[CHAPTER 12]

310 57 6
                                    

Matahari menampakkan diri dengan semangatnya, menyinari dunia dengan cahayanya yang amat terang.

Seorang gadis menggeliat dari tidurnya, lalu membuka matanya. Fikiran nya kembali menerawang kejadian semalam. Ia menoleh kearah samping, terlihat seorang pria tampan yang tidur dengan nyaman disofa kamarnya. Sedikit meringis saat bangun, karena bagian kepalanya yang terluka sedikit dalam karena pecahan vas, bahkan harus sedikit dijahit. Dan beberapa memar dikening dan pipinya.

Semalam saat menyadari luka di kepala belakang jisoo, eunwoo langsung membawanya kerumah sakit. Awalnya gadis itu menolak, tapi eunwoo memaksa. Setelah pulang dari rumah sakit eunwoo menginap di apartemen nya pria itu takut jika harus meninggalkan jisoo sendirian dan begitu juga jisoo yang takut di tinggalkan.

Mengingat apartemen sehun berada dilantai bawah, jisoo jadi was was pria itu nekat masuk ke kamar nya, membuat eunwoo tidur di kamar nya, tapi tidak seranjang melainkan sofa. Membuat jisoo lagi lagi tertenggun dengan sosok eunwoo.

Tampan, baik. Padahal bisa saja eunwoo mengambil kesempatan tidur bersama jisoo, tapi ia justru memilih sofa, membuat jisoo sedikit bangga pada pria itu, berbeda dengan kebanyakan pria, eunwoo sangat menghormati wanita. Jika ditanya mengapa, ia akan menjawab karena ia lahir dari seorang wanita.

Memilih beranjak dan menyiapkan sarapan untuk keduanya, jisoo lagi lagi tersenyum saat memandang eunwoo yang tampak sangat lelap bahkan sampai sedikit mendengkur.

Jisoo terkekeh.
"ternyata pria tampan juga bisa mendengkur"gumam jisoo.

Membuka lemari es, guna melihat bahan masakannya, lalu mengeluarkan bahan bahan dan mulai berkutat dengan dapur.

Jisoo kembali mengingat kejadian semalam tepatnya saat ia menghubungi bantuan. Taehyung yang dulu selalu sigap sekarang berubah.

"Sudahlah jisoo-ya, apa yang kau harapkan darinya. Terlebih lagi jadian kemarin, yang disebabkan si brengsek itu"gumam jisoo, memotong bawang dengan emosi.

Setelah selesai dan dirasa sudah siap jisoo menghidangkan makanannya yang tampak lezat kemeja makan, menatanya dengan rapi.

"Hmmm... Bau enak apa ini?"tanya eunwoo yang baru saja keluar.

Jisoo menoleh.
"Oh eunwoo-ya, kemari kita sarapan"ucap jisoo membuat eunwoo dengan semangat memakan makanannya.

"Hmm lezat sekali"puji eunwoo dengan mata berbinar, ia tidak bohong jisoo sangat pandai memasak.

"Ahh.. Kau bisa saja"ucap jisoo memakan makanannya.

"Aku tidak berbohong"ucap eunwoo.
"Aku yakin akan terus makan dirumah jika kita berdua menikah"lanjutnya membuat jisoo tersedak.

Eunwoo dengan cepat menyodorkan air kearah jisoo.
"Pelan pelan, aku hanya bercanda"ucap eunwoo. Membuat jisoo sedikit canggung.

Memandang lamat eunwoo yang kembali memakan makanannya dengan semangat jisoo jadi merasa bimbang. Mengenai masalah perjodohan jisoo belum memikirkannya, entahlah ia tidak ingin mengambil keputusan dengan cepat, ia tidak ingin kecewa. Tapi dilihat dari sikapnya eunwoo pria idaman, terlebih lagi tampan. Tapi namanya cinta tidak bisa dipaksa.

***

"Jadi? Kunci mobil"ujar seorang pria mengulurkan tangannya.

"Akhh.. Sial"kesal sehun menyerahkan kunci mobilnya.

"Bagaimana bisa kau gagal?"tanya Chanyeol.

"Ada seorang pria brengsek datang, sebenarnya sedikit lagi aku akan mendapatkannya, bahkan aku sudah membuka bajunya. Sial.. Bahkan membayangkan tubuh atasnya saja membuatku hory"ucap sehun.

🏘 Halfway House 🏘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang