang kalo keluarganya pergi ke rumah om nya jadi aku di minta buat nemenin dia", jelasnya. "Candra siapa? Kayaknya temen sekelas gak ada yang namanya Candra deh?", tanyaku semakin bingung. "Itu lho, anak kelas 7C", jelasnya lagi. "Lah, kamu kenal dia juga?", tanyaku heran. ""Ya kenal lah, kan kami masih satu kampung. Bedanya dia di perumahan sedangkan aku di dalam kampung, tapi tempat tinggal kami masih satu kampung. Dia juga satu SD sama aku dulu", tambahnya. "Oh gitu", jawabku. Setelah itu kami pun menuju rumah Candra dengan motorku.

Sesampai di rumah Candra, Sigit langsung turun dari motorku lalu membuka gerbang dan menyuruhku memasukkan motorku lalu dia menggembok gerbang itu. Kemudian seperti rumah sendiri, Sigit langsung membuka pintu rumah dan mengajakku masuk, tak lupa dia mengunci pintu itu. "Kenapa anak ini berani banget main nyelonong di rumah orang?", pikirku. "Ah mungkin aja karena mereka udah berteman lama, jadi udah biasa kek gini kali ya?", timpalku lagi dalam hati. Setelah itu Sigit mengajakku naik ke lantai dua menuju kamar Candra berada. Sesampai di depan kamar, tanpa permisi Sigit langsung membuka pintu dan nyelonong masuk.

"Hey kunyuk, gak nungguin kami sampai dulu main PS nya", celoteh Sigit sambil duduk di sebelah kiri Candra lalu mencubit puting Candra. Iya, waktu kami masuk kamar, Candra sedang asik main PS dan hanya memakai boxer aja tanpa memakai kaos alias bertelanjang dada.

Perjalanan Putih Biru (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang