8. KITA DIZONA WAKTU

549 71 3
                                    

Happy Reading Love🍉❤️‍🔥

Pagi-pagi sekali Laura sudah sibuk didapur menyiapkan sarapan. Ia harus membuat pancake buah kesukaan Kael supaya ia senang.

Di meja makan mereka bertiga sarapan bersama. Kael kembali duduk disebelah kursi makan mamanya dan interaksi mereka kembali hangat. Setidaknya itu yang diam-diam Alvian amati.

Hari ini Kael tidak privat. Miss Amel meliburkannya dan mereka akan kembali bertemu besok di jam yang sama. Alvian hanya berharap Laura bisa membuat Kael mau untuk belajar privat dengan guru pilihannya.

Usai sarapan, Laura berkemas dan membereskan semua keperluan Kael untuk berangkat ke Lora Florist, seperti membawa cemilan dan mainan yang dibutuhkan.

"Papa semalam kemana?" Tanya Kael sembari masuk kedalam mobil papanya. Alvian akan mengantar Laura dan Kael ke kedai, karena mobil Laura tinggal di kedai kemarin.

"Papa pulang telat." Alvian kemudian menutup pintu mobil bagian belakang kemudi.

Terlihat pekerja halaman rumah mereka, pak Mudin, tengah sibuk mencari-cari sesuatu di sekitaran taman rumah yang biasa ia rawat. Hal itu menarik perhatian Laura yang baru keluar rumah untuk menyapanya.

"Pak Mudin nyari apa? Kehilangan sesuatu?"

"Eh ibu, saya lagi nyari kucing betina yang tengah hamil besar bu." Pak Mudin tertawa garing sembari membenarkan topi miliknya. "Duhh.. takutnya nanti pup sembarangan, baunya bisa mengganggu dan susah dibersihin." Keluhnya.

"Cari yang bener pak! Jangan sampe dia berkeliaran dirumah saya dan kotorin halaman!" Titah Alvian dengan kedua tangan dipinggang.

"Iya pak Alvian."

"Kalo udah ketemu, buang aja ke tempat lain!" Tambah Alvian sebelum masuk kedalam mobil.

Laura tak mengatakan apapun, ia menyusul masuk kedalam mobil sebelum Alvian nanti mengamuk.

Di jok belakang Kael duduk anteng dengan memangku mobil dan memainkan pesawat mainannya.

"Ohhh no! Mayday! Mayday! Pesawat akan mendarat mendadak dan, Syuuuuhh.... Pyuuu... Tungg!!"

Sementara Alvian fokus menyetir. Laura pun sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia tiba-tiba mengingat hal buruk kemarin dengan Feradi . Laura sontak memejamkan mata, ia masih takut.

"Laura?!" Laura tersentak kaget saat Alvian menatapnya. "Saya manggil kamu berkali-kali."

"Ma-maaf mas, Laura cuma lagi kepikiran soal orderan customer." Laura menunduk, saat mendongak ia tak sengaja menatap mata Alvian yang menatapnya dingin.

"Nggak usah bohong!"

"Maaf."

"Ada hal yang mau kamu omongin nggak?"

Laura melirik kebelakang, memastikan Kael tak mendengarkan pembicaraan mereka. "Soal kemarin-"

"Kalo soal kemarin nggak usah dibahas."

"Laura cuma mau tau, gimana mas Alvian bisa tiba-tiba datang saat kak Feradi ada disana?"

"Pembahasan nggak penting." Ketus Alvian dengan wajah datar. Wajahnya langsung kusut membahas soal kemarin.

Mereka sampai didepan kedai. Melihat Alvian yang tak berminat untuk menjawab pertanyaan Laura, jelas ia tak bisa memaksa. Laura pun pamit pada Alvian untuk pergi ke kedai dan menggendong Kael.

Didalam mobil, Alvian menghela nafas berat sambil melirik kedai lain yang bersebelahan dengan Lora Florist. Mata tajamnya hanya melirik bangunan itu sebelum menekan pedal gas. melanjutkan perjalanan.

StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang