Cerita sebelumnya :
Setelah aku berkata demikian sekilas kulihat bapakku tersenyum sendiri kemudian diapun bangkit dari duduknya sambil membawa piring kotornya ke cucian piring.
“Hahahahah kena kamu pak” Ujarku membatin
•
•
•
•
•Lanjutan Cerita :
Waktu menunjukan pukul 17.45 akupun segera berpamitan ke masjid kepada kedua orang tuaku ini.
“Pak, Bu wahyu berangkat ke masjid dulu ya”
“iya hati-hati ya yu”
Ibu Pun mengantarkan ku sampai di pintu teras.
Dengan langkah santai aku pun berjalan menuju pintu gerbang, setelah menutup pintu gerbang dan dirasa orang tuaku sudah masuk kedalam rumah, seketika akupun merutuki kebodohanku karena terburu-buru sampai lupa untuk membawa hp yang rencananya ku gunakan untuk merekam kegiatan yang akan dilakukan oleh kedua orang tuaku nanti. Akupun kembali masuk ke pekarangan dan berjalan mengendap-endap menuju belakang rumah dimana terdapat pintu yang menghubungkan antara dapur dengan halaman belakang.
Setelah sampai di teras belakang akupun membuka pintu tersebut dengan hati-hati agar tidak menimbulkan bunyi dan setelah pintu terbuka sedikit akupun mengintip untuk memastikan apakah ada orang di dapur atau tidak. Dirasa keadaan aman terkendali dengan kaki yang agak bergetar akupun masuk dengan mengendap-endap secara perlahan seperti pencuri menuju ke bagian ruang tamu. Saat mulai mendekati pembatas antara ruang tamu dan dapur akupun mulai mengintip diantara kain gorden yang digunakan sebagai pengganti pintu untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh ibu dan bapakku. Dapat aku lihat kedua orang tuaku duduk di kursi ruang tamu sedang mengobrol, untungnya posisi mereka saat ini tidak terlalu jauh dari posisiku mengintip sehingga aku bisa mendengar percakapan dari kedua orang tuaku.
“Ayok buk bapak mohon mumpung wahyu lagi pergi ke masjid tolongin bapak, bapak udah enggak tahan ini” ujar bapakku memelas
“Aduh pak-pak, enggak habis-habis minta gituan. Inget sudah tua” balas ibuku
“Tua-tua begini masih kuat lo buat ngangkat ibuk. Buktinya ibu saja minta udahan terus waktu ngentot padahal bapak baru keluar sekali sedangkan ibu sudah keluar empat kali” ujar bapakku
Mendengar omongan dari bapakku seketika membuatku kagum dan semakin membuatku ingin merasakan kegagahan dan keperkasaan dari bapakku itu.
Ibuku Pun mulai mengalah atas permintaan dari bapakku itu.
“Yasudah sini ibu bantu, tapi sekali saja ya. Ibu capek pengen tidur”
Dengan wajah berseri-seri bapak pun langsung membuka baju yang membalut tubuh gempal nya kemudian menaruh kedua lengannya di belakang kepala yang digunakan sebagai bantalan sehingga terpampang lah otot lengannya yang begitu padat dan lebatnya bulu yang menghiasi ketiak dari bapakku itu.
Ibuku pun mulai memposisikan badannya tepat berada ditengah-tengah antara kedua paha bapakku yang terbuka lebar kemudian kulihat ibuku mulai membuat gerakan seperti membuka lipatan sarung yang digunakan bapakku dan setelah itu akupun melihat tangan ibuku mulai membuat gerakan seperti mengocok menggunakan kedua tangannya secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.
Melihat kejadian tersebut di satu sisi aku merasa sangat kesal kepada ibuku karena tubuhnya menghalang pemandangan dari kejantanan bapakku sehingga aku tidak bisa untuk melihat seberapa besar kejantanan yang sangat aku idam-idamkan dan disisi lain timbul rasa iri dan dan cemburu di hatiku karena tidak bisa menikmati dan memegang sendiri kejantanan dari bapakku apalagi aku lupa membawah hp yang rencananya akan aku gunakan untuk merekam kegiatan panas yang sedang orang tuaku lakukan. Akupun hanya bisa pasrah dan hanya bisa melihat ekspresi wajah dari bapakku yang sepertinya sangat keenakan sedang dikocok oleh ibuku pelayanan dari ibuku dibuktikan dengan suara desahan yang dikeluarkan dari mulut bapak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]. Mendambakan Kehangatan Dari Tubuh Bapak
RomancePERINGATAN!! Cerita ini bertemakan gay dan sejenisnya jadi jika ada dari kalian yg tidak menyukai cerita bertema ini dipersilahkan untuk diskip saja. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• PROLOG : Kisah lika-liku perjalanan dari seorang p...