canvas 6

21 3 2
                                    

angin berhembus pelan diiringi rintikan hujan yang jatuh ke bumi. suara hujan yang indah menenangkan jiwa yang berantakan di dalamnya. suhu udara yang tiba-tiba berubah menjadi dingin namun begitu lembut. bunga dan pepohonan yang basah, yang terkena air hujan begitu indah untuk di pandang.

pluviophile adalah sebutan khusus bagi penyuka hujan. orang-orang biasanya mengeluh saat turun hujan karena takut pakaiannya basah dan kedinginan. sementara itu bagi penyuka hujan, mereka akan berfantasi tentang tetesan lembut air hujan dan suaranya yang indah.

apalagi aroma khas saat hujan turun sangat menyegarkan dan menenangkan hati. petrichor adalah aroma alami yang di hasilkan saat hujan jatuh di tanah kering. 

hujan 

"Cakra, hujan udah berhenti. pulang yuk" ajak Kara sambil memandang ke jendela.
"ayok, kita juga udah lamakan disini" ucap Cakra sambil beranjak dari tempat duduknya dan mengembalikan buku yang ia baca. Kara mengambil tasnya di ikuti Cakra di belakangnya dan keluar dari kamar Binar.

setelah keluar dari kamar Binar, Kara dan Cakra bertemu dengan ibunya Binar untuk pamit "tante, kita berdua pulang dulu ya tante" ucap Kara dengan sopan. 
"iya, hati-hati ya nak. di luar jalanan licin" ucap ibunya Binar sambil menyalim Kara dan Cakra. mereka berdua berjalan keluar dari rumah Binar dan menaiki motor untuk pulang. 

sebelum Cakra menaiki motor, Cakra menagih janji Kara.
"Kara antarin gua" ucap Cakra.
"iya-iya tau gua" ucap kara sambil menghidupkan motornya.

besok harinya, jam pelajaran telah di mulai, tapi karena guru-guru semua pada rapat mengenai masalah, jadi semua kelas pada jam kosong. dan di saat yang sama, Binar masuk sekolah. walaupun masih kelihatan lesu, Binar memaksakan diri untuk sekolah. 

Cakra yang duduk di sebelah Binar berkata "kok lu masuk sekolah sih. padahal masih sakit. liat tuh muka lu pucet sama lemes gitu. kaya gak ada semangat- semangatnya." ucap Cakra yang khawatir. mendengar perkataan Cakra, Binarpun hanya terdiam sambil menempelkan kepalanya di atas meja.

tidak lama itu Kara menghampiri mereka berdua. Kara "eh, kalian tau gak. katanya nanti ada acara festival olahraga". 
Cakra "kagak tau gua".
"iya ada" ucap Binar yang menyela ucapan Cakra.

"tau dari mana lu, Binar?" tanya Cakra.
"pelatih basket gua" jawab Binar.
Kara yang melihat Binar yang masih lemaspun berkata "eh, Binar ngapain lu sekolah, masih sakitkan lu?" tanya Kara.

"pengen aja, di rumah juga gua bengong-bengong doang. gak ada kegiatan juga" jawab Binar
Cakra "kan bisa istirahat, tapi btw kok lu bisa sakit sih? lu kecapean karena apa?"
Binar "kemaren gua latihan basket, tapi ngeforsir tenaga gua jadinya kaya gini"
Kara "maksudnya, tapi emang ada apa sih, kok bisa lu ngeforsir tenaga lu, Binar?"

Binar "jadi gini, kemarenkan waktu beberapa hari yang lalu, guakan ke sport hall. nah disitu gua ngeliat tim gua berbaris coy".

flashback
Binar berjalan menuju sport hall dan melihat timnya sedang berbaris. Binar bertanya di benaknya "ada apa nih, kok perasaan ku gak enak".  Binar masuk ke dalam sport hall dan berjalan ke timnya "ada apa pak?" tanya Binar kepada pelatihnya.

"Binar, kamu tuh jadi kapten itu yang becus. lihat tuh tim kamu gak ada perubahan sama sekali. udah latihan berkali-kali masih aja gak ada kemajuan" ucap pelatih yang menaikkan nada bicaranya.
"tunggu pak, emangnya ada apa? mereka buat kesalahan apa sampai bapak nyalahin saya" ucap Binar yang tidak tau apa-apa.

pelatih itu menatap Binar dengan tajam "sebentar lagi ada festival olahraga yang di selenggarakan di sekolah ini, dan festival itu di ikuti oleh beberapa sekolah lain. di mana mereka memiliki ekstrakurikuler basket yang lebih bagus dari pada kalian" ucap pelatih.

"terus, bapak mau kita menang pas festival itu. pak, menang atau kalah itu biasa. bapak juga jangan nyalahin kita, kalau kita gak punya kemajuan. bapak juga jarang ngelatih kita." ucap Binar yang mengutarakan kebenaran yang terjadi.

mendengar perkataan Binar, pelatih itu menampar Binar dengan kuat. "diam!!! kamu jadi kapten itu nurut dengan pelatih" teriak pelatih yang kesal dengan perkataan Binar.
Binar menatap pelatih dan berkata "oke kalo itu mau bapak. aku sebagai kapten sengaja ngalah saat festival nanti"

"kamu jangan kurang aja...." tiba-tiba bel istirahat telah selesai. pelatih itu pergi tanpa menyelesaikan perkataanya. 
"kak Binar, maafin kita ya" ucap seseorang dari tim Binar yang tenyata itu adik kelasnya.

"udah gak apa-apa kok, bukan salah kalian juga. kalian balik ke kelas aja, toh pelajaran selanjutnya juga mau di mulai" ucap Binar yang menyuruh timnya bubar untuk mengikuti pelajaran berikutnya.

"baik kak, kami permisih dulu" ucap adik kelasnya Binar. mereka semua bubar dari sport hall dan tersisa hanya Binar di dalam gedung itu. Binar memegangi pipinya yang memerah karena tamparan pelatihnya. "udah, gak apa-apa. kamu kuat kok Binar" ucap Binar yang menguatkan dirinya yang rapuh.

CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang