6. Jujur

12 1 0
                                    

Hari ini tidak terlalu berat bagi Aldeika. Karena, hari ini masih suasana pengenalan lingkungan sekolah. Bedanya, hari ini adalah perkenalan antar siswa, maupun antara siswa dan guru. Hingga sampai lah pada jam pulang. Tak lupa berpamitan pada sahabat barunya, Naura. Lalu, Aldeika menghampiri abangnya di parkiran sekolah.

"Assalamu'alaikum abang. " salamnya setelah masuk ke mobil. Dimana Aven sudah menunggu adiknya itu.

"Wa'alaikumussalam. Gimana hari ini? " tanya Aven.

"Alhamdulillah, lumayan baik. Ga berat jugaa, orang perkenalan aja tadi. "

"Bagus deh. Sekarang kita pulang? "

"Ayooo! Aldei udah ngantuk berattt. "

Mendengar penuturan dari sang adik, Aven hanya tertawa. Adiknya itu sangat menyukai tidur.

"Iyaa, tapi nanti kita boleh ngobrol dulu? " Aven meminta izin kepada adiknya itu.

"Boleh dongg. Lagian Aldei ga ngantuk-ngantuk banget si. Hehehe. "

"Okey, nanti sampe rumah ngobrol ya. "

Aldei dan Aven melanjutkan perjalanan ke rumah mereka dengan ditemani murrotal. Seperti biasa, tak butuh lama untuk sampai dirumah mereka. Aldei dan Aven memilih menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Aldei maupun Aven tidak melupakan obrolan mereka di mobil tadi. Usai bersih-bersih dan berganti pakaian, Aldei menunggu abangnya di ruang keluarga.

Aldei menyalakan televisi dan memakan beberapa cemilan sembari menunggu abangnya.

"Assalamu'alaikum. " Salam Aven ketika menghampiri adiknya.

Aldei bergegas mematikan televisi ketika mendengarkan abangnya.

"Wa'alaikumussalam. "

"Loh? Kenapa dimatikan dek? "

"Gapapa abang, biar enak aja ngobrol nya. "

"Oh begitu, terimakasih ya adeknya abang. "

"Sama-sama abang. Jadi abang mau bahas apa? "

"Sebelumnya nih, adek kesel ga? Kepaksa ga rasanya masuk sekolah, satu sekolah sama abang? "

"Hemm.. Awalnya sih iya bang. " Ucapan Aldei berhenti sesaat. Aven tidak menyela sama sekali.

"Tapi sekarang udah ga kok. Kenapa bang? " Lanjut Aldei.

"Alhamdulillah. Sebelumnya abang minta maaf ya? Abang maksa umi abi buat masukin adek satu sekolah sama abang. "

"Ih, gapapa tau bang!" Protes Aldei.

"Tapi abang ada satu alasan, kenapa abang mau kamu satu sekolah sama abang. "

"Loh? Kenapa bang? "

"Jadi, dulu itu ada temen abang. Satu angkatan lah. Dia sama kaya kamu, berhijab, kalem, ga barbar deh. Cuma di bully sama teman se angkatan abang lainnya, yang ngerasa tersaingi sama dia. Padahal dia ga ngapa-ngapain. Tapi teman abang yang ngebully itu selalu ngerasa teman abang yang berhijab ini sok alim lah, ini lah, itu lah. Karena itu abang mau adek satu sekolah sama abang aja. Abang takut di sekolah lain itu adek digituin, tapi abang gabisa bantu. Kalau satu sekolah kan, abang bisa jagain adek. "

"Haaaaa kasian kakak nyaaa, padahal berhijab kan kewajiban kita sebagai muslimah. Terus kakaknya gimana bang? "

"Betul banget. Sekarang kakaknya homeschooling dek. Rencananya, abang sama temen-temen abang yang lain mau jenguk, karena udah lama ga ada perkembangannya di update sekolah. Biasalah, pasti trauma berat. "

"Oh gitu... Aldei mau ikut, boleh? "

"Boleh dong, itu juga salah satu tujuan abang cerita, biar adek ikut. Haha, oh iya, jangan lupa ajak Naura sekalian, biar ga sendiri. Teman abang cowok semuanya. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aldeika [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang