Happy reading love🍉
Di antara sekawanan para pemuda yang gemar bercerita tentang gadis cantik dan seksi itu, memang akan ada yang selalu paling semangat dan yang paling diam menikmati suasana. Hampir semua gadis di sekitaran mereka, sudah dilecehkan dalam diam oleh bibir dan lidah jahat mereka. Parahnya, mereka senang saling mengopor mantan pacar antar sesama teman tongkrongan setelah putus. Jadi kebanyakan, jika sudah memacari satu gadis dengan satu dari mereka, tak lama mantan mereka akan digaet oleh teman tongkrongan yang lain dengan memanfaatkan situasi move on dan memepetnya terus dengan halus sampai jadian. Ibarat tropi bergilir, nyata dalam tongkrogan mereka berupa mantan pacar teman.
Laura, meskipun ia gadis yang polos, lugu, dan berperawakan lempeng dan baik-baik, nyatanya Laura juga tak selamat dari lisan jahat para pemuda yang senang menggoda perempuan itu saat pulang sekolah atau tengah mengantar pesanan bunga. Meskipun pada Laura, mereka hanya berani meng-catcall, tidak sampai berani menyentuh karena takut dengan ucapan Alvian.
"Mamanya tuh cewe, galak. Kaya anjing penjaga komplek. Mending kalian liat-liat lawan juga."
"Hahh? Yang bener aja? Orang anaknya ramah dan suka senyum begitu kok."
"Orang mama kita saling kenal. Mamanya strick parah."
"Sering dong kamu ketemu Laura?"
Alvian terdiam, beberapa kali kalo ibu-ibu ada agenda arisan. "Nggak. Aku waktu itu sibuk penelitian skripsi, tambah lagi magang di lab."
Mungkin jadwal Alvian sebagai mahasiswa akhir sekaligus freelancer di laboratorium minyak atsiri milik kampusnya terdengar sibuk, tapi sebisa mungkin ia menyempatkan diri mengantar maminya ke acara arisan. Agar bisa melihat Laura. Dan kadang ia bisa bertemu Laura. Meskipun Alvian belum punya keberanian mengajak gadis itu bicara. Maminya pernah menyuruh mengajak Laura bicara. Karena hanya Alvian dan Laura, anak dari ibu-ibu arisan yang sering datang. Tapi Alvian menolak dengan sikap acuh.
Seisi tongkrongan kini menatap kearah seorang pemuda yang tampak wajahnya kesal, ia langsung membuang rokok ketanah dan menginjaknya. Jason tertawa menyenggol Feradi yang kesal. "Hayo lho, emak mertua tuh segalak anjing komplek."
Kening Alvian berkerut, sepertinya ia kelewatan gosip panas di tongkrongannya. Alvian yakini ini saat malam dimana ia pergi ke rumah Laura dan membawakannya banyak jajanan. "Emangnya aku ketinggalan berita apa?"
"Siapa suruh cepet balik malam sabtu itu!" Ledek Rais. "Kelewatan berita deh kalo Feradi kepelet pesona Laura."
Alvian terdiam. Ekor matanya kini makin memperhatikan gelagat patah hati Feradi. Pemuda itu kerap gonta-ganti perempuan sebelum mengopernya ke teman yang lain.
"Nggak cuma Feradi, aku juga penasaran sama Laura. Dia cantik, badannya mungil, anaknya manis." Lirikan tajam Feradi membuat Jason kicep.
"Harusnya kita kasih kesempatan Alvian. Dia belum pernah ambil 'permen' bekas dari kita." Sahut Gino.
Alvian mendelik, menyembunyikan kepalan tangan didalam jaket denim yang menjadi ciri khas pemuda itu.
"Laura?! Buat Alvian?! Enak aja! Modelan Laura dioper ke Alvian. Emang dianya aja yang nggak mau kan?! Jadi nggak usah dipaksa!" Sahut Jason, mengundang tawa yang lainnya. Sementara Alvian hanya diam.
Feradi kita mengarahkan badannya menghadap. "Emangnya mau Al?" Tersenyum penuh arti.
"Apanya?"
Feradi tersenyum miring. "'Permen-nya' anjing komplek, after me?" Tawarnya lagi.
Para pemuda yang mengelilingi Alvian dan Feradi bersorak riang, kecuali Jason. Melihat ini tawaran yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
ChickLitMencintai Alvian seorang diri adalah hal yang menyakitkan. Itu yang Laura rasakan selama 5 tahun. Bahkan Tuhan telah menganugerahkan mereka seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaannya. Tapi, sikap acuh, cuek dan dingin itu tak pernah berubah. Kelu...