[CHAPTER 22]

453 39 13
                                    

Pagi hari telah tiba, langit yang tadinya gelap dan hanya diisi bulan dan bintang kini berganti menjadi terang dan dihiasi matahari dengan beberapa burung yang berterbangan dilangait.

Disebuah kamar yang terlihat begitu berantakan, dengan baju yang sudah tergeletak dilantai dan juga rajang yang sudah jauh dari kata rapi. Seprai yang bahkan sudah tidak terpasang rapi dikasur.

Di atas nya terlihat dua orang yang masih tertidur nyenyak dibalik selimut tebal yang membungkus tubuh keduanya, setelah menghabiskan malam yang sangat panjang dan bergairah bagi keduanya. Dengan lengan sang pria yang memeluk pinggang ramping gadis yang tidur dihadapannya.

Seorang gadis mengerjap matanya berkelai kali, lalu setelahnya si kembar hazel terlihat. Menghela nafas pelan merasakan tubuhnya yanh terasa remuk. Meraba sesuatu yang berat diperutnya dan memulatkan mata terkejut saat itu adalah tangan seseorang.

Ingatannya kembali mengingat kejadian semalam, kejadian yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi terlebih lagi dengan orang yang bahkan tidak ada diprediksinya.

Dadanya terasa sesak jika mengingat kejadian itu tanpa ia sadari air mata kembali mengalir dimata cantiknya. Melepas dengan pelan tangan pria yang memeluknya dari belakang, lalu dengan susah payah bangun melawan rasa pegal di seluruh tubuhnya belum lagi 'miliknya' yang terasa ngilu dan sangat sakit membuatnya terisak kecil.

Melihat tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benang pun dibalik selimut dan melihat baju keduanya yang berserakan dilantai membuatnya semakin merasa hancur. Berusaha untuk bangun walaupun rasanya sangat susah dan sakit, berjalan dengan pelan mencoba untuk tidak menimbulkan bunyi sedikit pun yang bisa membuat pria yang tengah asik terlelap itu bangun.

Melangkah dengan sangat pelan sambil mengigit bibir bawahnya guna menahan sakit dan isak tangisnya. Memunguti satu persatu bajunya lalu memekainya dengsn pelan. Melirik kearah ranjang yang terdapat nods darah disana tepat ditempatnya tadi.

Ia dengan cepat mencari sesuatu disana, setelahnya mendekati ranjang. Menggunting seprei yang terdapat bercak darah yang ia tahu itu darahnya.

Berjalan dengan tertatih mengambil tasnya lalu mengambil sepatunya dan melangkah pergi. Memandang sebentar kebelakang, melihat pria yang masih saja terlelap dalam tidurnya itu.

"Aku tidak pernah menyangka kau akan sebrengsek ini taehyung-ah"

***

Menangis.

Satu kata yang bisa ia lakukan. Menangisi dirinya yang sangat sial.

"Kau sangat menjijikan kim jisoo"ucap jisoo menangis didalam bathub yang penuh akan air dan dengan shower yang menyala dan terus membasahinya.

"Seharusnya kau bisa melawan dan pergi, bukan malah menikmatinya hiks"ucap jisoo. Kini ia merasa menjadi orang yang paling menjijikan. Melakukan hubungan badan dengan sahabat sendiri disaat baru beberapa jam melangsungkan pertunangan dengan orang lain.

"Apa yang harus aku lakukan? Eunwoo pasti akan sangat kecewa"isak jisoo.
"AKHHH....."teriak jisoo meremat rambutnya frustasi.

"Hiks... Mengapa ini harus terjadi padaku?"lirih jisoo menangis se jadi jadinya, setelahnya meloroti dirinya sampai atas kepala, dan menenggelamkan dirinya lama.

***

Seorang gadis berjalan dengan begitu anggun sembari membawa sebuah paper bag ditangannya.

🏘 Halfway House 🏘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang