canvas 1

120 3 0
                                    

prolog

Suara langkah kaki berjalan memenuhi koridor sekolah. dengan raut wajah yang celingak-celinguk entah apa yang ia cari tapi ia menuju ke ruang kosong yang terbengkalai. Dia memandangi ruangan terbengkalai tersebut dengan seakan tidak yakin di dalam dirinya.

Tangannya membuka pintu ruangan tersebut dengan hati-hati. Jantungnya berdekup kencang karena takut. Saat ia membuka pintu ada seseorang yang mengejutkannya dari belakang. "doorrr, hahaha kaget lu" ucap seseorang tersebut.


   bab 1
uks

Dengan bermuka masam sambil memandang orang tersebut, dia menghela nafasnya dan berkata "kaget gua. Ngapain lu ngagetin gua, Kara?". Seseorang itu lalu tersenyum dan menjawab pertanyaan dari temannya itu "ngapain lu berdiri di situ. Mana lagi lu kelihatan takut. Nggak ada namanya hantu, Binar. Ini siang loh"

Binar "lu ngejek gua? gua ke sini karena lu Kara?"
Kara "iya iya sorry deh kalau gitu, jangan ngambek kenapa"
Dengan muka kusut binar menjawab "idih siapa yang ngambek"

Mata Binar melirik sesuatu yang Kara bawa dan menanyakan itu "eh lu bawa apa Kar?"
Kara menjawab "oh ini peralatan untuk lukis. yang mau disimpan di ruangan ini. dan sekarang ruangan ini udah jadi markas kita"
Binar kaget mendengar hal itu dan bertanya kembali "hah, sejak kapan?" 

Kara menjawab "sejak sekarang lah. kemarin gua udah bersih-bersih ruangan ini, sayang kan kalau nggak kepake. eh btw lu gak sama Cakra?" tanya Kara.
Binar mengangkat kedua bahunya dan menggeleng "nggak, gua gak tau dimana tu anak"
Kara "hmmmm gitu, ya udah deh yuk masuk".

Kara membuka pintu itu dengan kunci yang ia bawa. Binar yang bingung melihat Kara memegang kunci dan bertanya kepada kara "lah, pintu nya di kunci?"
Kara menggangguk dan menjawab sambil membuka pintu "ya iyalah masa nggak"
Binar pun bertanya lagi "kuncinya dapat dari mana? Sekolah ngasih?" 

Kara menjawab dengan santai "ngga, kemaren gua bobol pintunya dengan Cakra"
Binar kaget "lah gak ngajak gua"
"kemaren gua udah ngajak lu. tapi kata lu, lu sibuk" ucap Kara
"iya sih tapi kenapa kemaren gak ngasih tau gua. gua kan mau ikutan juga" ucap Binar yang menyesal menolak ajakan Kara kemaren.

"udahlah. udah terjadi juga, yuk masuk" ucap Kara sambil tersenyum.
Kara masuk ke ruangan tersebut di susul Binar di belakangnya. Binar memandang sekelilinya dengan takjub bahwa ruangan terbengkalai itu sangat bersih. tak disangaka teman akrabnya yang bernama Kara itu pun jago dalam bersih bersih. sementara itu Kara menaruh barang barangnya lalu dirapikan. 

tak lama dari itu handphone Binar berdering. Binar memeriksa handphonenya ternyata ada pesan masuk. Binar membulatkan matanya seakan tidak percaya akan pesan yang ia baca. melihat temanya itu Kara pun menghampiri Binar. Kara bertanya pada Binar "kenapa Binar?"
"Cakra masuk uks, Kar" jawab Binar.

"lu serius. ngapain tu anak bisa masuk uks" ucap Kara yang terkejut seakan ga percaya.
"katanya Cakra barantem dengan anak kelas sebelah" ucap Binar.
"nyari bencana tu anak. udah yok ke uks" ucap Kara sambil menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Binar menganggukkan kepalanya setuju dengan pendapat Kara. mereka berdua berlari menuju ke uks. 

sesampainya di uks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sesampainya di uks. mereka berdua melihat Cakra yang sedang diobati dengan anak pmr sambil membidik dengan tatapan tajam ke arah Cakra. setelah Cakra diobati mereka berdua mulai menceramahi Cakra. "lu ngapain sih berantem dengan anak kelas sebelah?" tanya Kara.

"tadi gua lihat anak kelas sebelah, mereka mainin kucing. dan mereka maininya gak pake perilaku kasih sayang antar sesama makhluk" jawab Cakra.
"tunggu-tunggu, gak pake perilaku kasih sayang antar sesama makhluk. maksudnya?" ucap Binar yang bingung.

"iya, mereka mukulin kucing pake kursi kayu sampai kucingnya patah kaki dan semua badannya berdarah" jawab Cakra dengan suara yang kesal. Kara yang tau kalau Cakra udah mulai menaikkan nada suaranya karena emosi pun menenangkan situasi. "udah-udah tenang. Cakra jangan emosi" ucap Kara yang menenangkan Cakra.

"terus kucingnya gimana?" tanya Binar. Cakra yang langsung lesu mendengar pertanyan Binar dan menundukan kepalanya "tadi gua udah cek kucingnya, tapi........" Cakra tak sanggup melanjutkan perkataanya. walaupun begitu, Cakra harus memberi tahu teman temannya "tapi... kucingnya mati" ucap Cakra melanjutkan bicaranya.

sontak mendengar perkataan itu mereka berdua kaget dan mengucapkan "innalillahi, terus?" sambung Kara.
"tadi anak pmr ngecek keadaan kucingnya dan langsung di kubur juga" ucap Cakra yang lesu.
"udah yang tabah ya. lu udah mau bantu kucingnya. yahh walaupun gak sampe nyelamatin nyawa kucingnya. lu udah hebat Cakra" ucap Kara yang menyemangati Cakra.

"sekarang lu mau ziarah makam kucingnya gak Cak? jangan lupa bawa bunganya juga" ucap Binar bermaksud untuk menghibur Cakra walaupun salah caranya.
"eh jangan bercanda lu, Binar. udah tau suasananya lagi sedih" ucap Kara memberi tau Binar.
"iya, gak apa-apa kok. gua juga mau ziarah ke makam kucingnya juga" ucap Cakra sambil berjalan keluar uks.

Cakra berjalan dengan lesu menuju makam kucing disusul kedua teman akrabnya, Kara dan Binar. esok harinya diruang terbengkalai ada seseorang yang membawa beberapa alat sedang membuka pintu ruangan. dengan pakaian seragam sekolah SMA serta hoodie berwarna hitam yang ia kenakan. seseorang itu memerhatikan sekelilignya dengan hati-hati.
siapakah seseorang itu?...........

CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang