Syifa Hasanah

135 11 8
                                    

Jangan lupa vote⭐

                               *
                               *
                               *

Seorang gadis sedang memperhatikan jalanan yang ramai didepan nya. Ia menggerakkan roda di sisi kursi yang ia duduki, ia menjauh dari tempat itu dan mendekat kearah zebra cross.

Lampu lalu lintas yang semula berwarna hijau kini menjadi merah, tepat disaat gadis itu hendak ikut menyebrang, seseorang menahan kursi roda itu dari belakang.

"Kamu mau kemana?" Tanya seorang wanita dengan nada bicara yang cemas. Gadis itu melihat kebelakang dan menghela napas nya.
"Aku bosen, mau cari angin." Jawab nya, kini kursi roda itu di dorong oleh wanita itu kembali menuju rumah sakit.

Setelah berjalan sejauh 100 meter, gadis itu memasuki area rumah sakit. Ia memasang wajah yang cemberut, wanita tadi membawa nya menuju taman rumah sakit lalu duduk di bangku taman yang tersedia.

Wanita itu memposisikan kursi roda yang ia dorong tadi agar berhadapan dengan nya, ia menatap gadis itu dengan lega.

"Jangan gitu lagi yah, Bunda, kakak sama dokter panik cari kamu." Ucap wanita itu.

Gadis itu hanya menunduk, ia tidak membalas dan tidak ada niatan sama sekali membalas ucapan sang Bunda.
"Hey, kamu denger kan sayang?" Ucap sang wanita lembut sambil mengelus kepala anak gadisnya.

"Kok diem aja sih, Bunda di cuekin nih?" Tanya sang Bunda, dan gadis itu akhirnya membalas dengan gelengan kepala. Ia tetap menunduk melihat ujung kaki nya yang masih mengenakan pakaian rumah sakit.

Sang Ibunda mengangkat dagu sang anak, ia sempat tertegun melihat mata sang anak yang berkaca-kaca.
Wanita itu bingung, ia mengelus kepala sang anak dan memberikan senyuman yang menenangkan.

Gadis itu pun mulai menangis, awalnya hanya biasa saja tetapi tak berselang lama tangis itu menjadi sangat menyedihkan untuk didengar. Sang Bunda bangkit dari duduk nya dan memeluk sang anak, ia membiarkan sang putri menangis mengeluarkan semua nya.

Awal nya gadis itu meluapkan tangis nya dengan memukul paha nya, setelahnya memukul bahu sang ibunda. Ia menangis sambil meracau.

"Syifa capek, capek Bun... Syifa capek kayak gini terus..." Ucap nya masih dengan tangisannya, wanita itu semakin mengeratkan pelukan nya dan mengelus punggung sang buah hati.

Ia tidak memperdulikan tatapan orang-orang disekitar nya, ia hanya peduli dengan putri nya yang sedang rapuh saat ini.

"Ngga papa sayang, keluarin aja semua nya. Ngga papa." Ucap sang Bunda menenangkan, namun sang buah hati masih setia dengan tangis nya.

🍀

Syifa Hasanah.
Gadis itu sekarang berada di ruang rawatnya, ia masih setia di kursi rodanya melihat pemandangan diluar rumah sakit dari jendela kaca.

Ia menghela napas nya untuk kesekian kali, ia mendengar suara pintu dibuka. Tetapi karena tubuh nya yang lelah, ia tidak bergerak walau sekedar melihat siapa yang masuk.

"Syifa?" Panggil seorang gadis. Ia mendekati Syifa dan menarik kursi roda itu, mendorong nya menuju bangsal rumah sakit.
Gadis itu membantu Syifa untuk naik keatas bangsal, ia membantu mengatur posisi agar Syifa nyaman.

"Makasih kak." Ucap Syifa, dibalas senyuman manis oleh sang kakak.
"Sekarang kamu istirahat yah, biar cepat sembuh terus bisa pulang." Ucap sang kakak bernama Syafa.
"Tetap aja aku ngga bisa sembuh total." Ucap Syifa memejamkan matanya.

Syafa yang mendengar itu hanya menghela napasnya, ia mengerti pasti bukan hal yang mudah untuk Syifa menerima kondisi nya. Syafa memandangi wajah tenang sang adik, ia duduk di kursi yang berada disebelah bangsal.

Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang