Sudut Pandang Bapak

6.9K 104 6
                                    

POV BAPAK ON

Karena istriku sedang datang bulan menyebabkan nafsu birahiku tidak bisa tersalurkan sehingga membuatku kurang bersemangat serta uring-uringan, akupun terus berusaha meminta kepada istriku ini untuk mengocok kan kejantananku saja agar bisa meringankan nafsuku tetapi permintaanku terus ditolaknya karena situasi dan kondisi di rumah yang tidak mendukung.

Saat makan malam selesai, tiba-tiba saja anakku meminta ijin untuk sholat magrib bersama teman-temannya, mendengar hal itu seketika membuat hatikupun bersorak gembira karena mendapatkan kesempatan untuk menuntaskan hasratku ini. Ahh memang anakku yang terbaik tau saja jika bapaknya ini sedang ingin berduaan dengan ibunya.

Singkat cerita saat anakku telah berangkat akupun mulai menarik tangan istriku dan aku tuntun agar duduk bersebelahan denganku dikursi ruang tamu. Akupun kembali membujuknya agar mau membantuku untuk menuntaskan hasratku ini dan untungnya istriku pun mau.

Pada saat aku menikmati kocokan dari tangannya, istrikupun mengeluh bahwa tanganya sudah merasa lelah dan pegal. Akupun hanya bisa menyemangatinya dan mulai fokus untuk segera mengeluarga isi dari kontolku ini. Memang karena staminaku yang kuat membuatku lama untuk keluar apalagi hanya mengandalkan kocokan dari tangannya saja seakan kenikmatan yang aku dapatkan itu kurang karena kejantananku seakan ingin merasakan jepitan dan kehangatan dari lubang memek.

Teringat masa-masa sewaktu aku baru menikah dengan istriku. Dengan hebatnya istriku bisa mengimbangi nafsuku ini hingga kami melakukan hubungaan badan sampai menjelang subuh tetapi sekarang setiap kali aku dan istriku berhubungan badan sungguh aku merasa tidak puas karena istriku selalu mengeluh dan meminta untuk berhenti padahal aku baru saja keluar sekali sedangkan dia sudah keluar sampai empat kali. Akupun hanya bisa mengalah saja dan menyudahi kegiatan hubungan badan kami.

Jujur karena merasa tidak terpuaskan secara batin, aku pernah memiliki pemikiran untuk berselingkuh tetapi untungnya akal sehatku masih berkerja apalagi mengingat sekarang aku sudah memiliki keluarga kecil yang sangat aku sayangi.

Singkat cerita batang kejantanan ku pun segera akan muncuat dan AGRHHH akhrinya aku mengalami pelepasan sampai membuat daster dari istriku ikut terkena semburan pejuhku. Setelah mengalami pelepasan akupun beristirahat sebentar untuk mengumpulkan tenaga.

“Cepat bersih-bersih pak keburu wahyu dateng” ucap istriku sambil pergi menuju kamar mandi.

Dirasa tenagaku sudah kembali akupun pergi kekamar mandi namun aku berpapasan dengan istriku yang hanya menggunakan handuk yang dililit menutupi badannya. Melihat pemandangan itu seketika nafsuku bangkit kembali.

Melihat kontolku yang masih tegang, istriku hanya bersikap cuek saja sembari memberi tahuku tentang

“Pak tadi ibu pas mau buka pintu belakang ternyata belum ke kunci, lain kali cek dulu semua pintu dan jendela apa sudah ke kunci atau belum untung enggak ada yang masuk tadi lewat belakang”

“Aduh maaf bu bapak kelupaan”

“Iya sudah lain kali jangan diulangi, ibu pergi ke kamar dulu ya pak langsung mau tidur”

Saat istriku berjalan menuju kamar, akupun kembali memeluk tubuhnya dari belakang dan memasukkan kejantanan ku kedalam handuknya lalu menggesek-gesekan kejantananku yang sudah tegang di bongkahan pantatnya.

“Bu kontol bapak masih tegang ni, minta sekali lagi boleh enggak?”

“Aduh pak lihat jamnya itu, sebentar lagi wahyu datang terus bapak kan mau melaut. Kapan-kapan aja lagi dilanjutkan”

Mendengar jawaban itu aku hanya bisa menghela nafas dan menuju ke kamar mandi untuk melaksanakan mandi wajib serta mencuci daster istriku dan sarungku yang terkena siraman pejuh.

Setelah mandi dan menjemur pakaian, aku mendengar salam dari anakku yang ternyata sudah datang. Akupun bernafas lega untung saja anakku lama datang jadinya aku bisa meringankan nafsu birahi ku.

Mendengar alasan dari anakku yang pulang terlambat, sebagai orang tua akupun menasehatinya agar tidak mengulanginya lagi.

“Kecuali pada saat-saat seperti ini sih tidak apa” ucapku didalam hati.
Setelah memberi nasehat dan alasan sedikit akupun menuju kamar untuk berganti pakaian dan setelah semua siap akupun bergegas menuju pantai dan tidak lupa untuk berpamitan kepada anakku.

Saat sampai di pantai kedatangan akupun disambut oleh rekan-rekan nelayanku.

Pak Didin : “Wah seger banget keliatannya pak dede pasti sudah dapet jatah dari istrinya nih”

Pak Dede : “Hahah sampean bisa aja din, ya lumayan lah buat ngilangin pening di kepala”

Pak Agus : “Betul banget itu pak dede, untung saja tadi anak saya si asep pulangnya agak lama jadinya saya bisa minta indihoy sama istri saya terus dilanjutin pas si asep sholat di masjid”

Pak Yusuf : “Wahh sampean sama kek aku bang, aku mainnya sampe dua kali tadi dengan istriku”

Pak Didin : “Ahh masak cuman dua kali aja, aku dengan istriku aja main sampek empat kali”

Mendengar percakapan mereka seketika membuatku sangat iri karena mereka bisa bermain dengan puasnya sedangkan aku cuman dikocok saja itupun cuman sekali.

Pak Dede : “Ya orang anak sampean masih kecil din jadinya bisa leluasa sampean main sama istri enggak kayak aku yang mesti sembunyi-sembunyian main sama istri supaya enggak ketahuan anakku”

Pak Yusuf : “Betul itu pak, kan malu kalo ketahuan sama anak”

Pak Agus : “Sudah-sudah ngobrolnya, sekarang mending kita langsung berangkat melaut”

POV BAPAK END

[1]. Mendambakan Kehangatan Dari Tubuh BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang