Bab 3

21 2 0
                                    


"Jadi benar kamu yang menolong cucu Bramana dari ledakan itu?" Pertanyaan yang sudah Keenan dengar puluhan kali dari mulut ibunya.

Lagi-lagi jawaban Keenan tetap sama yaitu mengangguk pelan. Ia sudah letih seharian penuh yang membuat badannya terasa letih dari atas hingga bawah.

"Tapi seperti bukan kamu Keenan." Ujar Sara, ia berulang kali menonton video yang sudah beredar di sosial media memastikan jika itu memang benar anaknya.

"Terserah Mama, ini badan Ken sakitan semua." Kata Keenan sambil memijat lengannya yang seakan-akan ingin lepas. Namun tampaknya Sara belum juga puas dengan pengakuan Keenan.

"Kalau begitu anak Mama superhero dong?" Teriak Sara semakin tidak jelas. Keenan langsung berdiri dari sofa meninggalkan sang ibu yang masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Abang Keenan, Jjanng!" Keenan dibuat terkejut dengan kedua adik perempuannya yang berdiri ditangga sambil memberikan jempol kepada Keenan.

Ini apalagi! Keenan melirik memalas dan melewati kedua adiknya yang masih heboh meneriakinya. Bukankah terlalu berlebihan, Keenan hanya membantu Jasmine adik tingkatnya, itu saja. Sesama manusia diminta untuk saling tolong menolong, bukan?

"Mam, lihat deh abang viral banget sekarang. Pada muji-muji semua." Adik Keenan yang terakhir tak kalah hebohnya dengan sang Mama.

"Anak Mama gituloh, kemarin viral karena prestasi sekarang karena sifat kemanusian tinggi. Aduh bentar-bentar Mama ngelahirin manusia atau malaikat sih?" Senyuman bangga seorang ibu tercetak jelas kini, tidak ada seorang ibu yang tidak bangga melihat anaknya menjadi pahlawan ditengah musibah yang menimpa seseorang.

Apalagi ini cucu dari keluarga Bramana! Ah Sara yakin bahwa anaknya memang keluar dari rahimnya, lihatlah betapa mulia hati sang buah hatinya itu. Keenan sangat terkenal akan ketidakpedulian terhadap sekeliling. Namun lihatlah, di video yang berdurasi 3 menit 24 detik itu terlihat jelas jika hanya Keenan yang berusaha mengeluarkan Cucu Bramana saat mobil milik keluarga Bramana akan meledak. Catat Keenan, anaknya!

"Mam! Tidak usah berlebihan. Aku menolong cucu Bramana hanya karena sedang berada di sekitar sana. Stop berlebihan! Minta Jake untuk men-takedown video itu." Kata Keenan dengan raut wajah yang tidak senang. Melihat tingkah ibunya yang Keenan anggap sangat berlebihan, jujur saja ia sedikit risih dengan reaksi keluarganya dan terutama media yang ikut membesar-besarkan.

"Tidak bisa dihapus dong! Malahan Mama akan share ke-group keluarga. Ini cucu Bramana yang satu-satunya itu loh Ken, bahkan Mama sudah lama ingin bertemu langsung dengannya. Apakah dia masih cantik seperti kata orang atau tidak?" Tanya Sara kembali membuat Keenan hampir saja tersedak air ludahnya sendiri.

"Mam!" Seru Kenzo memperingati.

"Baik. Mama cuma penasaran. Lalu cucu Mama kemana? Tidak kamu tinggalkan di kantor-kan Keenan?" Mata Sara menyipit curiga menatap Keenan yang menghembuskan nafasnya berat.

Jika dia bilang yang sebenarnya, apa reaksi Sara akan semakin berlebihan lagi. Melihat video yang baru saja ia tonton sudah membuat Keenan risih, bagaimana jika Keenan mengatakan jika anak sulungnya tidak mau pulang dari rumah sakit alias tidak ingin berjauhan dengan wanita manja yang baru saja ia tolongi itu.

"Kenzo dirumah sakit." Jawab Keenan pelan. Malas melihat reaksi sang ibu yang sangat berlebihan, Keenan yang sedari tadi masih berdiri di anak tangga hanya berdengus kesal apalagi kini mata Sara semakin melotot mendengar penuturan Keenan tentang Kenzo.

   "Kenzo sakit? Kenapa kamu nggak bilang Mama, Ken?!" Teriak Sara dengan wajah khawatir. Ia bangkit dari sofa menuju kearah Keenan.

   "No, Mam. Cucu Mama tidak mau pulang." Jawab Keenan cepat agar sang ibunya tidak khawatir berlebihan. Mengingat jika Keenan tidak sakit melainkan—ahsudahlah! Bocah itu benar-benar buat kepala Keenan semakin sakit.

The Princess LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang