Bab 4

14 1 0
                                    



   "Pulang, Kenzo!"

   Suara briton pria di pagi hari terdengar hingga sepenjuru ruangan rawat inap kelas atas membuat gadis bermata coklat yang sedang tertidur nyenyak terbangun. Disambut dengan rengekan anak kecil yang menyentuh badannya membuat Jasmine mau tidak mau membuka kedua matanya dengan paksa.

   "Mas Ken?" Cicitnya pelan.

   Keenan yang melihat Jasmine terbangun hanya mendesah frustasi. Dipagi buta Keenan sudah bersiap-siap untuk menjemput anak sulungnya itu. Namun apa yang didapatkan tidak sesuai dengan ekspektasinya, Kenzo tetap bersikeras untuk tidak mau pulang.

   Benar-benar membuat sakit kepala Keenan menjadi-jadi.

   "Mas, kenapa?" Tanya Jasmine ketika Kenzo memeluknya dengan brutal. Rengekan Kenzo yang di iringi tangisan kecil membuat Jasmine menatap nyalang Keenan yang masih berdiri diseberang kasur rawat inapnya.

   "Kenzo, berhenti bertingkah kekanakan! Adikmu akan berulang tahun hari ini." Kata Keenan mencoba mengabaikan pertanyaan Jasmine. Jujur saja Keenan tidak ingin menatap wajah Jasmine untuk sekarang.

   Dengan baju khas rumah sakit yang lusuh ditambah rambut yang sedikit berantakan khas orang bangun tidur membuat Keenan tidak tahan untuk tidak menerkam wanita cantik didepannya itu. Sungguh imannya di uji dipagi hari. Ia mencoba menelan ludahnya susah payah, Jasmine di pagi hari memang pandangan yang sangat langka. Dan Keenan sedikit senang dengan fakta jika ia diberi kesempatan melihat keindahan Tuhan yang satu ini.

   "Mas! Kecilkan suaramu!" Tegur Jasmine ketika tangisan Kenzo semakin terdengar akibat bentakan sang Daddynya.

   Keenan mendesah lalu mengusap wajahnya frustasi, "Jangan manjakan dia, Jasmine. Pesta adiknya akan digelar hari ini dan dia masih memelukmu seperti koala. Kenzo!" Suara berat Keenan membuat Jasmine mengerti, anak Keenan sedang sedikit rewel sedari tadi malam.

   Apakah benar jika bocah ini mengalami trauma atas kejadian semalam? Jika ia, Jasmine rasanya berdosa meninggalkan jejak trauma kepada bocah tidak bersalah anak kakak tingkatnya.

   Jasmine menarik Kenzo dari pelukannya, membawa Kenzo yang masih menangis untuk menatapnya. Jemari Jasmine dengan lembut mengusap pipi Kenzo yang sudah dibanjiri air mata dengan pelan, lalu menatapnya dengan penuh pengertian.

   "Kenapa tidak ingin pulang, sayang?" Tanya Jasmine hati-hati. Kenzo yang ditanya hanya sesenggukan menatap Jasmine.

   "Tante tidak marah, tapi beri alasan kenapa Kenzo tidak ingin pulang." Lanjut Jasmine dengan lembut.

   Kenzo membalas menatap Jasmine, tangan mungilnya menghapus air mata yang baru saja menetes. "Kalau Zoo pulang, apa Tante cantik akan baik-baik saja?" Cicit Kenzo dengan hati-hati.

   Oh Tuhan! Kenzo yang malang. Jasmine yang mendengarnya langsung memeluk Kenzo kembali, membawa bocah kecil itu kedalam dekapannya yang hangat. Hati Jasmine terluka, tentu saja. Ternyata trauma Kenzo lebih besar ketimbang dirinya. Dan bocah ini malah mencemaskan Jasmine. Sungguh Jasmine ingin menangis saat ini juga, biarpun dirinya baru saja bertemu dengan anak kakak tingkatnya alias Keenan, namun kasih sayang Jasmine sudah bisa ia saluri tanpa malu-malu. Jasmine akui itu.

   Kenzo! Jasmine berjanji setelah ini akan menghadiahkanmu apapun yang kau inginkan. Pekik Jasmine dalam hati.

   Keenan yang menyaksikan drama antara anak dan adik tingkatnya itu termenung lama. Kenzo? Ada apa dengan anaknya? Mengapa menjadi menyayangi Jasmine lebih dari menyayangi Daddynya sendiri. Keenan akui perlakuan Jasmine kepada Kenzo sangat natural tanpa dibuat-buat, seakan-akan mereka berdua telah bertemu sejak lahir dan berbagi kehangatan sepanjang hari. Baru semalaman dengan Jasmin, Kenzo mampu menangisi gadis yang baru ia kenal.

The Princess LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang