𝐒𝐈𝐍 𝟏

1.5K 181 19
                                    

"Dia hanya jatuh cinta sekali dalam hidupnya, selebihnya hanya melanjutkan perjalanan hidup yang tersisa."

_______

Selama kurang lebih lima belas tahun, Dewa menjalani kehidupan berumah tangga bersama Rhea, namun perjalanan waktu tersebut tak berhasil menghapus kesedihan mendalam yang tersimpan di relung masa lalunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama kurang lebih lima belas tahun, Dewa menjalani kehidupan berumah tangga bersama Rhea, namun perjalanan waktu tersebut tak berhasil menghapus kesedihan mendalam yang tersimpan di relung masa lalunya. Meskipun berkeluarga dengan Rhea dalam kurun waktu yang cukup lama, luka batin dari pengalaman sebelumnya tetap membekas dan tak kunjung sembuh.

"Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan cinta pertama hanya karena sebuah keadaan."

Demikian ungkapan yang senantiasa meluncur dari bibir Dewa. Kalimat itu adalah pembelaan yang ia sampaikan setiap kali ia menerima tuduhan sepihak yang menganggapnya enggan memberi posisi penting dalam kehidupan Rhea.

Pernikahan tersebut hanya formalitas. Menganggapnya sebuah lakon drama yang ia jalani bersama karakter lain dengan tema pernikahan. Akal sehat Dewa bergema, meyakinkan bahwa dirinya sekadar berperan dalam naskah kehidupan yang telah ditentukan, tanpa benar-benar meresapi makna dari ikatan tersebut.

Jika kalian berpikir bahwa Dewa tidak pernah berusaha untuk mencintai Rhea, maka kalian salah. Pada tahun-tahun awal pernikahan mereka, Dewa dengan sepenuh hati berkeinginan untuk membangun keluarga impian bersama wanita yang kini menjadi istrinya.

Namun, harapan tersebut harus kembali dipendam dalam-dalam karena ekspektasi Dewa terbentur pada kenyataan bahwa Rhea masih terjebak dalam sikap kekanak-kanakan. Selama 15 tahun pernikahan, Rhea terlalu larut dalam karir di dunia modelling nya, sehingga membiarkan suami dan putrinya terbiasa dengan ketidakhadirannya.

Suasana pagi di kediaman Adyatama tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Rumah itu terletak dalam ambang batas antara kesunyian dan keramaian, terlalu sunyi untuk dikatakan ramai, namun juga terlalu ramai untuk dinyatakan sunyi. Pertengkaran suami istri yang berlangsung di dalamnya menjadikan tempat tersebut seperti rumah berhantu—hidup dan bising ketika terdengar teriakan, tetapi kembali sunyi sepi ketika tidak ada suara.

Hari-hari monoton yang menghiasi kehidupan di rumah Adyatama semakin membuat Dewa, sebagai kepala keluarga, terperangkap dalam rasa jengkel yang mendalam. Ia tak henti-hentinya mengungkit kesalahan Rhea, menyalahkan wanita itu atas kehancuran hubungan keluarga yang terus-menerus mengganggu ketentraman rumah tangga mereka.

Meskipun demikian, Dewa memilih untuk mengabaikan keresahan itu dan tetap melanjutkan perannya sebagai ayah dengan sepenuh hati. Meski ia merasa telah gagal dalam perannya sebagai suami, ia bertekad untuk tidak mengecewakan putri semata wayangnya. Dengan penuh usaha, Dewa berupaya keras untuk memenuhi segala kebutuhan dan menciptakan kebahagiaan bagi putrinya, agar ia tidak merasakan kekurangan dalam kehangatan keluarga.

Seperti rutinitas pagi yang tak pernah berubah, Dewa berteriak dari lantai bawah, "Princess, sarapannya sudah siap!"

"Iya Ayah, sebentar!"

𝐒𝐈𝐍 - [ 𝙁𝙧𝙤𝙢 𝘼𝙡𝙩𝙚𝙧𝙣𝙖𝙩𝙚 𝙐𝙣𝙞𝙫𝙚𝙧𝙨𝙚 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang