Flashback on :
hiks...hiks...hiks
Hanzel yang turun dari motornya terkejut setengah mati saat mendengar ada yang menangis. Ia pikir itu hanyalah halusinasi nya saja jadi ia melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah. Namun baru saja sekali melangkah suara itu terdengar lagi. Karena dilanda rasa penasaran ia pun mencari sumber suara.
“Lu ngapain nangis magrib magrib kayak begini anjirt?!”
Pertanyaan Hanzel diacuhkan oleh perempuan itu.
“Eh? Lu manusia kan ya?” tanya nya masih dengan jarak yang lumayan jauh.
Kali ini pertanyaan Hanzel tak diacuhkan lagi, ia pun mendapatkan respon yang lucu dari perempuan itu.
“Bisa bisanya orang lagi nangis lo kira setan!”
Dari sini Hanzel dapat bernafas lega karena ia yakin 100% bahwa perempuan ini adalah manusia. Karena dirinya sudah yakin ia pun menghampiri perempuan itu lalu duduk di kursi beton yang tepat dihadapan perempuan itu.
“Lo nangis magrib magrib siapa yang ngira kalo lo tuh bukan setan?”
“Kaki gue napak bumi ye!”
“Oiya, gak liat sorry deh”
“Kalo boleh tau kenapa lo nangis magrib magrib? Kenapa gak subuh subuh? Atau zuhur zuhur gitu?” tanya nya yang berhasil membuat perempuan itu menjadi tertawa.
“Orang gue mau nya magrib magrib”
“Ya kan serem kalo nangis magrib magrib, kalo bisa yaa lo jangan nangis lah”
“Kenapa gue gak boleh nangis? Bukannya setiap orang berhak nangis?”
“Iya sih, tapi khusus lo nangis nya kalo bisa ditemenin gue lah gitu” gombal Hanzel lagi lagi membuat perempuan itu tertawa.
“Dasar buaya orang habis nangis bukannya di tenangin malah di gombalin”
“Yeuh, lo gak tau aja itu tuh trik gue buat bikin anak orang berhenti nangis”
“Contoh nya lo, langsung berhenti kan nangis lo gue gituin”
“Oiya btw, untuk memastikan kalau lo beneran manusia lo—
“Masih aje ngira gue setan!” kesal perempuan itu sembari ingin menendang tulang kering Hanzel, namun tak berhasil karena Hanzel berhasil menghindar.
“Bar bar bet jadi cewek”
“Biarin, gak bisa anggun gue soalnya nama gue Rachel bukan Anggun”
“Oalah, jadi ini trik lo buat ngajak kenalan toh?”
“Dih? Gak usah geer gak ada yang ngajakin kenalan”
“Nama gue Hanzel”
“Gak nanya dan gak mau tau”
“Gak mau tau tapi nanti nama gue diinget terus lagi”
“Pede bener lo!”
“Bukannya setiap orang berhak percaya diri?”
“Iya, tapi kalo ketinggian juga gak bagus” ujarnya yang diangguki oleh Hanzel.
“Rumah lo dimana?”
“Tuh, 4 rumah dari belokkan” jelasnya.
Hanzel pun sontak menghitung deretan rumah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aileen [TAMAT]
Teen FictionAileen Felicia Grissham ialah adik dari seorang Aksa Narendra Grissham. Gadis ini memiliki wajah yang kelihatan seperti anak yang kalem tetapi tidak dengan sifatnya. Suatu hari Aileen mendapatkan dare dari teman temannya yaitu mengajak pacaran kepa...