18. indigo

183 7 70
                                    

✓✓✓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✓✓✓

Pagi yang sangat cerah. Afti menatap luar jendela kamarnya yang langsung disuguhkan dengan jalan yang penuh dengan para santri bubaran setelah melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid .

Memang letak kamar Gus Zayyan di lantai 2 ndalem. Oleh karena itu Afti dapat melihat cukup jelas dari atas sini.

"Enak juga ya suasana pesantren, masih pagi disuguhi pemandangan pesona santri, belum lagi ntar suami gue pulang dan salim ala ala..aakhh.. salto guee.." celetuk Afti.

Tok tok tok

"Assalamualaikum," Afti segera duduk membelakangi jendela dan tersenyum lebar ke arah sang suami.

Mencium tangan Zayyan dengan khidmat. Mengambil sajadahnya dan meletakkan di tempat seharusnya.

"Mas aku izin keluar ya, mau bantu umi masak," izin Afti. Ia tidak berani keluar kamar sampai suaminya kembali. Sudah pasti kar na perintah suaminya itu.

"Bareng, saya mau turun juga,"

Mereka turun berdua dengan Zayyan menggenggam tangan Afti selama menuruni tangga rumah.

"Assalamualaikum umi," sapa Afti hangat menghampiri mertuanya itu yang memang sudah cukup dekat sebelumnya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, eh mantu umi, kok turun? Nggak capek setelah acara panjang kemarin?" tanya Hilya perhatian.

"Udah mendingan kok umi," Afti mendekat. "Mau masak apa mi?"

"Sayur sop," jawab Hilya. "Kamu mau bantu?"

Afti mengangguk antusias.

"Kamu bikin dadar jagung sama goreng tempe buat temannya nanti." Afti mengangguk.

Ia mengambil bahan bahan dan mulai mengerjakan yang disuruh Hilya.

"Dira kemana umi?" Tanya Afti memecah keheningan.

"Tadi umi minta gantiin umi buat nyimak yang setoran." Afti mengangguk.

"Besok besok kalau umi lagi repot kamu ya yang gantiin umi,"

"Uhukk uhukk," ucapan Hilya barusan mampu membuat Afti tersedak ludahnya sendiri.

"Eh kenapa?" Hilya segera mengambilkan Afti air minum.

"Hehe.. bukan apa apa kok umi, syik syak syok dikit," jawab Afti nyengir.

Hilya terkekeh ringan. "Gapapa sekalian belajar." Afti mengangguk kaku.

Aduhh.. baru dikasih tau doang, gimana kalau disuruh? Pengsan gue -batin Afti.

KISAH untuk AFTINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang