Ingatan yang hilang

8 0 0
                                    

Kejadian tadi, membuatkan sedikit canggung untuk berbicara kepada Mama. Memang bukan pertama kalinya, tapi tetap saja jika Mama marah, itu adalah suatu kondisi yang tidak bisa aku handle. Aku pun berdiam diri di dalam kamar, mencoba menenangkan pikiran dan hatiku. Aku ingin meminta maaf kepada Mama soal kejadian tadi pagi, tapi aku belum berani.

*Tok.tok.tok.* Suara pintu diketuk.
"Alen, kamu sudah tidur?" Tanya seorang dari balik pintu.
"Belum, Mah."
"Mama boleh masuk?"
"Masuk aja, mah."
Mamapun membuka pintu dan duduk di sampingku. Aku sedang termenung menatap keluar jendela kamarku.
"Alen, soal tadi pagi. Mama minta maaf, Mama ngga bermaksud...."
"Nggak papa kok, mah. Lupain aja.  Alen juga yang salah. Seharusnya Alen nggak membahas itu. Seharusnya Alen harus lebih bersyukur, punya keluarga yang sempurna, dan juga Mama terbaik yang Alen punya."
"Alen..." Tiba-tiba Mama langsung memelukku sambil menangis tersedu-sedu.
"Sudah, ma. Nggak papa kok. Mama jangan nangis, ya."
"Alen, andai saja kamu benar-benar kembali ke pelukan Mama."
"Kembali? Kemana?" Batinku. " Alen disini kok, mah. Alen nggak akan kemana-mana." Jawabku menenangkan.
"Alen, jangan tinggalin Mama ya." Ucapnya sambil mengarahkan wajahku menghadap Mama.
"Iya, mah, Alen janji nggak akan ninggalin Mama kok."
"Sekarang kamu tidur ya. Mama ingin kamu berjanji satu hal sama Mama. Apapun yang terjadi, apapun yang kamu ketahui. Jangan pernah tinggalin Mama ya, Alen."
"Iya, mah. Alen janji, Alen nggak akan ngecewain Mama lagi."
"Good night Dear. Love you sweet heart." Ucapnya seraya mengecup keningku.
"Love you more, mah."
Mama pun beranjak dari kamarku. Aku masih terpikir tentang kata-kata Mama, apa aku pernah meninggalkan Mama? Apa aku pernah kabur dari rumah?

*Deep*

*Suara sirine Ambulance*

"Mama... Mah... Mama!"
"Mama... Mah... Mama!"

*Suara riuh orang-orang*

"Mama... Mah... Mama!"

"Ale......"

*Deep*

"Hah.." Aku terbangun terengah-engah. " Mimpi itu lagi." Gumamku sambil memegangi telingaku yang berdenging.
"Sekarang di mimpi itu, ada suara orang lain. Bukan suara anak kecil lagi. Tapi siapa?"

****

Bersambung........

MY PERFECT MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang