𝐒𝐈𝐍 𝟔

1K 173 80
                                    

"Ia menghalalkan segala cara untuk memastikan bayang-bayang kenangan tetap mengelilinginya."

_______

“Aku gak menemukan apapun,” geram suara berat yang memecah keheningan dalam sebuah ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Aku gak menemukan apapun,” geram suara berat yang memecah keheningan dalam sebuah ruangan.

Dengung lembut dari laptop yang masih menyala, berkas-berkas yang teratur rapi menghuni rak besi di sudut ruangan, serta meja kayu kokoh di tengah ruangan, bertuliskan Direktur Utama—singgasana tempat Dewa, sang penguasa otoriter yang tak pernah kehilangan aura wibawanya menjalankan roda kekuasaan.

Laptop masih terpajang di atas meja yang menampilkan presentasi tentang strategi perluasan properti yang dibahas beberapa jam lalu di ruang rapat bersama para eksekutifnya. Namun, jemari Dewa sibuk menggoreskan coretan-coretan tajam di atas kertas kosong, seolah melawan narasi digital yang terpampang di hadapannya. 

Alisnya saling merapat, memancarkan kebingungan yang mendalam. “Pangeran… Princess…” gumamnya, menuliskan kedua nama itu di atas kertas, seolah setiap huruf yang terbentuk mengandung beban misteri yang mendesak untuk dipecahkan. 

Seperti seorang detektif yang terperangkap dalam jaringan teka-teki yang membelit, Dewa mulai memenuhi lembaran putih dengan rangkaian nama dan dugaan.

Di pojok kanan atas kertas, nama lengkap Princess terpatri dengan jelas. Tak lama, ia menambahkan nama panjang Pangeran, yang dalam maknanya begitu selaras dengan nama putrinya. 

Nama-nama lain kemudian bermunculan, satu per satu tergores di atas kertas yang sudah mulai penuh dengan jejak-jejak pemikiran kegelisahan Dewa. 

Mulai dari kerabat dekat Kyra, teman-teman masa lalu Kyra, hingga beberapa nama laki-laki yang dulu terang-terangan menyatakan perasaan kepada Kyra saat mereka bersama dan menjalani kehidupan penuh lika-liku di almamater perkuliahan. 

Semua tercatat, seolah membentuk sebuah peta rumit yang harus Dewa pecahkan untuk menemukan kebenaran.

Ia ingin memastikan alibi yang Kyra utarakan tentang pernikahannya, yang Kyra klaim telah terjadi. Namun semakin dalam Dewa menelusuri jejak masa lalu, semakin tak ada apa-apa yang ia temukan—tak ada bukti, tak ada catatan pernikahan, tak ada nama suami, bahkan waktu atau tempat mereka menikah pun tak terjamah oleh informasi.

Kepala Dewa dipenuhi gemuruh pikiran liar, pertanyaan-pertanyaan tak terjawab tentang sosok ayah kandung Pangeran. Asumsi-asumsi yang bersarang dalam benaknya terus berkembang. 

Mengapa Kyra memberikan nama yang pernah mereka rencanakan bersama—sebuah nama yang semestinya menjadi warisan bagi buah cinta mereka. 

“Seharusnya, Pangeran Aeleo Adyatama.”

Jemarinya kembali bergerak, menulis ulang nama tersebut di atas kertas, kali ini lebih jelas, lebih tegas. Dewa tekan seolah tak bisa membantah bahwa nama Pangeran harusnya diakhiri oleh marga keluarganya, Adyatama.

𝐒𝐈𝐍 - [ 𝙁𝙧𝙤𝙢 𝘼𝙡𝙩𝙚𝙧𝙣𝙖𝙩𝙚 𝙐𝙣𝙞𝙫𝙚𝙧𝙨𝙚 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang