canvas 5

24 2 0
                                    

di malam hari, terlihat binar yang sedang bermain bola basket dengan serius. keringatnya bercucuran dan terlihat di matanya ada rasa kesal yang mendalam. ia melempar bola basketnya masuk mengenai ring basket. "kesal banget gua sama dia" ucap Binar sambil menggeram.

sakit

esok harinya, di jam pelajaran sekolah. para siswa memulai pelajaran mereka. guru sedang menerangkan pelajaran, sedangkan siswa pemperhatikan dengan baik. Kara yang sedang memahami pelajaran dengan serius tiba-tiba melihat kursi Binar yang kosong. merasa khawatir di benaknya Kara bertanya pada guru.

"permisih pak, boleh nanya. Binar kemana ya pak?" tanya Kara sambil mengangkat satu tangan kananya. kelas yang dari tadi hening seketika buyar mendengar pertanyaan Kara. 
"Binar? Binar sakit. tadi ada yang ngantar surat sakitnya. kenapa kamu nanyain Binar, Akara?" tanya pak guru. 
"gak ada apa-apa pak" jawab Kara.

mendengar jawaban dari pak guru, Cakra pun mulai bertanya di benaknya "hah, Binar sakit. tapi kemaren masih biasa-biasa aja. ketawa-ketiwi gak jelas".
di markas, Cakra yang sedang duduk memandangi luar jendela sedangkan Kara yang melanjutkan lukisannya. "Cakra, Binar sakit apa ya?" tanya Kara yang khawatir.
"gak tau gua" jawab Cakra.

"kemarin baik-baik ajakan, terus cuacanya juga gak hujan. tapi kok bisa sakit sih" ucap Kara yang lesu sehingga dia tidak melanjutkan lukisannya.
"mungkin vertigo tuh anak, gak biasanya dia kaya gitu" ucap Cakra sambil menatap Kara.
"habis sekolah kita ke rumahnya yuk" ajak Kara.
"ayok, tapi lu bawa motorkan Kara?" tanya Cakra.

"bawa" jawab Kara sambil mengangguk.
sepulang sekolah, di parkiran motor. terlihat Kara yang sedang mengeluarkan motonya, tiba-tiba Cakra datang. " ayok Kara, kita berangkat" ucap Cakra.
Kara menoleh dan berkata "eh, lu gak bawa motor atau apa gitu, Cakra?" tanya Kara.

"ngga bawa, gua tadi pagi di antar pake mobil gua dengan supir" jawab Cakra.
"oh gitu, awas bro gua mau ngeluarin motor" ucap Kara.
mendengar ucap itu Cakra pun meminggirkan dirinya sendiri sedangkan Kara mengeluarkan motornya dengan perlahan dan hati-hati.

Kara menyalakan motornya "udah cepat naik" ucap Kara menyuruh Cakra untuk naik.
Cakra pun menaiki motor Kara sambil berkata pada Kara "eh Kara, habis dari rumah Binar, lu antarin gua pulang ya." ucap Cakra sambil nyengir. mendengar perkataan Cakra, Kara menghelah nafas "iya gua antari lu. belum nyampe rumahnya aja udah ada permintaan dari lu, Cakra" ucap Kara yang menuruti permintaan Cakra.

angin berhembus masuk dari jendela kamar mengenai rambut secara lembut. terlihat Binar yang sedang memandangi luar jendela dengan tatapan kosong. tangan kanannya yang lembut di infus karena mengalami kekurangan cairan di tubuhnya. mukanya yang pucat tidak dapat dibohongi kalau dia sedang sakit.

entah apa yang ia pikirkan sehingga tidak bergeming. Binar Lakuna, yang memiliki arti sinar di ruang kosong, yang di ambil dari diksi. sesuai namanya, dia bersinar di ruang kosong bagaikan mentari yang bersinar menggantikan gelapnya malam.

jago di mata pelajaran biologi dan matematika bembuat Binar menjadi anak olimpiade, tapi sayangnya dia menolak untuk itu dan memilih ekstrakurikuler basket sehingga dia menjadi kapten tim basket. Binar adalah teman baik Kara sejak SD, banyak yang mengatakan bahwa perteman tidak akan bertahan lama tapi, buktinya Kara dan Binar bisa berteman sampai SMA.

memiliki sifat sedikit kekanak-kanakan terutama ngambekan dan manja pada Kara, membuatnya sering di sebut soft boy oleh orang-orang karena Binar orangnya sedikit polos, perhatian, serta lemah lembut. Binar juga termasuk jajaran orang-orang populer di sekolah, karena sifatnya dan kepintaranya.

tiba-tiba suara ketukan pintu memecahkan keheningan. Binar melihat ke arah pintu dan berkata "masuk" ucap Binar yang bingung. pintu itu terbuka, ternyata kedua teman akrabnya berkunjung ke rumahnya. "weh bro udah baikan lu" ucap cakra sambil masuk ke kamar Binar di susul Kara di belakangnya.

Binar tersenyum polos melihat Kara dan Cakra menjenguknya. "Binar, tadi gua dengan Cakra beli sesuatu untuk lu. jangan lupa di makan ya" ucap Kara yang menaruh buah tangan di atas meja belajar Binar. Cakra melihat-lihat kamar Binar yang ternyata banyak buku yang berjejer rapi di rak buku layaknya perpustakaan.

"lu suka buku ya Binar?" tanya Cakra sambil memilih buku yang ingin ia baca.
"ngga, gua gak suka buku. tapi gua suka sama novel karena ceritanya bukan bukunya" jawab Binar yang melihat Cakra.  
Kara melihat Binar yang lesu dan terfokus pada infus yang ada di tangan kanan Binar. "Binar, lu kok di infus, emangnya lu sakit apa?" tanya Kara yang khawatir.

"gua gak apa-apa kok, cuma kecapean aja sama kekurangan cairan" jawab Binar.
"Binar kalau lu ada apa-apa bilang aja ke gua ya" ucap Kara
"iya makasih ya Kar, gua gak apa-apa kok" ucap Binar.
beberapa waktu setelah itu. Binar tertidur lelap, Cakra membaca buku novel milik Binar sedangkan Kara mengeluarkan bingkisan ia bawa untuk susun di piring.

Cakra melihat Binar yang tertidur memberi tau Kara "eh Binarnya tidur tuh" ucap Cakra.
"tau gua, biarin aja dia tidur. namanya juga orang sakit" ucap Kara.
awan mendung yang membawa air hujan telah tampak di atas langit. kilat menyambar bersamaan dengan suaranya yang mengelegar.

"eh Cakra, mau hujan nih. kita neduh di sini aja gak?" tanya Kara.
"boleh, terserah lu aja Kara. gua ngikutin lu aja" jawab Cakra yang asik membaca.

CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang