Haii haii kangen sama cerita inii?
Penasaran ga si sama Hafidz?
Epilog menutup cerita ini.
HAPPY READING
🍃
Tadi pagi, acara akad gadis yang sudah sah menjadi istri Sagara Adhiyaksa itu tak berhenti untuk menangis, bohong jika tidak menangis gadis itu berharap pada mantan kekasihnya untuk datang, nyatanya benar Areksa tidak datang meskipun Tamara mencari-carinya, tetapi para sahabatnya datang terkecuali Areksa dan Galen.
Sagara khawatir pada Tamara yang menangis, pemuda itu sangat merasa bersalah kepadanya. Namun, ia tak bisa apa-apa. Nyatanya, takdir pun tak bisa bohong.
Kini pasangan suami istri tersebut, berada dikamar Tamara. Sagara menghelakan nafasnya, ia duduk disofa memandangi wajah cantik Tamara, otaknya memutar pikirannya tak bisa untuk berpikir.
"Tamara.." panggil Sagara lembut. Ia berjalan menghampiri gadis itu yang masih memakai kebaya dan wajah penuh make up.
Sagara duduk ditepi keranjangnya, tepatnya disamping gadis itu. Tamara menundukkan kepalanya. "Tamara, jika kamu sedih seperti ini karena menyesal menikah dengan saya, kenapa kamu tidak meminta membatalkannya?" Wajah Sagara cemas melirik kearah Tamara.
"Telat, Saga. Kenapa ga dari dulu? Kenapa baru sekarang!?" sunggutnya. Ia benar-benar kesal pada pemuda yang berada disampingnya, ia menatap malas.
"Karena saya mencintaimu, Tamara." gumamnya didengar oleh gadis tersebut, tak lain adalah Tamara. Kepalanya menunduk, ia bingung harus mengatakan apa pada Tamara agar ia mengerti.
Tamara melirik kearahnya. Memang, Tamara mengakui jika dari matanya tidak bohong, Sagara mencintainya. Namun, tidak dengannya. "Gue tau kok, kita memang udah jadi suami istri. Gue akan jalanin semuanya kok sebagai istri yang baik, Saga. Gue harap, lo bisa berubah semuanya."
Mendengar hal itu, bibir Sagara melengkung keatas. Ia menoleh kearahnya, kemudian menjawab, "terima kasih, Tamara. InsyaAllah, saya akan membimbing kamu kejalan yang lurus, seperti apa yang papah kamu harapkan."
Tamara tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya. "Gue harap juga begitu."
"Jangan manggil gue-lo sama saya, Tamara. Jika didengar sama umma atau papah, pasti kamu ditegur." Sagara memberitahukan pada sang istri kecilnya. Hitung-hitung agar sedikit romantis, dan agar istri tak dimarahi oleh kedua orangtuanya atau mertuanya.
Alis kanan Tamara pun terangkat, kemudian berkata, "terus? Gue harus panggil apa dong sama lo? I know gue sama lo suami istri, iya-iya. Tapi gue harus panggil lo apa? Dan lo panggil gue apa?"
Pasangan suami istri itu berpikir keras, untuk mendapatkan ide yang cukup menarik, dan romantis. Sagara melirik kearah sang istri, saya harap, kamu bisa membiasakannya, Tamara. Saya hanya ingin, kamu bahagia bersama saya, bukan orang lain lagi. Ya Allah.. Sembuhkan lah hati istri hamba, ya Allah..
"Saya punya nih, Ra." tutur Sagara sambil menaikkan kedua alisnya secara bersamaan. Bibirnya melengkung keatas.
"Apa coba?" tanya Tamara penasaran. Ia sudah cukup keras berpikir, namun otaknya hanya mampu memberikan solusi itu-itu saja, membuatnya pusing dan kesal.
Tamara menatap heran pada Sagara. "Otak lo encer banget kayanya, cepet banget lo punya ide begitu. Tapi, ga alay kan?"
Sagara tersenyum kekeh mendengar hal itu. Kemudian ia berkata, "saya memanggil kamu zaujati."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DUA SURGA { NASKAHAN }
أدب المراهقين{DILARANG MEMBACA MENUNGGU END. BACA SEADANYA! FOLLOW AKUN INI DILARANG PLAGIAT KARYA PENULIS} Bagaimana jatuh cinta kepada seorang penulis? Ini menceritakan seorang penulis menceritakan kisah nyatanya, kisah ANTARA DUA SURGA. Kisah ANTARA DUA SURG...