Chapter 29

143 25 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum ges!

Iya iya, ini dah malem, iyaaaa

Insyaallah double up ngehe

Makannya, vote commentnya jangan lupa :)

Santai aja, nggak maksa.

Happy reading 🌼

—🍃✨🍃—

Al mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Napasnya terengah dengan keringat bercucuran dimana-mana. Ia sudah seperti mandi keringat.

Al sangat terkejut dengan mimpi yang baru saja ia alami. Setelah beberapa saat mencoba mengatur napas, ia bangkit dan berjalan menuju loker. Hal itu membutuhkan kehati-hatian ekstra karena harus melewati teman-teman Al yang tengah tertidur pulas.

Al bernapas lega saat melihat jam digitalnya yang menunjukkan tanggal dua. Berarti kejadian tadi memang benar-benar mimpi.

Waktu masih menunjukkan pukul 02:30 dini hari. Al mengacak rambutnya frustasi saat ia telah kembali ke tempat tidurnya.

Kenapa bunga tidurnya menyampaikan hal yang sedemikian rupa? Apakah, mimpi yang baru saja ia alami adalah jawaban dari istikhoroh yang telah ia lakukan beberapa hari belakangan?.

Al sedang mengingat satu persatu kejadian dalam mimpinya. Dan dia ingat betul, kejadian terakhir dalam mimpinya menunjukkan ia yang tengah mengenakan gaun pengantin dan seseorang yang mengatakan bahwa ia telah ditunggu oleh 'gus'.

Pikiran Al tertuju pada kata 'gus'. Diantara dua pilihan yang membuat Al bimbang, julukan itu mengarah pada satu orang.

Gus. Gus El.

Tanpa sadar, mengingat hal itu membuat air mata Al menetes. Inikah akhir dari dilema yang Al punya?. Jadi, Al harus menerima lamaran gusnya?.

Al memejamkan matanya.

Ya Allah, jika ini memang jalanMu, akan terus ku lewati sekuat hatiku.

—🍃✨🍃—

Sejak terbangun tadi, Al sama sekali tidak dapat tertidur. Pikirannya terus mengarah pada jawaban yang disampaikan mimpi itu. Sepanjang itu, ia manfaatkan untuk sholat tahajjud yang bertujuan agar Allah memantapkan hati Al. Dilanjutkan ia membaca Al-Qur'an hingga waktu Subuh tiba.

Saat Al malaksanakan sujud terakhir, tak terasa air matanya lolos begitu saja. Entah mengapa, cairan bening itu tak bisa berhenti mengalir sampai dia selesai melantunkan doa.

Al juga tidak mengerti.

Sebenarnya, terbesit rasa tidak terima di benak Al dengan jawaban yang telah ia temukan. Tapi, sebisa mungkin Al memantapkan hatinya. Karena bagaimana pun, Al sudah menanyakannya pada Sang Pencipta, dan inilah jawabannya.

Mau tidak mau ya harus mau.

—🍃✨🍃—

Al tengah mematut dirinya di depan cermin. Ia telah memutuskan. Meskipun saat ini baru memasuki hari ke delapan sejak kejadian lamaran, Al akan memberikan jawaban. Ia sedang mencoba memantapkan hatinya. Mendamaikan perang antara keinginan dan kenyataan.

Al & El : Gus, atau Pengurus? | Lanjut After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang