Pengungkapan

0 0 0
                                    

Malam itu, aku benar-benar gusar. Pikiranku tak henti-hentinya mengusik rasa penasaranku. Apa lagi kata-kata Papa yang sulit aku mengerti, menambah gusar rasa pikiranku.
"Apa aku harus, mencari tau sekarang ya?" Tanyaku kepada diri sendiri. "Mama selalu sibuk di ruangan itu, sebenarnya apa yang Mama sedang kerjakan?." Aku pun beranjak dari kamar, mencoba mengendap-endap menyelinap ke arah ruangan itu. Ketika aku hampir sampai di depan pintu ruangan itu, aku melihat Papa dari ujung lorong membawa banyak sekali potongan logam besi dan banyak sekali kabel dan juga yang lainnya. Aku pun segera bersembunyi sebisaku, dan kulihat Papa masuk ke ruangan itu. Aku pun mengendap-endap menuju pintu itu, dan terdengar percakapan mereka.
"Apa Alen sudah tidur?"
"Pastinya sudah, ini sudah jam nya tidur."
Aku melihat Mama sedang merakit sesuatu, Papa di sana pun turut membantu.
"Aku akan istirahat, kamu juga segera isi daya mu. Jangan sampai Alen melihatmu tak bisa bergerak." Ujarnya kepada Papa.
"Baik." Jawab Papa. Merekapun beranjak keluar, sesegera mungkin aku bersembunyi.

Mereka pun keluar dari ruangan itu, ruangan itu pun di kunci. "Bagaimana kuncinya?" Gumamku. Aku melihat Papa memasukkan kunci itu ke dalam dinding. Ternyata ada kotak rahasia yang di sembunyikan di dinding.

Setelah mereka pergi, dan ku rasa situasi sudah aman, aku pun keluar dari persembunyian ku. Ku cari tempat kunci itu, cukup sulit. Tapi, ternyata ada tanda yang sangat tipis untuk menemukannya. Aku pun membuka kotak itu dan ku ambil kunci ruangan itu. Aku sangat ingin tau apa yang di sembunyikan mereka di ruangan ini. Aku pun membuka ruangan itu.

Betapa terkejutnya aku melihat isi dari ruangan itu. "Apa, apa ini?" Aku tak sanggup berkata apapun. Melihat banyak sekali humanoid robot yang sangat mirip dengan manusia asli. Yang paling membuatku terkejut, ada beberapa yang sangat mirip denganku dan Papa. Aku melihat dengan teliti duplikat ku dengan seksama, dan aku menemukan hal yang sangat tak aku duga.
"Ini kan, goresan di kaki ku waktu itu." Semakin penasaran aku dengan semua ini. Aku pun mendekati meja kerja Mama, dan ku temukan secarik kertas rancangan pembuatan humanoid itu. Dan ada satu yang membuatku geli.
"Ini...... Ini...... Ini aku?" Aku melihat diriku yang telah dirancang dengan tubuh humanoid itu.
"Apa? Jadi selama ini. Aku bukan manusia?" Ujar ku sambil melihat tubuhku yang ternyata semuanya palsu. Dan kutemukan di sebelah rancangan itu ada gambar Papa. Aku semakin tak tahan lagi melihat ini semua. Rasanya aku ingin. Menangis. "Kenapa Mama setega ini?" Ujar ku sambil menangis. Dan berlari meninggalkan ruangan itu.

****

Esok paginya, aku berniat untuk meminta penjelasan kepada Mama, dengan apa yang telah aku lihat semalam.
"Mama."
"Iya, Sayang."
"Aku ingin bicara dengan Mama."
"Bicara saja. Sepertinya serius sekali, ada apa?"
"Kenapa Mama tega kepadaku dan Papa?"
"(Hening) Tega bagaimana, Dear?"
"Mama jujur saja kepadaku, aku sudah tau segalanya."
"Maksud kamu apa?"
"Mama kenapa tak bilang padaku kalo aku ini robot?"
Mama nampak langsung terkejut.
"Kata siapa kamu ini robot? Kamu ini anak Mama." Ujarnya, terlihat dia hampir menangis.
"Aku sudah tau, Ma. Ini bukanlah tubuh asliku." Seraya aku menarik lenganku.
"Jangan, Honey. Oke, Mama akui Mama salah. Mama lakuin ini karena Mama sangat sangat dengan kalian. Mama tak ingin kehilangan kalian."
Suaranya mulai serak menahan tangisnya.
"Andai saja waktu itu, Mama bisa menyelamatkan kalian lebih awal. Pasti kalian tak kan seperti ini." Imbuhnya.
"Memangnya kenapa aku dulu, Mah?
"10 tahun yang lalu, kita mengalami kecelakaan tunggal, nak." Tiba-tiba Papa menyahut di depan kami.
"Itu kesalahan Papa, karena Papa lalai. Kita pun masuk ke dalam jurang.  Kita mengalami luka parah saat itu, dan hanya Mama yang selamat." Jelas Papa.
"Maafkan Mama, nak. Sudah membuat kalian seperti ini. Mama tidak ingin kehilangan kalian. Mama baru bisa mengaktifkan kamu setelah 10 tahun lamanya Mama berusaha membuat kalian, memori-memori itu Mama tanam lewat chip yang ada pada kalian. Hanya kenangan itu yang Mama punya. Maaf, Mama juga telah mengasingkan kalian dan orang-orang, karena Mama tak mau kalian di sakiti oleh mereka, karena Mama dianggap gila oleh mereka. Mama benar-benar minta maaf, Alen."
"Mama." Ujar ku merasa bersalah.
"You're my perfect Mother." Tambahku seraya memeluk Mama. Kami bertiga pun berpelukan menguatkan satu sama lain.

Dia benar-benar Mama yang sempurna, karena hanya dia satu-satunya manusia di antara kami semua...

Tamat......

Ingin tau proyek apa yang di kerjakan Mamanya Alen. Dia sedang berusaha membuat tetangga dan teman untuk Alen, agar Alen tak merasa sendiri lagi. 🤗

Mohon kritik dan sarannya, karna masukan dari kalian sangat membantu. Terimakasih telah membaca sampai akhir. Love you all. 😘😘😘

MY PERFECT MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang