GATAU KENAPA DEG-DEGAN BANGET POSTING CERITA INI
Selamat membaca karya pertama Karaveekaa di tahun 2024, semoga bisa menghibur anda🙏🏻Happy reading love🍉
"Dadahh papa!"
Perempuan cantik bercilemek merah muda itu menatap putranya lekat. Senyuman tampak terpatri di wajahnya usai berhasil telponan dengan sang papa. "Seneng nggak Kael videocall sama papa?"
"Adek seneng banget ma!" Kael berseru riang, ia melanjutkan kegiatannya memberi makan ikan hias miliknya diatas meja. Kesenangan bocah itu memang sederhana, pikir Laura.
Kael sangat senang jika bisa telponan atau sekedar saling mengobrol dengan papanya dari layar ponsel. Ia adalah anak yang gemar bercerita dan riang. Ada banyak sekali hal yang ia bicarakan dan pamerkan dengan papanya. Waktu bersama seolah tak ada batasnya.
Seperti ucapan sang suami yang sayup-sayup tadi Laura dengar di telepon, Alvian akan menjemput Kael untuk pergi makan siang bersama. Laura sempat mengira, pasti Alvian sibuk dan menolak ajakan Kael, tak menyangka jika Alvian menuruti keinginan bocah kecil itu.
Beberapa jam berselang.
"Mama! Papa dateng!" Seru Kael dengan heboh. Ia langsung turun dari bangku kasir setelah melihat mobil Audi hitam milik sang papa berhenti didepan kedai bunga mereka.
Kedua mata Laura bergerak cepat kesekitar untuk mencari pekerjaan yang bisa ia lakukan. Berusaha menyibukkan diri dan tak punya waktu hanya untuk melihat Kael dan Alvian saling berpelukan didepan kedai.
Sialnya, lonceng pintu kedai berbunyi, benar saja, Kael tampak tengah berusaha menarik celana bahan yang sang papa kenakan untuk masuk kedalam kedai. Alvian dan Laura tak sengaja saling tatap, namun buru-buru perempuan itu memalingkan wajah, tak kuasa menatap tatapan dingin itu lebih lama.
"Pah ini, Dommi, Cio, Gogom! Ikannya adek, dibeliin sama mama tadi pagi."
"Oh ya?"
"Iya, pa. Tadi pagi ada kakek-kakek bawa dagangannya pake sepeda. Banyak banget ikannya, jadi mama beliin tiga untuk adek. Kata mama, kalo adek pinter rawatnya, nanti mama beliin lagi." Oceh Kael dengan riang, tanpa berhasil menangkap wajah cuek sang papa. "Nanti ikan adek besar juga kaya ikan di kantornya papa."
Memang, diruang kerja Alvian, di kantornya. Terdapat sebuah aquarium besar berisi banyak jenis ikan laut dan terumbukarang hidup. Ikan-ikan banyak menyambung hidup demi menghiasi ruang kerja sosok pria dingin itu. Dan aquarium tersebut adalah spot favorit Kael setiap kali main ke kantor papanya. Bagi Kael, pemandangan kota dari jendela besar ruangan itu membosankan. Tidak seperti ikan-ikan yang lalu lalang tampak hidup senang dalam aquarium di ruangan papanya.
"Iya-iya, yaudah ayo langsung kita ke Morta aja. Soalnya nanti papa ada urusan lagi." Ucap Alvian tanpa melihat Laura sedikitpun lagi.
"Yaudah, ayo ma!" Ajakan Kael membuat Alvian dan Laura jadi saling tatap.
"Mama-"
"Kan kita janjinya berdua aja, Kael." Potong Alvian.
Kini Kael mendongak pada papanya. "Yah papa, kenapa mama nggak ikut sama kita? Mama juga belum lunch. Iyakan ma?"
Laura semakin kikuk. "Iya sih, tapi mama udah pesen makanan kok. Adek sama papa berdua aja ke Morta. Mama juga harus jaga kedai nih, nanti ada yang mau pick up pesanan."
Wajah Kael jadi merengut tipis. "Yahh, kenapasih mama nggak pernah ikut?!"
"Maaf ya, Kael. Tapi lain kali deh mama ikut."
"Yaudah, ayo!" Alvian segera menggendong tubuh kecil bocah itu menuju mobil tanpa mengatakan apapun lagi pada Laura, bahkan berpamitanpun tidak.
Bahkan hingga mobil Audi hitam milik Alvian sudah tak lagi terlihat. Tubuh kurus perempuan itu merosot kesisi meja kasir dengan jantung masih berdebar. Aura pria itu selalu menguar kebencian dan permusuhan yang kentara. Tatapan yang dingin, datar, sekalipun tak pernah menatap dirinya dengan tatapan kasihan. Minimal kasihan pada ibu anaknya sendiri, tidak. Tapi meski begitu, Laura akui jika Alvian adalah sosok ayah cukup baik untuk putra mereka, Kael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
ChickLitMencintai Alvian seorang diri adalah hal yang menyakitkan. Itu yang Laura rasakan selama 5 tahun. Bahkan Tuhan telah menganugerahkan mereka seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaannya. Tapi, sikap acuh, cuek dan dingin itu tak pernah berubah. Kelu...