Rahasia Kecil Yang Terlalu Besar

3 0 0
                                    

"Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh mereka?" Pikiranku terus dipermainkan oleh pertanyaan-pertanyaan bodoh itu. "Mungkin jawabannya hanya ada 2, terus terang kepada Mama, atau aku harus cari tau sendiri ke dalam sana.

*Flashback*

"Tenanglah, Ma. Kita akan selalu bersama selamanya."
"Nggak, Pa. You're not them." Ujar Mama seraya meneteskan air mata.
"Bagaimana jika Alen tau semua kebenarannya?" Tanya Papa.
"Tidak, dia tidak akan pernah tau." Jawab Mama dengan nada tegas.
"Dia diprogram tidak 100%, dia 50% kesadarannya masih aktif. Apa kamu yakin?" Jelas Papa.
"Tidak, dia tidak akan pernah tau. Dia anak penurut. Dia akan menuruti semua perintahku. Selama dia tidak masuk keruangan ini, semuanya akan baik-baik saja." Ujar Mama panjang lebar.

Aku mulai pusing, mendengar percakapan yang sangat tidak aku mengerti. Sebenarnya ada apa ini? Apa yang disembunyikan Mama dariku?

*Flashback end*

******

Aku ingin bertanya langsung kepada Mama, tapi aku sedikit takut. Karena mungkin saja Mama akan memarahiku, atau bahkan sampai menghukum ku. Saat aku berjalan menuju balkon.
"Alen!"
"Eh, Papa. Papa sudah sehat?"
"Sudah dong. Mama kan hebat. She's perfect. Kamu mau kemana?"
Mau duduk di balkon aja, Pa. Pengen cari udara segar aja."
"Papa temenin ya!"
"Boleh, Pa."
Aku dan Papa duduk bersama di balkon. Kami pun berbincang-bincang.
"Mama dimana, Pa?"
"Mama sedang sibuk di ruang kerja. Kenapa? Ada perlu?"
"Tidak, Pa... Pa, aku boleh tanya sesuatu?"
"Tentu, sweety."
"Mama sama Papa merahasiakan suatu dari Alen?"
"Kenapa Alen bertanya begitu?"
"Akhir-akhir ini Alen merasa ada yang tidak benar dengan diri Alen, bahkan tentang keluarga ini. Juga Papa, apa Papa itu bukan Papa?" Tanyaku agak gugup. Papa pun tersenyum mendengar pertanyaan anehku itu.
"Alen, di dunia ini memang penuh dengan ketidak adilan. Tapi suatu saat nanti kamu pasti akan mengerti bagaimana kita akan memperjuangkan apa yang menurut kita adil bagi kita, meski harus mengorbankan akal sehat kita." Ujar Papa panjang lebar.
"Maksudnya bagaimana, Pa?" Tanyaku kebingungan.
"Suatu hari nanti kamu pasti akan tau sendiri. Papa pergi dulu ya. Jaga diri kamu baik-baik." Ujar Papa sambil mengelus kepalaku dan beranjak pergi.
"Aku benar-benar nggak ngerti." Gumamku.

*****
Bersambung.......

MY PERFECT MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang