2. AYAH DAN ANAK

670 83 4
                                    

Publish suka-suka

Happy reading love🍉
Vote dulu kak!

Gadis berambut panjang itu tengah fokus belajar untuk persiapan ujian akhir sekolahnya. Ia bertekat kuat untuk kuliah keluar kota. Meskipun sampai sekarang mama belum terlihat memberikannya izin merantau, tapi Laura tak akan berhenti berusaha melakukan apapun yang ia bisa supaya ia bisa pergi ke kota tujuannya.

Namun, laser berwarna merah bergerak di dinding kamarnya, mengalihkan fokus Laura. Dan cahaya laser itu berasal dari kaca jendela kamar yang menembus ke dinding.

Laura memilih diam diatas ranjang. Ia takut karena di film action yang ia tonton, itu adalah cahaya laser merah untuk membidik musuh dengan senapan laras panjang.

Jantung Laura hampir copot saat kaca jendela kamarnya diketuk. Suara yang sangat familiar terdengar pelan dari sana.

"Laura."

Kedua alis Laura terjangkit naik. Ia buru-buru turun dari ranjang dan tertatih untuk membukakan jendela kamarnya.

"Mas Alvian?" Dari balik kaca jendela kamar ia melambaikan tangannya. "Buka jendela!" Suaranya yang terhalang kaca membuat Laura tertawa receh dan membuka jendela kamarnya untuk mengikis jarak mereka.

Alvian masuk kedalam kamar. Matanya kini menatap sekeliling kamar yang bernuansa remang karena hanya ada satu lampu dimeja nakas yang menyala, mengarah langsung kearah buku-buku diatas ranjang. Tumpukan buku menandakan Laura sedang asik belajar.

"Kamu lagi belajar? Saya ganggu dong?"

"Engga juga." Laura menggeleng meski kenyataannya ia memang sedang fokus-fokusnya tadi.

"Saya bawain kamu ini!" Alvian mengangkat sekantong plastik besar dengan logo swalayan berisi banyak cemilan.

"Makasih." Laura masih setengah sadar dengan kedatangan Alvian ke kamarnya. Ini adalah kali pertama ada seorang anak laki-laki main kerumahnya dan parahnya langsung masuk kedalam kamar tanpa sepengetahuan mama. "Terus, sebenarnya mas Alvian kesini ada perlu apa? Kenapa nggak ketok pintu rumah, kalo mau ada perlu sama mama."

"Justru saya cuma perlu sama kamu."

Kedua pipi Laura bersemu dengan malu. Namun ia berhasil menutupi wajahnya dengan bersikap biasa saja.

"Tadi sore tante Rere bilang apa soal luka kamu?"

"Mama cuma ngomel karena Laura nggak hati-hati."

"Kamu nggak bilang sama tante Rere kalo yang nabrak kamu itu saya?" Laura menggeleng sebagai jawaban. Mamanya dan mami Alvian memang saling kenal, tapi kedua orangtua mereka tidak begitu akrab, mereka hanya sekedar teman arisan biasa. Sehingga Laura tak ingin membuat hubungan mamanya dengan tante Asih semakin canggung hanya karena masalah sepele.

Laura hendak menyalakan lampu kamar. Namun Alvian menghentikannya. Kata Alvian, tante Rere bisa curiga jika melihat kamar Laura terang dari fentasi pintu kamar. Laura pun tak jadi menyalakan lampu, toh ia masih bisa melihat lekukan wajah Alvian dengan jelas dibantu lampu diatas meja nakas.

Pada akhirnya, Laura dan Alvian duduk berdua dan mengobrol tentang banyak hal. Mereka duduk dibawah jendela kamar yang terbuka. Sinar rembulan turut menerangi dari luar.

Dari obrolan panjang mereka, Laura jadi tahu jika Alvian adalah pemuda yang manis dibalik dandanannya yang sederhana. Alvian pemuda yang perhatian dibalik wajah datar dan sikap cuek yang selama ini membalut dirinya diam-diam Laura amati.

Alvian cerita jika ia sangat suka membaca buku dan suka memelihara ikan. Alvian juga menyayangi motor baru miliknya yang merupakan hadiah pemberian orangtuanya karena berhasil lulus kuliah dengan predikat cumlaude. Laura jadi terpukau, karena Alvian pemuda yang pintar, wawasannya luas sehingga obrolan tidak membosankan.

StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang