"Gimana keadaan Areksa?" Bima datang membuat sahabatnya menoleh kearahnya dan mencari-cari seseorang.
Satu alisnya terangkat membuat pemuda itu bertanya lagi, "cari siapa?"
"Tamara ga ikut bang?" Naya bertanya sebagai berwakilan dan diangguki oleh mereka.
Bima menggelengkan kepalanya."Ngga. Dia lagi pergi sama bunda, tadinya mungkin mau kesini sendirian, dan minta gue buat temenin dia tapi gue gamau dia dimarahin sama bokap gue gara-gara ga nurut. Lebih baik, gue aja yang ga nurut kan.. Gue yang dimarahin."
"Keadaan Areksa ya, begitu. Masih koma." ucap Galen dengan lemas.
"Kita berdoa aja sama tuhan, semoga Areksa bisa melewati masa komanya." ujar Gazza diangguki oleh sahabat-sahabatnya.
Mahesa menepuk bahunya."Tumben lo, otak lo dan akal lo bersih, biasanya kan nyari masalah. Tobat lo?"
"Ini kan masalah babang Ar. Makanya, kita harus berbanyak berdoa." balas Gazza sembari tersenyum tulus.
"Oh ya, gue mau nanya, boleh bang?"
Lagi-lagi satu alisnya terangkat membuat Bima bertanya balik, "nanya apa Nay?"
Gadis itu menghelakan nafasnya perlahan-lahan, lalu hembuskan secara perlahan. Kemudian ia pun membuka suaranya, "apa alasan Tamara memutuskan hubungan tanpa alasan? Lo pasti tau, lo kan saudaranya, bang. Masa ga tau. So, apa alasannya?"
Pemuda itu terdiam membuat jadi pusat perhatian, apa lagi sahabat-sahabatnya juga penasaran dengan alasan Tamara. Tak mungkin jika saudaranya sendiri tidak tau, apa lagi Bima sangat menjaga saudaranya. Apa lagi saudara perempuan satu-satunya.
"Gue... Gue belum bisa jelasin,"
"Kenapa? Apa salah kita minta penjelasan. Ini juga kalo kemarin Tamara cuma bilang begitu, mungkin ga kejadian kek gini."
Bukannya Galen menyalahkan Tamara, namun jika tidak ada Tamara disana dan tidak mengatakan hal itu, kemungkinan sahabatnya sekarang pasti baik-baik saja.
"Jadi lo nyalahin adek gue gitu?" sewot Bima.
Galen menggelengkan kepalanya dengan cepat."Bukan gitu maksud gue, tapi bener kan kalo adek lo ga kesana, tapi ga begitu.."
"Bukan begitu? Tapi seolah-olah lo nyalahin adek gue, Gal. Tamara ada alasan tertentu, bukan asal mutusin Areksa begitu aja!" tegas Bima.
Disisi lain Tamara yang berada dirumah mertuanya dan bermain dengan Ocha.
"Bagimana hubungan kamu dengan kekasihmu?"
Tamara dan Ocha tengah bermain di belakang rumahnya, dan Sagara pun berjalan menghampirinya. Gadis itu tidak menoleh, ia tau betul suara itu.
"Dari mana lo tau?" Tamara bertanya dengan santainya. Bocah mungil itu pun hanya bermain tebak gambar di handpone Tamara.
Gadis itu tak pernah bicara tentang Areksa kepada Sagara, bagaimana ia tau tentang itu?
"Ayah kamu yang cerita. Saya tidak tau banyak hal juga, saya tau melupakannya adalah perihal yang sulit. Namun, jika terus-terusan berzina, apa manfaatnya?"
Tamara menganggukkan kepalanya matanya masih memperhatikan Ocha. Semetara laki-laki itu berdiri. "Lebih tepatnya.. Mantan si. Gue udah putus kemarin."
"Terus apakah keadaan dia baik-baik aja?"
Ia menghelakan nafasnya, perlahan. Lalu hembuskan. Gadis itu tersenyum miring lalu menjawab, "koma. Dia koma, Saga. Andai aja kalo kemarin gue ga bilang gitu, pasti.. Pasti ga bakalan terjadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DUA SURGA { NASKAHAN }
Teen Fiction{DILARANG MEMBACA MENUNGGU END. BACA SEADANYA! FOLLOW AKUN INI DILARANG PLAGIAT KARYA PENULIS} Bagaimana jatuh cinta kepada seorang penulis? Ini menceritakan seorang penulis menceritakan kisah nyatanya, kisah ANTARA DUA SURGA. Kisah ANTARA DUA SURG...